10. Dia

2.1K 88 2
                                    

Happy Reading!!!

Yeee hari ini adalah hari pernikahan Natasya. Pemberkatan pernikahannya sudah berjalan dengan lancar tadi di gereja Katredal, karna Dennis seorang Katolik.

Aku sangat bersyukur sekali, karna akhirnya Natasya melepas masa lajangnya. Penantian panjangnya akhirnya kesampaian dia menikah dengan Dennis. Dennis ini cinta pertama dan terakhir Natasya.

Dennis dan Natasya pacaran sudah selama 10 tahun, makanya tadi ku bilang penantian panjang, karna Natasya sangat sabar menunggu Dennis tamat mengambil dokter bagian bedah.

Itu sangat penantian panjang sekali, apalagi mereka saat itu LDR, dan Natasya sempat goyah pada Dennis, karna sikap Dennis yang cuek dan workholic. Ditambah pada saat itu ada seorang pria datang di hadapan Natasya yang lebih menjanjikan.

Behh Natasya sempat goyah dan stress pada saat itu, tapi yah balik lagi. Umur, rezeki, dan jodoh itu emang di tangan Tuhan banget.

Buktinya sekeras apa badai menerpa dan cobaan itu datang, akhirnya mereka tetap bertahan dan dipersatukan bukan. Apalagi orangtua Natasya ingin sekali Natasya cepat nikah karna dia anak tunggal. Emang luar biasa banget deh mereka.

Aku dan Satrya saat ini sudah berada di hotel dimana digelar resepsi pernikahan Natasya dan Dennis. Aku dan Satrya memakai bahan baju yang dari Natasya.

Aaah kenapa aku jadi suka memakai baju couple seperti ini ya. Nanti setelah menikah aku akan menjahit banyak baju couple seperti ini, kan bagus jikalau nanti aku dan Satrya akan ada pertemuan atau menemani Satrya bertemu dengan koleganya, pasti akan sangat manis. Huh jadi ga sabar.

Aku dan Satrya baru saja naik dari atas pelaminan untuk memberikan selamat pada Dennis dan Natasya, kami ingin menuju ke stand makanan.

"Aku ke toilet dulu ya, kamu duluan deh nanti aku nyusul." Tiba-tiba aku ingin ke toilet untuk buang air kecil.

"Perlu aku temani?"

"Aku bukan anak kecil yang akan tersesat apabila tidak ditemani orangtuanya." Satrya tetawa, kemudian mengecup keningku.

"Baiklah, hati-hati sayang, jangan lama-lama ya." Aku tersenyum dan menganggukkan kepalaku.

Kemudian aku keluar dari balroom tersebut dan menuju arah toilet, aku tersenyum pada beberapa orang yang tersenyum padaku, dan akhirnya aku berhenti karna menatap seseorang yang ku kenal.

Dia seseorang yang mengajarkan aku cinta, yang mengenalkanku pada seisi dunia, yang mengajariku mencintai seseorang, yang mempunyai tempat paling dalam dilubuk hatiku, dia seseorang yang selalu mampu memporaporandakkan hatiku begitu kuat, dia seseorang yang selalu mengajariku dalam banyak hal, dia seseorang yang selalu membuatku tertawa, dan dia juga seseorang yang membuatku bahagia. Tapi semuanya itu dulu. Dan dialah orang yang paling ku benci, orang yang selalu ingin ku musnahkan di dunia ini, dan dialah orang yang berhasil membuatku sangat hancur sampai berkeping-keping dan rasanya tulangku remuk seperti ikan tuna yang tak bertulang.

Aku tidak tau lagi bagaimana mengekspresikan dirinya di dalam hidupku. Aku muak semuak-muaknya, tapi ada perasaan rindu yang sangat mendalam di dalam hati ini. Hati ini berkhianat hati ini berkhianat atas apa yang ku pikirkan. Aku benci hati ini, aku benci semua ini, aku juga benci pria yang berdiri dihadapanku ini tapi aku juga merindukannya. Apakah aku salah?

Tapi semua ini, semua ini ga benar dan hal ini salah! Dia seharusnya orang yang harus ku hindari dan musnahkan. Dia seharusnya orang yang harus ku benci, karna dia sudah sangat menghancurkanku, orang yang berhasil membuatku hampir kehilangan nyawa! Pria itu bernama Devano Nuraga! Seseorang yang menjadi masa laluku, tapi entah mengapa sekarang datang kembali masuk kedalam pikiran dan hatiku.

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang