6. Teman Satrya?

2.5K 72 1
                                    

Happy Reading!!!

Tepat jam delapan malam, Satrya mengetuk pintu kamarku. Satrya memakai kaos warna putih, jaket hitam, celana pendek dan sepatu putihnya.

Kami pergi ke rumah makan yang khusus seafood. Aku dan Satrya sama-sama pecinta seafood. Jadi kami memesan sebanyak-banyaknya makanan favorit kami. Setelah kami makan malam. Kami mencari jagung bakar, aku ingin memakan jagung bakar.

Akhirnya kami berhenti di pinggir jalan, kami memesan dua jagung bakar dan teh hangat. Kami duduk di lesehan yang disediakan. Saat malam hari pemandangan disini sangat bagus. Apalagi melihat bagaimana lampu-lampu yang berjejer seperti bintang.

Dan saat ini langit juga tampak cerah. Banyak bintang yang sedang menemani kami saat ini. Aku juga sedang berada didalam pelukan Satrya. Huh rasanya nyaman sekali. Aku jadi teringat pembicaraanku dengan Ayah. Bagaimana aku ngomong sama Satrya? Apa aku langsung bilang kata Ayah kamu udah minta restu sama Ayah terus kapan kamu mau melamarku secara resmi? Ohh tidak mungkin aku bilang seperti itu langsung pada Satrya. Lalu bagaimana caranya?

"Kamu sayang ga sama aku?" Tiba-tiba aku menanyakan hal ini pada Satrya, padahal aku tau jelas apa jawabannya.

"Kenapa kamu nanya kayak gitu?"

"Gapapa jawab aja, aku mau tau." Satrya tertawa.

"Kamu udah tau jawabannya sayang, kamu juga tau pasti bagaimana perasaan aku sama kamu. Tanpa kamu tanya bagaimana perasaanku, kamu udah tau bagaimana rasa sayang dan cinta aku sama kamu."

Iya Satrya benar, tanpa Satrya bilang aku udah pasti tau bagaimana perasaan Satrya. Tapi aku jadi berpikir apakah Satrya juga tau bagaimana perasaanku padanya? Terkadang aku ingin bertanya padanya, tapi entah kenapa disatu sisi lain aku enggan untuk menanyakan hal itu.

"Sayang, kamu kenapa?" Satrya menatapku, aku kembali meletakkan kepalaku didadanya dan dia memelukku.

"Gapapa kok. Oh iya Ayah sama Bunda udah nanya kapan kita nyusul Mas Angga."

"Sabar ya sayang." Udah Satrya hanya jawab itu saja, tidak ada jawaban lain. Mungkin Satrya benar, aku harus sabar. Mungkin ada hal lain yang mau Satrya kerjakan dulu.

"Yaudah kalau kamu maunya kayak gitu." Aku tidak mungkin marah ataupun mendesak bukan?

"Oh iya, besok temeni aku ketemu sama teman-teman SMA aku ya. Mereka tau aku di Bandung jadi mereka mau ketemu soalnya. Sekalian mau tau pacarnya Satrya Bagaswara katanya." Satrya tertawa menyebut namanya sendiri. Aku melepaskan diri dalam pelukan Satrya dan menatapnya.

"Kamukan tau aku paling ga suka buat dikenalin kayak gitu, lagian aku udah kenal teman SMA kamu."

"Siapa? Reynaldi?" Aku menganggukkan kepalaku.

"Reynaldi ga masuk hitungan sayang, dia emang sahabat dekat akukan. Kali ini satu kelas aku sayang. Kamu selalu nolak saat aku kenalkan dengan teman-temanku. Padahal teman-teman kamu udah kenal aku loh, masa iya sih teman-teman aku ga kenal sama kamu. Akukan juga mau teman-teman aku kenal sama kamu sayang."

"Tapikan aku---... "

"Sayang please, mau ya? Aku selalu loh ikut acara kamu sama teman-teman kamu. Kali ini aja, ikut ya, aku udah janji ke mereka bakalan ajak kamu." Sebenernya aku ga suka ada acara kayak gini pasti di ledekin, pasti dicuekin, pasti garing banget.

"Tapi kamu jangan biarin aku sendiri dan jangan cuekin aku ya?"

"Iya sayang, kapan sih aku cuekin kamu. Saat ada pertemuan bisnis aku ga pernah loh cuekin kamu."

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang