1.3 ndak bisa akurita

9K 1.9K 181
                                    

Pe kabar u pembaca Om Jongin yang budiman HEHEH. Sorry baru up, karena gue kemarin minggu kuis.



Roti yang gue makan tadi pagi tuh cuma buat ngotorin gigi doang. Kenyang kagak. Makanya gue laper dan lerut gue meronta berteriak meminta asupan bergizi 4 sehat 5 sempurna.

"Mau makan dimana?"

Perasaan gue mah ya, gue belum jawab. Tapi dia udah nanya mau makan dimana aja. Bahkannn, dia udah muter balik dari arah Cucel yang dimana tempat gue singgah.

"Terserah deh. Yang ngenyangin tapi."

Jawab gue pada akhirnya. Ya abisan? Gue laper. Belum tentu dirumah Si Om ada makanan ye kan?

Kan aqu lagi sick guys.

"Ke Mariana Wawaw Mall aja ya? Kita makan di Wingstop aja. Gimana? Apa mau yang lain?"

"Okee boleh."

Untung semua bokap dari asli sampe palsu sudah transfer HEHEHE.

Kak Minggyu keluar setelah memarkirkan mobilnya. Ketika gue ingin membuka pintu gue, Kak Minggyu sudah membukakan duluan. Gue nya bingung.

"Ngapain lo?"

"Bukain pintu buat lo!"

"Ya elah. Timbang buka pintu juga gue masih bisa kali. Jangan nge treat gue macam nenek nenek deh ah."

"Iyaudah iya." Jawabnya lalu kita berjalan ke dalam Mall.

Sebenernya badan gue lumayan lemes. Mungkin karena belum makan yang bikin gue kenyang kali ya jadi begini. Kita dijalan sama-sama diam. Ketika sampai di tempat makan, Kak Minggyu langsung memesan.

"Lo mau apa?"

"Rice combo sama double chocomelt aja. Minumnya diganti sama ice lemon tea." Jawab gue ke Kak Minggyu.

"Itu Mbak yang di ucapin sama dia tadi. Sama tambahannya Cajun rice set nya satu, drumstick satu sama boneless wings satu. Dan french fries nya satu minumnya coca cola."

"Siap Mas, semuanya jadi...." mbak nya menyebutkan berapa harga yang harus dibayar. Dan ketika gue ingin membayar bagian gue Kak Minggyu menahan.

"Gak usah. Biar gue aja yang bayar. Sebagai permintaan maaf. Lagipula ini gak seberapa."

Gaya lo tong.

Yaudah duit gue aman berarti.

Kita duduk di meja sambil menunggu pesanan kita datang. Sebelum makanan datang kita sibuk dengan ponsel masing-masing. Gak ada yang ngomong sampai makanan yang kita pesan datang.

"Kak, lo gak pernah makan?" Tanya gue karena banyak banget woy???

"Buat segini cowok mah biasa, gak banyak. Udah makan. Nanti lo pingsan gue yang repot lagi." Ucapnya.

Kita makan sambil berbincang. Sebenernya masih seputar ospek tadi sih.

"Lo pake sakit sih! Nanti tuh bakal ada banyak artis tau!"

"Yaudah lah ya. Artis yang mau ketemu sama gue bukan gue mau ketemu sama artis."

"Dih? Pede banget lo."

"Lo jurusan apa?"

"Pajak."

"LAH!"

"Apa yang lah?"

"Gue juga. Wah kacau nih!"

"Apanya yang kacau?"

"Bakal ketemu lo terus dong anjir."

"Kenapa lo gak suka?"

"Biasa aja. Makannya udah selesai belum? Kalau udah kita balik anterin lo sekarang."

Baru gue menjawab tapi handphone gue berbunyi mendapati nama Om Poopy di handphone gue.

Gue mengangkatnya.

"Halo?"

"Kamu dimana? Kenapa belum pulang? Katanya sakit!"

Lah kenapa situ marah-marah?

"Lagi di Mall."

"Mall mana?! Udah tau sakit masih aja kelayapan. Cepet pulang! Atau saya jemput?!"

"Gak, pulang ini sekarang." Ucap gue dan setelahnya mematikan telpon kita.

Kak Minggyu sempat melihat gue heran karena gue ngedumel sendiri.

"Kenapa lo?"

"Bete. Lagi sakit malah di marahin."

"Dimarahin gimana? Sama yang tadi telepon?" Tanyanya yang gue angguki.

"Ah gatau ah!"

"Rumah lo yang mana nih?"

Iya, kita udah otw ke rumah tempat gue singgah sedaritadi Kak Minggyu nanya. Baru gue mau jelasin arah detailnya. Tapi gue tinggal nunjuk satu objek aja.

"Noh, yang ada laki-laki tua berdiri di pager make tampang muka mau nabok."

"Tua? Mana? Itu adanya cowok yang itu tuh. Mayan lah tapi masih gantengan gue. Yang itu?"

"Iye."

"Kayaknya gue kenal itu siapa.."

"Siapa?"

"Lupa."

"Pea."

"YEU!"

"Udah ah. Makasih yah udah anterin gue."

"Iya gue juga makasih lo udah maapin gue. Gih istirahat. Besok lo ospek lagi dan ketemu gue lagi.. hehe."

"IH MALES."

"Gue ribetin baru tau rasa lo!"

"Lah? Gue bilang Mas Jonghyun."

"Ngancem aja terus."

Tok! Tok!

Kaca bagian gue terketuk menampilkan Om Jongin. Kak Minggyu juga kaget karena tiba-tiba gitu dia datengnya.

"Kayaknya gue turun sekarang deh. Thanks ya sekali lagi!"

"I-iya! Bye!"

Gue keluar dari mobil Kak Minggyu dan setelahnya Kak Minggyu membuka kaca mobil untuk berpamitan sama Om Jongin.

"Mas, balik dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam." Walaupun mukanya lagi bete. Tapi dia tetep menjawab salam.

Ajib.

Gue berjalan memasuki rumah dengan diikutin Om Jongin di belakang. Sesampainya gue ditangga, Om Jongin mengeluarkan suara.

"Katanya sakit. Tapi saya liat fine fine aja tuh."

"Emang gue fine fine aja." Balas gue.

"Malahan kamu malah jalan-jalan sama cowok ya?"

"Terus apa urusannya?"

"Terus apa urusannya?" Dia mengulangi perkataan gue dengan nada bertanya tapi kesal.

"Iya. Apa urusan Om kalau gue pergi sama cowok? Yang penting gue gak pulang terlambat kan? Bahkan gue pulang lebih awal."

"Terus saya pulang buru-buru pas dikabarin sama Jonghyun percuma gitu?"

"Siapa suruh pulang buru-buru? Gak ada."

"Saya mau menjaga kamu tapi yang saya dapat malah kamu ngeyel dibilangin. Haha." Tawanya sarkis membuat gue melihat Om Jongin sebentar.

"Lagipula juga cuma pingsan. Gak lebih. Ini sekarang udah sehat."

"Saya bawain bubur buat kamu. Mau makan apa enggaknya terserah. Saya kembali ke kantor." Dan dengan begitu Om Jongin pergi meninggalkan gue dirumah sendirian.

Aduh sistur kayaknya akika gak bisa akurita bersama Om Poopy...

Om JonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang