3.6 happy in our own way [extra chapt]

6.1K 817 191
                                    

Vomment jangan lupa coy!

"Dek, ayo cepet Mami udah ditungguin sama yang lain."

Suara Mami terdengar kembali ke telinga gue. Sebenarnya nggak hanya gue yang mendengar suara Mami. Melainkan satu rumah.

"Bentar, lagi masukin barang ke tas!" Gue menanggapi teriakan Mami.

Setelah selesai mengambil barang yang ketinggalan, gue segera mengahmpiri Mami yang memang sudah menunggu gue.

"Kamu tuh ambil apa sih?" Mami kembali bertanya ketika gue sudah menjalankan mobil untuk keluar dari perumahan kita.

"Power bank."

"Kan di mobil bisa ngecas, Dek?"

"Ya kan aku nggak di mobil terus Mi."

Oh iya, hubungan gue dengan Mami sudah sangat berjalan dengan baik. Mungkin sudah lima tahun yang lalu?

Mami sekarang sudah banyak perubahan yang membuat gue senang. Tentu aja nggak hanya gue, tapi semua anggoga keluarga gue. Dari Mas Jonghyun, Hyunbin, Haechan, Samuel dan Winwin.

Kalau kalian nanya gimana kabar mas dan ke-empat adik gue, mereka semua juga baik. Hyunbin udah mulai menjalani internshipnya. Samuel, Winwin dan Haechan kini juga sudah memasuki babak jenjang pendidikan yang baru yaitu kuliah. Kalau Mas Jonghyun... Dia udah nikah oleh pilihannya yaitu Mbak Hyuna.

Sayang, Winwin harus menempuh kuliahnya di China. Baba Qwaylee mau Winwin menemani neneknya disana. Samuel sekarang sih masih kuliah di Jakarta, tapi tahun depan dia akan melanjutkan di Australia. Gitu deh, Samuel ngambil KKI di salah satu Universitas dimana gue kuliah dulu.

"Kamu abis ini kemana?" Mami bertanya ketika kita sampai di tempat tujuan.

"Nggak tau, cari angin aja."

"Cari angin apa ngapel?" Tanya Mami sedikit curiga. "Malam minggu masa nggak kemana-kemana?"

"Udah sana, ditungguin tuh ama ibu-ibu pengajian lainnya." Gue mengatakannya sambil menunjuk salah satu teman Mami yang sudah melihat Mami sampai.

"Lah! Bu Haji Markonah?! Ya udah Dek. Mami pengajian dulu ya. Kamu pulang jangan malem-malem. Ngerti nggak?"

"Iyaa, nanti Mami pulang dijemput Hyunbin kan?" Gue kembali memastikan. Takut-takut salah.

"Iya, Mami udah bilang juga sama Hyunbin. Assalamualaikum Dek. Hati-hati kamu," dan akhirnya Mami turun dari mobil.

Cuma mau ngasih tau aja. Selama enam tahun kebelakang Mami sudah membenahi dirinya. Ia sudah memakai jilbab dan ia juga sering datang ke pangajian untuk menambah wawasan mengenai agama.

Mami juga udah bilang sama gue, sebenernya nggak sama gue, tapi sama semua anak-anaknya. Bahwa ia mengaku salah dulu. Kelakuannya dulu memang jauh dari kata benar. Mami juga mengatakan bahwa ia pernah menjadi pelakor dan lain sebagainya.

Malam itu seakan malam pengakuan dosa Mami terhadap kami -anak-anaknya. Dan juga berkahir dimana hubungan kita semua semakin membaik dan benar-benar terasa lebih seperti keluarga yang sebenarnya.

Enam tahun.

Lama ya?

Lama banget. Tapi tahun-tahun itu bisa gue lewati. Walaupun sambil merasakan sakit, gue juga menyembuhkan diri gue dari rasa sakit itu.

Nggak usah gue perjelas kan sakit karena apa?

Karena gue pikir kalian tahu betul. Mengucapkan namanya saja kadang masih membuat sedih. Bagaimana gue menceritakannya?

Om JonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang