Vomment yeu^__^
Sejujurnya gue masih bingung sih kenapa Lucas meminta gue untuk bersikap baik dengan Om Jongin.
Tapi disini gue hanya ingin berpikiran positif. Kalau gue jadi anak baik dan nurut pasti kejadian kemarin-kemarin gak bakal kejadian.
Malam tadi ketika gue memeluk dia dan juga dibalas dengan erat oleh Om Jongin, kita berdiam sekitar sepuluh menit?
Karena dia gak mau lepasin dan semakin mengeratkan pelukannya. Sampai gue pun mengeluh karena pegel tapi dia malah memangku gue tapi dengan keadaan dia masih memeluk gue.
Tau pelukan kita terlepas karena siapa? Karena Lucas.
Dia ngegedor pintu kamar Om Jongin sambil teriak.
"WOY UDAHAN KHILAF BARU TAU RASA LO BERDUA!"
Thankseu Bro.
Karena pegel badan gue di kekep.
Hari ini gue ada kelas siang, jadi ya gue rencananya mau nyoba masak-masak. Untung aja sih kulkas di rumah sini tuh lengkap dengan bahan-bahan.
Gue sedikit tersentak ketika ada yang mengalungkan tangannya dia sekitaran leher gue.
"Gak kuliah?"
Ya kalian tau lah siapa orangnya.
"Nanti siang." Jawab gue sambil melanjutkan acara masak-masak gue.
"Masak apa?" Tanyanya lagi. Kali ini kepalanya semakin menelusup ke leher gue.
"Ayam goreng kecap." Jawab gue sambil merinding. Ya gimana enggak? Dia napas di leher gue?
Dia masih aja meluk gue dengan posisi begini.
"Aduh, awas dong Om? Gak bisa masak nih!"
Dia masih diam.
"Ini apaan dah? Geli tau!" Sungut gue dan dia akhirnya mengangkat kepalanya.
"Masak yang enak, ya." Ucapnya sambil mencium rambut gue lalu dia pergi.
Woy? Dag dig dug gini gue?
Inget Nab, cukup lo nurut dan baik lo bakal dapat ketenangan.
Gue kembali melanjutkan masak karena juga sebentar lagi gue harus siap-siap buat berangkat kuliah.
Setelah masakan gue selesai, gue langsung taro di piring dan bergegas buat mandi,
Setelah mandi dan cakep-cakep gue langsung ke bawah buat makan.
Ketika gue turun, gue mendapati Lucas dan Om Jongin sudah duduk di meja makan berhadapan dan pelotot-pelototan.
Tangan Lucas mulai kedepan buat ngambil ayam, tapi Om Jongin langsunh nabok tangannya.