Vomment yeu^___^
Gue rasanya tadi malam beneran ingin ngadu sama Mas Jonghyun. Perihal yang di mobil. Tapi gue masih mikir, Mas Jonghyun pasti langsung kalap dan bergegas mendatangi gue.
Daripada terjadi apa-apa. Jadi gue memilih untuk diam kalau memang sampai semakin parah mau gak mau gue akan ngomong sama Mas Jonghyun.
Keesokan harinya gue berangkat pagi. Gue rencana ingin skip sarapan dan memilih beli apapun yang bisa menjanggal perut gue sampai makan siang nanti. Tapi Tuhan berkata lain.
Om Jongin udah ada di meja makan dengan di depannya yang terpampang makanan.
"Sarap—"
"Gue gak sarapan. Ada tugas yang harus di selesaiin di kampus." Ucap gue sebelum dia menyuruh gue untuk sarapan dengan dia which is gue masih gak mau berhadapan dengan dia.
Baru gue mau jalan tapi suara Om Jongin bikin gue gak mau ngampus rasanya.
"Saya anter." Ucap dia sambil melangkah di depan gue.
Sebenernya lucu. Gue dengan berjalan kaki bakalan sampe hanya dengan waktu lima menit. Tapi Om Jongin dengan ide nya mau mengantar gue dengan mobil dan berakhir terkena macet.
Mood pagi gue udah ancur aja.
"Kamu kelas jam berapa?"
"Delapan." Jawab gue.
Yang berarti sepuluh menit lagi.
"Tugas kamu kerjain di mobil aja. Ini sepuluh menit lagi sampai paling di kampus."
Gue mengeluarkan peralatan nugas gue dan mulai mengerjakannya di dalam mobil. Walaupun susah tapi tetep gue harus kerjain.
Sebenernya udah selesai tapi biar gue gak kelihatan bohong aja.
Handphone gue berbunyi dan menampilkan nama Kak Mingyu yang langsung gue angkat.
"Halo?"
"Halo? Dimana? Kok belum sampe kelas?"
"Di jalan. Emang lo di kelas gue?"
"Iya gue ikut kelas lo karena ada yang ngulang."
"Ooh."
"Udah sampe mana?"
"Gerbang kampus nih, bentar lagi sampe."
"Lo nanti duduk sebelah gue ya?"
"Iya atur aja. Btw Kak Mingyu, belum ada dosen datang kan?"
"Belum, santai. Gue tunggu yaaa, byee!"
"Yaa bye!"
Sambungan telpon mati dan gue membereskan tugas ala-ala gue. Om Jongin memakirkan mobilnya dan gue bersiap untuk turun.
"Selesai kelas jam berapa hari ini?"
"Jam lima sore kali."
"Saya jemput. Jangan kemana-mana."
"Gak us—"
"Jangan bantah. Udah sana masuk udah telat." Katanya dan gue langsung keluar dari mobilnya.
Anjir, gue gak mau di jemput dia. Pagi ini aja gue berusaha ngehindarin dia tapi malah gue di anterin sama dia.
Gue beneran gak mau. Gue harus gimana?
Tapi dari ucapan tadi dia kayak serius dan itu bikin gue takut kalau melanggar.
"Nab! Sini!" Teriak Kak Mingyu.