3.1 egois

7.5K 1.6K 234
                                    

Vomment yeu!^__^
Dan mohon maaf lahir dan batin yaw💃🏼🧡


Oke, gue tau gue salah. Gue gak boleh sedekat ini bahkan melewati batas dari kata seorang calon bokap gue.

Tapi selama tiga bulan gue disini gue sudah terbiasa seperti ini. Gue udah terbiasa di sayang dan di manja sama Om Jongin. Sabtu minggu kita gak akan kemana-mana. Hanya dirumah berdua. Kalaupun keluar kita jarang banget.

Setiap kali Om Jongin pulang kerja pasti kebiasaan gue yang baru adalah satu. Meluk dia. Awalnya dia yang minta tapi sekarang sudah menjadi kebiasaan.

Gue gak pernah tau gimana hubungan Om Jongin dengan Mami. Karena setiap itu gue gak pernah nanya dan dia gak pernah cerita. Tapi untuk sekarang gue kebingungan.

Kenapa di badan Om Jongin ada baunya Mami?

Seketika gue tambah bete dan langsung nendang dia dari tempat tidur.

"AW! KOK AKU DI TENDANG?!"

"Udah di peluk kan? Gih keluar. Mau ngerjain tugas." Ucap gue sambil berjalan ke arah meja untuk mengerjakan tugas gue.

Baguslah, dia langsung keluar yang membuat gue sekarang berpikir. Bukan berpikir masalah tugas tapi berpikir kalau gue harus menghentikan semua ini. Atau lebih jelasnya gue meminta penjelasan perihal bagaimana hubungan dia dan Mami.

Setelah berkutik dengan angka ghaib. Gue bersiap untuk tidur. Syukurlah besok sabtu jadi gue rencananya mau balik ke rumah. Gue belum balik dari beberapa bulan yang lalu. Gue juga kangen banget sama adik-adik gue.

Tok! Tok!

Pintu gue terketuk dan menampilkan kepala Om Jongin sambil nyengir.

"Hehehehe."

"Ngapain? Gue mau tidur."

"IKUT!" Ucapnya sambil berlari ke arah kasur gue.

Tapi gue cepat duduk dan memberi aba-aba ingin menonjok dan otomatis dia langsung berhenti tepat di pinggir kasur gue.

"Buset! Itu tangan maksudnya apa?"

"Berani naik gue tonjok."

"Serem amat kamu???"

"Bodo."

"Masih marah? Kan aku udah minta maaf. Aku pas kamu bilang pingsan aku bener-bener langsung pulang. Aku juga belum tidur."

"Kan gak usah gue bilang."

Dia diam.

"Ya aku tetep pulang. Karena aku takut pas kamu bilang pingsan."

"Terus masih salahin gue?"

"Bukan maksud untuk nyalahin sih... yaudah lah. Kamu gak maafin aku?"

"Enggak."

"Kenapa?"

"Gak tau."

"Kok gak tau?"

"Kalau tau juga gak bakal dikasih tau."

"Kita gak baikan dong kalau aku gak tau masalahnya apa?"

"Musuhan aja sekalian sampe kiamat."

"Heh! Kalau ngomong! Gak mau. Yaudah deh, maafin aku ya?" Pintanya sambil memegang tangan gue dan gue hempas lagi.

"Udah mau tidur. Capek." Kata gue sambil menaiki selimut sampai leher gue.

Om Jongin masih ngeliatin gue. Dia kayak mau ngomong tapi agak takut. Keliatan dari muka dan gelagatnya. Kasian sih mukanya memang terlihat kurang tidur. Tapi ya gimana gue masih kesel?

Om JonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang