38. Lead Role (JaeJoo)

216 26 25
                                    

Gadis bersurai cokelat terang itu berjalan cepat melewati kerumunan orang yang berjejalan di Hongdae. Wajahnya terlihat masam, bahkan matanya berkaca kaca.

Kim Namjoo, begitu nama yang tertera pada name tag seragam yang masih melekat di tubuh rampingnya. Dia menghela nafas panjang ketika berhasil keluar dari kerumunan. Kini tungkai gadis manis itu melangkah menuju sebuah kedai ice cream langganannya.

Tring!

Pintu berdenting ketika Namjoo memasuki kedai kecil tersebut. Dan disambut seorang lelaki tinggi bersurai hitam pekat yang menghampirinya dengan senyuman.

"Hey, Kim Namjoo! Strawberry choco top atau Double Choco?" sapa lelaki itu ceria.

Namjoo tak menjawab. Dia justru duduk di salah satu meja dan menelungkupkan kepala di antara lipatan tangannya. Jelas sikapnya itu membuat si lelaki itu bingung.

"Yaakk! Kau kenapa?"

"Diamlah, Yook Sungjae! Aku sedang tidak mood untuk berbicara." ucap Namjoo ketus.

Yook Sungjae, lelaki itu mencebik kesal karena tingkah gadis itu. Dia beranjak, menuju pantry tempatnya biasa membuat ice cream. Tak lama, dia kembali ke tempat Namjoo berada dan menyodorkan satu mangkuk ice cream ukuran jumbo tepat di depan gadis itu.

"Strawberry double chocolate with oreo and cheese topping. Porsi jumbo!"

Mendengar tawaran menggiurkan itu, Namjoo akhirnya mengangkat kepalanya. Maniknya yang semula redup seketika berbinar. Menatap Sungjae  dengan senyum manis.

Sungjae hanya bisa berdecak melihat tingkah gadis itu. "Yakk! Jangan tersenyum seperti itu! Kau mengerikan. Aish.."

Namjoo mengendik tak peduli, dengan sigap gadis itu menyendok ice cream-nya. Sesekali gadis itu menggumam dan tersenyum menikmati lezatnya ice cream di kedai milik orang tua Sungjae itu.

Sedang Sungjae hanya diam memperhatikan gadis itu yang makan dengan lahapnya. Tersenyum kecil, menyadari bahwa Kim Namjoo, si gadis kecilnya sudah tumbuh dengan cantik.

"Jadi, sekarang cepat ceritakan apa yang membuatmu seperti ini!"

Sungjae langsung menodong gadis itu sesaat setelah Namjoo menyelesaikan suapan ice cream terakhirnya. Seorang Yook Sungjae memang selalu tahu bagaimana membuat Kim Namjoo bahagia dengan ice cream lezatnya, tapi juga paling bisa membuat mood-nya down hanya karena mengingatkan akan masalahnya.

Mendesah panjang, Namjoo kembali memasang wajah masamnya. Namjoo menunduk dalam, menyembunyikan maniknya yang kembali berkaca kaca.

"Taehyung.. aku memergokinya jalan bersama gadis lain, tapi—"

"Tapi ketika kau bertanya, dia pasti akan beralasan jika gadis itu hanyalah sepupu atau saudaranya. Iya, kan?" potong Sungjae.

Namjoo mengangguk. Menghapus air matanya yang entah sejak kapan mengalir turun.

"Lagi lagi itu yang kau tangisi. Apa kau tidak lelah Kim Namjoo? Taehyung selalu menyakitimu dan kau bahkan tak bisa marah padanya." kesal Sungjae.

Bukan pertama kalinya Namjoo menangisi Taehyung, kekasihnya. Entah sudah seberapa seringnya lelaki brengsek itu menyakiti perasaan Namjoo dan berakhir dengan Sungjae yang menghibur gadis itu. Selalu seperti itu.

"Dia bukan yang terbaik untukmu, Namjoo-ya.. lepaskan dia.." kali ini nada suara Sungjae melemah. Menatap Namjoo lembut.

Namun, gelengan kepala dari gadis itu kembali membuat Sungjae menghela nafas kasar.

"Aku tak bisa Sungjae-ya.. aku mencintainya."

"Heol~! Jika mencintainya hanya membuatmu sakit, seharusnya kau lepaskan dia."

"Tak semudah itu, Sungjae. Kau hanya tak mengerti, karena kau tidak ada di posisiku."

Sungjae tertawa miris. Menatap Namjoo dengan pandangan terluka.

"Kata siapa? Aku bahkan merasakan lebih dari apa yang kau rasakan. Bahkan kau mengerti jelas bagaimana.. perasaanku padamu, Kim Namjoo.."

Namjoo tertegun, bahkan semakin menunduk dalam. Dia sadar kemana arah pembicaraan Sungjae.

Ya, Yook Sungjae, segalanya bagi Namjoo. Tempatnya berbagi cerita, tempatnya menumpahkan air mata, tempatnya tertawa bahagia, tempat ternyamannya untuk pulang.

Sungjae selalu ada untuknya di segala situasi. Sungjae selalu berlari untuknya, ketika dia kesulitan. Sungjae selalu menyediakan bahunya, ketika Namjoo ingin menangis. Sungjae selalu menghapus sedihnya dan membuat Namjoo selalu tersenyum.

Yook Sungjae yang selalu melakukan segalanya untuk Kim Namjoo. Tapi mengapa Namjoo tak bisa membalas semua perasaan Sungjae?

"Sudahlah, lupakan saja! Bagaimana pun aku tetap hanya pilihan kedua setelah Taehyung bukan? Bagimu, aku tak ada bedanya dengan lead role dalam drama yang tetap akan kalah dengan sang main role."

Sungjae tersenyum dan mengusak rambut cokelat panjang Namjoo.

"Tapi, satu hal yang harus kau tahu Namjoo-ya. Tak peduli seberapa sakitnya aku walau kau tak bisa membalas perasaanku, aku bahagia jika melihatmu tersenyum. Oleh karenanya, jangan menangis dan tetap tersenyum, oke?"

Namjoo hanya bisa terdiam menatapi wajah Sungjae yang sudah kembali biasa saja seakan tak terjadi apapun. Gadis itu menahan tangan Sungjae yang sedang membereskan mangkuk ice cream.

"Sungjae-ya, menurutmu.. apa lead role dalam drama bisa merebut posisi main role di hati si gadis?"

Sungjae terkekeh. Menatap Namjoo dengan binar tanya.

"Jikalau ada, bisakah aku menjadi lead role yang beruntung itu? Karena aku sungguh ingin menggeser posisi Taehyung di hatimu, Kim Namjoo."













-FIN-

~~

Hello! Jaejoo for kimbyull ^^
Semoga suka ya♡

Btw ini efek baper akibat abis nonton school 2015 dan masih gamon karena Gong Tae Kwang dan Lee Eunbi tak bisa bersatu huhu😭 jadilah terinspirasi drabble gaje ini

Jejaknya jgn lupa tinggalkan♡

Pink In Paradise ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang