14.Not Alone (HaJong)

460 34 9
                                    

Semua yang mengenal Oh Hayoung pasti akan mengatakan jika dia adalah gadis yang kuat, pemberani dan juga mandiri. Jangan lupakan sikap ramahnya dan wajahnya yang selalu ceria. Tak heran gadis itu mempunyai banyak teman.

Terbukti saat dia cedera kaki berkepanjangan akibat menolong temannya hingga dia sendiri yang akhirnya terjerembab ke dalam galian lubang untuk saluran air. Membuatnya harus berjalan memakai kruk selama dua bulan.

Hayoung tetap tersenyum dan mengatakan dia baik baik saja.

Juga ketika dia harus kehilangan ayah tercintanya yang harus tutup umur akibat penyakit yang di derita beliau. Membuatnya harus bekerja keras menghidupi ibunya dan adik semata wayangnya.

Hayoung juga tetap tersenyum dan tak kehilangan sifat cerianya.

Semua sikap itulah yang membuatnya disenangi teman temannya. Walau tak jarang juga yang memanfaatkan kebaikan hatinya.

"Hayoung-ah, boleh aku menyalin pr matematikamu? Semalam aku ketiduran setelah kelelahan menjaga adikku yang sangat rewel. Boleh ya?"

Mungkin seperti salah satu temannya Jung Yerin ini yang hampir setiap hari meminta contekan pr Hayoung. Dan gadis cantik itu tak punya daya untuk menolak, pada akhirnya merelakan pr-nya untuk disalin jawabannya bukan saja oleh Yerin namun hampir teman sekelasnya.

"Yak! Yak! Apa yang kalian lakukan? Dasar pemalas, kerjakan pr kalian sendiri!!"

Seorang lelaki yang bisa dibilang sedikit.. cantik tiba tiba memasuki kelas Hayoung. Membubarkan kerumunan yang sedang mencontek pr itu, setelah sebelumnya menyempatkan diri membungkuk pada lelaki itu.

"Maafkan kami, Sungjong sunbae.."

Lee Sungjong, lelaki itu menghampiri Hayoung lalu meletakkan sebuah kotak bekal di meja gadis itu. Membuat Hayoung mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Ibuku menitipkannya untukmu,"

Sungjong menjawab cepat ketika Hayoung bahkan baru membuka mulutnya untuk bertanya. Pada akhirnya gadis itu hanya mengangguk angguk mengerti.

Wajah Hayoung seketika berubah menjadi cerah saat menilik apa yang ada di dalam kotak bekal tersebut. Kimbab tuna kesukaannya. Apalagi buatan Nyonya Lee yang dikenal pintar memasak.

"Terima kasih sunbae, sampaikan juga ucapan terima kasihku untuk bibi Lee,"

Sungjong mengangguk saja, diselipkannya kedua tangannya ke dalam saku celana. Membuat beberapa gadis teman sekelas Hayoung berbisik bisik. Entah membicarakan wajah cantik sekaligus tampannya, entah membicarakan kebaikan hatinya yang hanya ditujukan pada Hayoung. Membuat mereka iri setengah mati.

"Pulang nanti, aku tunggu di gerbang sekolah!" ujar Sungjong singkat membuat Hayoung membelalak.

"Ta.. tapi tidak perlu sunbae, aku akan pulang naik bis saja."

"Ck, jangan menolak. Lagipula rumah kita bersebelahan. Sudah ya aku kembali ke kelas,"

Oh Hayoung hanya menghela nafasnya. Menolak Sungjong memang tak ada gunanya. Kakak setingkat di atasnya itu memang keras kepala.

Gadis itu memutuskan untuk menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangannya. Tidur sebentar tidak ada salahnya kan, lagipula bel masuk masih setengah jam lagi.

***

"Sudah selesai?"

Hayoung mengerjap melihat lelaki itu masih setia berdiri anggun di depan cafe tempatnya bekerja. Tanpa menunjukkan raut wajah bosan sedikitpun.

Oke, ini memang bukan pertama kalinya Lee Sungjong melakukan hal itu. Menunggu Hayoung sampai selesai bekerja setelah itu mengantarkan gadis itu pulang. Bahkan lelaki itu melakukannya hampir setiap hari kecuali jika memang benar benar ada halangan.

Namun tetap saja Hayoung masih merasa aneh. Gadis itu hanya terbiasa melakukan semuanya sendiri. Dia gadis yang mandiri, ingat! Tapi semua berubah ketika Lee Sungjong memasuki hidupnya setahun yang lalu dan bertingkah layaknya penjaga bagi seorang Oh Hayoung.

Pernah terpikir oleh Hayoung, apa mungkin lelaki itu menyukai dirinya? Namun nyatanya sampai sekarang lelaki itu tak pernah mengatakan apapun, hanya terus berada di sisinya dengan segala perhatiannya. Jadi sebenarnya apa hubungan mereka?

Hayoung bahkan tak berani memikirkan jawaban atas pertanyaannya sendiri.

"Hei kenapa malah melamun? Kau tidak ingin pulang? Hana pasti sudah menunggumu,"

Hayoung sedikit tersentak saat Sungjong menepuk pelan bahunya. Menyadari jika dia memang melamun sedari tadi. Melirik arloji mungil yang melingkar manis di tangan kirinya. Ternyata memang sudah larut malam.

"Baiklah, ayo pulang sunbae.."

"Hm.."

Sungjong hanya mengangguk, memasangkan helm untuk Hayoung membuat gadis itu tertegun sejenak.

"Ayo cepat naik dan jangan lupa pegangan erat,"

Gadis bertubuh jangkung itu segera naik ke atas motor Sungjong sebelum ketahuan melamun lagi. Dilingkarkan tangannya pada pinggang Sungjong, mengabaikan pipinya yang memanas tanpa sebab. Bibirnya mengulas sebuah senyum kecil.

Hingga Hayoung menyandarkan kepalanya dengan nyaman pada punggung Sungjong begitu motor lelaki itu melesat di tengah jalanan lengang kota Seoul.

***

Tidak. Ini tidak mungkin terjadi.

Baru saja kemarin Hayoung mendapat berita menyenangkan karena sekolah akan memberinya beasiswa penuh karena prestasi cemerlang yang dicapai gadis itu. Namun sekarang Hayoung rasanya ingin mati saja, tak kuasa menghadapi semua ini.

"Eommaaaa, Hana-ya.. hiks jangan tinggalkan akuu,"

Bahkan untuk menyangga bobot tubuhnya sendiri pun Hayoung tak sanggup. Kenyataan ini terlalu pahit untuknya. Hanya Ibu dan Hana, adiknya yang dia punya di dunia ini. Namun Tuhan sepertinya lebih menyayangi mereka hingga mengambil mereka dari sisi Hayoung.

Kecelakaan beruntun itu benar benar malapetaka bagi mereka. Hayoung beruntung masih bisa selamat namun tidak dengan ibu dan adiknya yang harus kehilangan nyawanya.

"Tidaaaaaaaakkk, Eommaaaa, Oh Hana kumohon jangan tinggalkan aku hiks .. hiks.."

Tubuh gadis itu limbung, namun sepasang lengan kurus dengan sigap menangkapnya sebelum tubuh Hayoung benar benar jatuh. Selanjutnya membawa Hayoung dalam dekapan hangatnya.

Hayoung menangis, meraung keras. Meluapkan segala rasa sakitnya. Dia benar benar sendirian sekarang. Keluarganya habis tak bersisa, meninggalkannya seorang diri.

"Menangislah sepuasmu sampai lega Oh Hayoung. Setelah itu lupakan dan tersenyumlah kembali.."

Ya. Hayoung tahu siapa pemilik suara itu. Seseorang yang seringkali mengekori dan melindunginya. Membuatnya tiba tiba terpikir akan sesuatu yang selama ini terlewat.

"Jangan terlalu larut dengan kesedihanmu. Kau tidak sendiri Oh Hayoung, kau masih punya aku disini. Disisimu, aku yang menyayangimu.."

Lee Sungjong benar. Bahwa Hayoung tak sendiri. Bahwa Hayoung memang sebenarnya tak sanggup sendiri. Dan Lee Sungjong selalu ada untuknya selama ini.

Membuatnya tiba tiba merasa lega dan sedikit mengurangi kesedihannya.

"Ya, teruslah bersamaku Sungjong sunbae.."



















-FIN-

***

Yap buat yang kemarin request Hayoung hihi saya buat sm Sungjong disini alias maknae couple kekeke~
Sebenarnya idenya diambil dr kisah temen saya yg beneran emang anaknya mandiri dan strong bgt, sekolah+kerja sendiri belum lg biayain adiknya hehe

Okelah semoga puas sama story maknae couple ini yap😀

Don't forget to read vote and comment^^~

Thank you😀

Pink In Paradise ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang