❝Ketika kamu berniat melawan rasa takutmu, kamu akan terkejut mengetahui fakta bahwa kamu lebih berani dari yang kamu kira.❞
. . .
Aku menepati janji. Kini aku sudah berada dalam bus, sedang perjalanan menuju kediaman Mbah Putri. Sembari itu, aku mendengarkan lagu sambil iseng melihat group chat yang daritadi heboh muncul di layar notifikasi.
ANTI PEMES SQUAD (4)
Revita Sari
Woi! Udah pada tau blom siapa yg nyebarin artikel ttg abel?Elisa Prasanti
blom, sapaa?Revita Sari
WINDI!Elisa Prasanti
waa gila tu anak
pdhl dulu abel prnh temenan sm diaRevita Sari
TEMEN MAKAN TEMEN CUYYY
Eh, lo kok keluar dari grup lambe trijaya?Elisa Prasanti
males ah, w lg bete ama mirel
lagian w kn ganti nmr waZelin Fauziyah
Haloooo;)Racha Anderson
Zelin, kangennn!!!Elisa Prasanti
teman sebangkuku;(Revita Sari
Bt knp?
Halo zelElisa Prasanti
dia prnh gosipin w sm dino diblkg w
benci bgt w;(Revita Sari
Iya sihElisa Prasanti
lo tau to gabilang
*tpRevita Sari
Bkn gabilang, tp gue gak ngeuh
Lagian mereka gak jelek2in lo kok, lebih ke windiAku jadi teringat dengan Windi yang datang menemui Abel sewaktu aku menginap di rumah cewek itu. Tak kusangka, ucapannya benar-benar dilakukan.
Kalau Abel saja dia permalukan, bagaimana denganku?
Ah, kenapa aku harus takut? Lagipula aku tidak pernah berbuat jahat sedikitpun selama bersekolah di SMA Trijaya. Aku juga sudah pindah ke Jogja. Tak ada yang perlu kutakutkan.
Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, akhirnya aku sampai juga di kediaman Mbah Putri.
Ketika aku sampai di sana, Mbah Putri langsung menyambut dengan memelukku. Aku membalas pelukannya.
"Gimana kabarmu? Jarang datang ke ke sini lagi. Mbah toh kangen."
"Iya, Mbah. Maaf Pao baru bisa ngunjungin hari ini."
"Yo wes, masuk dulu."
Aku mengikuti Mbah Putri masuk ke dalam rumah. Di dalam ternyata ramai sekali. Ada beberapa sepupuku yang sudah tidak pernah kutemui paska ayah tiada. Bahkan diantaranya, aku sudah lupa dengan nama mereka.
"Sopo itu, Mbah?" Salah satunya bertanya pada Mbah Putri.
"Pao. Masih ingat, kan?"
"Oalah. Ke mana aja, Pao?"
Aku terkekeh sedikit mendengar pertanyaan Mbak Irma. "Nggak ke mana-mana, Mbak."
Aku menyalimi satu per satu sepupuku yang berada di sana.
"Ya udah, Mbah bawa Pao ke dalam dulu ya."
"Siap, Ibu Besar!"
Mbah Putri menggeleng melihat cucu-cucunya. Aku yang tadinya tegang sedikit melemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Of an Introvert (REPOST)✔
Ficção AdolescenteFollow @ranikastory on Instagram. Diary Series [1]: Ini aku dan kisahku yang selalu dianggap berbeda hanya karena diriku seorang introvert yang hidup dalam dunia ekstrovert. Aku membenci diri dan hidupku hingga satu per satu kejadian menyadarkanku a...