"Gilang bangun, sudah pagi!" aku mengoyang bahu Adikku yang tidur di sofa habis party kemarin malam, sebenarnya beberapa jam yang lalu."Hmm," Gilang hanya menggeliat, kembali meringkuk.
"Heh! Bagun kebo!" kali ini aku mencubit hidungnya, agar tidak bisa bernafas.
"Apa-an sehh ... hoamm, " tanyanya, menguap.
"Bangun!"
"...." Merasa seperti baru saja tertidur, Gilang memutuskan melihat jam dinding di depannya yang menunjukkan pukul satu dini hari. Ia pun berbaring kembali.
"Oi oi ... " panggilku.
"Kakak haus, pengen segelas susu hangat."
"...."
"Gilanggg." panggilku sing a song.
"Ingat kesepakatan kita,"
"Ish, iya iya ..." Gilang pun beranjak menuju dapur.
"Hah sepertinya aku bakal jadi raja selama Umi dan Abi pergi. khukhukhu.. "
Flashback, beberapa jam yang lalu..
Semua orang sudah pulang, hanya tinggal aku dan Adikku dirumah. Kami berada diruang tamu, dia menunduk enggan melihatku. Bagaimana tidak, ia mengambil uang yang sengaja aku simpan di bawah kasur, sebesar 1,5 juta rupiah. Ini memang bukan pertama kali ia mengambil uangku, hanya saja satu setengah juta, tidakkah itu berlebihan.
"Kamu tidak mau menjelaskan? "
"Maaf," ucapnya pelan.
"Hn." aku menghembuskan napas, mencoba tenang.
"Kemana kamu menghabiskan uang sebanyak itu,?" tanyaku, tidak mungkin acara BBQ tadi sampai menghabiskan biaya sebesar itu.
"...."
"Jawab!" Aku tidak tahan dan membentaknya.
"Buat, buat jajan.."
"...." aku menatapnya tajam.
"Ini tuh tidak seperti yang Kakak bayangin ..."
"?"
"Aku pakai uang itu buat bantu teman yang kesulitan.. orang tuanya terlilit hutang, dan dia sampai harus pindah sekolah, jadi aku ingin memberikan dia sesuatu yang berguna ... lagian uang itu sudah lama dibawah kasur dan tidak pernah Kakak pakai." jelasnya.
Dasar bocah, memang uang itu sama dengan sayur sop, cepat basi kalau kelamaan disimpen.
"Bohong!"
"Sumpah kak, Gilang tidak bohong!"
"Kalau pun iya, tatap aja kamu sudah mencuri uang Kakak,"
"Maaf, Kakak boleh menghukum aku ... karena aku tidak mungkin ngembaliin uang itu ..." ucapnya, lemah.
Flashback: Off
"Makasih," ucapku setelah Gilang membuatkanku segelas susu, kemudian ia kembali tidur di sofa.
Sebenernya aku tidak enak membangunkan dia, nanti pagi dia harus sekolah. Tapi aku tidak bisa tidur, aku hanya tidur satu jam dan tak bisa tidur kembali.
Dan masalah uang itu, aku rasa tidak masalah, kalau memang dia jujur buat membantu temannya. Aku duduk di sofa, bengong melihat jam. Tak lama samar-samar aku mendengar tangis bayi alias bayi-bayi. Aku mendekat kearah jendela dan melihat lampu rumah papa Dimas menyala.
"Kasihan, dia pasti repot banget..dia kan belum dapat baby sitter.." gumamku.
"Apa aku harus kesana?! " tanyaku pada diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Duren dan Durjana©[TAMAT]
Humor#15 in Humor (07/05/2018) #20 in Humor (04/05/2018) #23 in Humor (02/05/2018) Orang bilang Cinta Pertama itu sulit untuk dilupakan, terlalu Spesial. Hal tersebut juga dialami Alia, seorang gadis manis yang sulit move on dari Sang Cinta Pertama dan s...