"OMG!" pekik Dina, "Alia, baca ini!" Dina langsung menarikku tanganku sebelum bokongku merasakan empuknya kursi kantor."Apa sih?" tanyaku malas, sambil menguap aku menatap Dina.
"Papah!" ia menunjuk layar monitor di meja kerjanya.
"Papah?" aku mengukuti arah yang ditunjuk Dina, perlahan.
Di layar komputer bertema hello kitty itu, menampilkan situs Gosip khusus Kalimantan yang cukup populer di kalangan tukang nyinyir. Aku melihat foto Dimas dan Bu Hera menjadi tema berita tersebut. Itu adalah gambar yang di ambil saat acara perayaan delapan tahun perusahan di kediaman Bos-ku.
Sekilas memang tak ada yang salah. Tapi yang membuat terkejut adalah judul yang diangkat akun gosip itu.
"Ketika Duren bertemu Wanita Pujaan." begitulah bunyinya. Aku duduk di kursi Dina sedangkan yang punya membungkuk menatap monitor. Kami membaca setiap kata dalam berita itu dengan teliti.
"Akan kah hubungan mereka lanjut ke pelaminan? Kita do'akan saja," baca Dina diakhir tulisan.
Dina menatapku, "Ini ... beneran?".
"Mana aku tau?" aku beranjak ke meja kerjaku kembali.
"Lah, kamu kan tetangganya?"
"Hanya karena kita bertetangga, bukan berarti aku harus dua puluh empat jam berada di dekatnya!" tanpa sadar suaraku meninggi.
"Woles buk, woles ... santai kayak di lantai."
"Pantai!" ralatku.
"Ini lah akibatnya kalau kamu tidak jujur pada diri sendiri."
"Siapa yang tidak.. Jujur."
"Sebentar lagi Mereka akan menikah." ujar Dina mulai memanas-manasi.
"Aku mulai bisa membayangkan.." Dina menerawang menatap langit-langit.
"...."
"Lihat. Lihat disana!" ia menunjuk kearah langit-langit, lebay.
"Tidak ada apa-apa disana." jawabku malas.
"Di suatu taman ... Papah Dimas sedang duduk atas tikar, menunggu Sang Istri yang menyiapkan sandwich untuknya. Sebuah senyum manis tak lepas dari wajah Pria baby face itu, sesekali ia memberi peringatan pada anak-anaknya yang berlarian di taman-" Dina mulai bercerita.
"- Dimas menatap wanita cantik nan sexy di hadapannya dengan lembut, ia berkata 'Hera, makasihnya.. Kamu sudah menjadi Istri dan Ibu yang baik untuk anak-anak aku'-" lanjut Dina's story.
"..." aku mendengarkan kisah Dina dengan seksama. Cerita yang sangat menyentuh sanubari. Membuatku tanpa sadar mengigit kerah bajuku sendiri, gemes.
"- dengan pipi merona wanita itu menjawab, Jangan ngomong begitu Mas. Anak kamu, anak aku juga." ujar Dina dengan nada manja, "ah, Bos sudah datang!" pekik Dina, meyudahi Dongeng singkatnya.
"Hah, mereka terlihat bahagia." gumamku iri, masih menatap langit-langit.
"Woi sadar!" seru Dina melempar tutup Tip-X tepat ke jidatku.
"...." Aku mengelus jidatku, kembali ke alam nyata. Dan melihat Bu Hera yang berjalan.
"Pagi ..." sapa Bu Hera dengan seyuman semanis madu.
Ajaib. Seluruh karyawan saling pandang menyaksikan salah satu keajaiban Tuhan. Untuk pertama kalinya wanita galak itu berubah menjadi begitu ramah dan murah senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Duren dan Durjana©[TAMAT]
Humor#15 in Humor (07/05/2018) #20 in Humor (04/05/2018) #23 in Humor (02/05/2018) Orang bilang Cinta Pertama itu sulit untuk dilupakan, terlalu Spesial. Hal tersebut juga dialami Alia, seorang gadis manis yang sulit move on dari Sang Cinta Pertama dan s...