6. Aris Kembali

10.5K 703 20
                                    


"Enak enak ... beli dimana kamu Al? " tanya Dina setelah menyantap dua sendok nasi kuning yang sengaja aku bawa dari rumah.

"Itu aku yang masak." jawabku.

"Haha, gak salah?!" tanya Hendi syok.

"Ya di bantuin Dimas.."

Flashback, kemarin jam 7:30 pm

Dimas mengajakku dan Gilang untuk makan malam dirumahnya. Berhubung aku dan Gilang memang kelaparan, tanpa pikir panjang kita pun mengiyakan. Saat sampai kerumah Dimas, ternyata dia belumlah memasak.

Kami datang terlalu awal atau apa?!. Batinku, sambil melihat jam dinding dirumah Dimas yang menunjukan pukul 7:35 pm.

"Haha ... sebenarnya aku belum masak. Kamu mau bantuin aku kan?!" tanya Dimas sambil tersenyum ramah.

Niat hati ingin makan, kenyang, terus pulang ... tapi apalah daya hidup tidaklah semudah yang diharapkan.

"Ya, tidak masalah.. my Sister  juga butuh bimbingan memasak." jawab Gilang sambil nengangguk setuju.

"Hah?!" tanyaku, gak jelas.

"Baguslah, ayo kita kedapur.  Mereka(anak-anaknya) juga menunggu disana." Dimas mengajak aku dan Gilang menuju dapurnya.

"Yooo Bro ... *tos*" anak sulung Dimas, Andre menyapa Gilang dan mengadu tinju mereka.

"Tante Alia!" sapa Alvin yang tengah bermain bersama adik kembarnya dilantai. Aku mengacak rambutnya sembentar dan mengalihkan perhatian pada Andrea yang santai di dekat meja makan.

"Ayo kita mulai masak!" ujar Dimas dan memberikanku sebuah celemek.

"Akhirnya Tente sadar betapa pentingnya seorang wanita belajar memasak." celetuk Andrea, membuatku cemberut.

"Ini adalah hari yang bersejarah, aku harus mengabadikan momen ini." lanjut Gilang lebay,  mulai mengaktifkan kamera ponselnya.

"Kamu tuh ya, kayak Kakak gak pernah masak aja." aku berusaha merebut ponsel Gilang.

"Iye, Kakak memang pernah masak, tapi tidak pernah enak ... gak layak konsumsi!" seru Gilang.

"Apa?!" aku berusaha meraih telinga Gilang, hendak menjewernya.

"Haha, kalian ini adik kakak kompak banget." ujar Dimas dengan senyum manis menghiasi wajahnya.

"Kita masak apa?!" tanyaku.

"Soto/Semur!" seru Andre dan Andrea bersamaan.

"Jadi masak apa?" tanya Dimas.

"Serius Pah, masak sate pasti enak." jawab Andrea, padahal tadi dia bilang semur.

"Terlalu ribet, mie tiaw Pahh." saran Andre.

"Kalian ingin makan apa?!" tanya Dimas padaku dan Gilang.

"Aku mah apa aja yang penting halal, hehe ... "

"Nasi yellow aja Om, buat selamatan." ujar Gilang, menyebutkan masakan yang cukup ribet. Nasi kuning kan banyak kawannya, harus ada orak arik tempe, sambel, dan lain-lain.

"Nasi yellow?!"

"Nasi kuning Pah." jelas Andre. Belagu bener, bahasa di campur-campur.

"Iya, tadi itu disekolah Andre dapat jabatan baru dikelas. Andre terpilih menjadi ketua kelas menggantikan yang lama." jelas Gilang.

"Kamu jadi ketua kelas, Dre?" tanya Papahnya.

"Ya begitu lah, ketua kelas yang lama membuat kesalahan fatal," jelasnya, "tapi itu tidak perlu dirayakan. Aku masih anak baru, merasa belum pantas sebenarnya." jawab Andre.

Antara Duren dan Durjana©[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang