9. Terbawa Mimpi

8.4K 544 37
                                    


"Tenang aja Tante, Papah itu mencari Baby Sitter untuk jaga anak-anak, bukan mencari Istri, " jelas Andrea minta di sentil.

"...." semua orang dimeja lantas diam, menunggu jawaban atau, penjelasan dariku?

"Ehem ..."

"Haha, Julia kan sedang mencari kerja dan Dimas mencari Baby Sitter. Ya sudah kalau begitu cocok, bukan begitu, Mas?" tanyaku pada Dimas kaku.

"Ya kamu benar, kamu bersedia tidak menjadi Baby Sitter?!" tanyanya.

"Iya Mas, saya mau." jawab gadis dari desa itu cepat.

"Jangan ngomong terus ayo makan." ujarku, secara reflek aku malah motong percakapan mereka.

"...." lagi-lagi Gilang memasang senyum usilnya.

Haduhh, ngomong apa sih gua. Batinku, menyesal.

"Kalau mau nambah, nambah lagi nak Julia," tawar Umi.

"Jarang-jarang loh Alia pinter masak, Bapak sendiri sampai kaget," tambah Abi.

"Apa sih Bi, Alia tuh emang punya bakat terpendam, cuman belum ter-asah." jawabku.

"Harusnya Kakak tuh bilang makasih sama Om Dimas karena sudah diajari masak." ujar Gilang.

"Makasih ya Dimas, sudah ngajarin aku masak, kamu emang tutor paling Top!"

"Iya sama-sama, aku juga seneng bisa sedapur sama kamu- eh!  Maksud aku, bisa ngajarin kamu masak" jawab Dimas typo.

"Aku juga mau bilang makasih, kamu  sudah mau repot bantu aku ngurus anak-anak," sambung Dimas melempar senyum padaku.😊

"Tidak masalah, aku suka anak-anak kok." jawabku membalas senyumnya.

"Begitu yah, btw masakan kamu emang enak banget, kayaknya kamu emang punya bakat terpendam."

"Oh ya, hehehe."

"Ehemmm" Abi membersihkan tenggorokannya karena kami hanya asik mengobrol berdua.

"Kakek kenapa diganggu, Alvin suka Papah sama Tante saling ngobrol."

"Memangnya kenapa Alvin,?" tanya Gilang, adikku.

"Semalam Alvin mimpi ketemu Mamah, mamah bilang Alvin bakal dapat Mamah baru yang sayang sama Alvin." jelas bocah empat tahun itu.

"Alvin yakin itu Tante,  karena Tante baik sama Alvin." sambungnya girang, memeluk lengan tanganku.

"Tante Alia sudah ada yang punya Alvin, lagian Papah hanya duda tua, haha, bukan begitu Pak RT, " tanya Dimas, merendah.

"Au ah gelap." jawab Abi membuat kami semua tertawa.

"Jangan begitu dong Pak, saya jadi malu."

"Memangnya umur kamu berapa nak Dimas?"

"Tiga puluh tiga, Pak."

"Hebat ya kamu umur masih muda anak sudah lima," ujar Umi.

"Haha, saya nikah umur 23, baru lulus kuliah."

"Tidak masalah, yang penting kamu bertanggung jawab sama anak-anak kamu, jarang loh ada cowok yang bisa ngurus lima anak sendirian,  ibu salut sama kamu."

"Hehehe."

"Keluarga kamu kemana?!"

"Bapak saya meninggal saat saya SMA dan Ibu saya meninggal saat Andre umur satu tahun, saya anak tunggal."

Antara Duren dan Durjana©[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang