12. Cemburu?

7.5K 617 11
                                    

Sebelum membaca, alangkah baiknya kita menekan bintang di pojok kiri bawah.
👇👇👇👇

Ingat! nge-vote itu sebentar dan gratis kok guys ... 😉

Kalian kan tau, berbeda dengan youtubers atau penulis di website yang dapat uang dari iklan. Kita mah kagak ada yang seperti itu. Jika di pikir-pikir kenapa saia nulis disini? (lupa mendadak)

Vote dari kalian sudah cukup membuat para penulis wattpad senang dan semangat melanjutkan ceritanya.

Ehemm,  Satu suara anda sangat berarti buat penulis pemula seperti kami. 😊😊😊

Segitu aja guys.

Atas perhatiannya saya ucapkan ...
Terimakasih 🙏🙏🙏

Happy Reading..

.................................................................

"Ck, apa kamu akan menunggu mantanmu?" tanya Hendi, fokus dengan jalan raya dan sesekali melirikku.

"Aku ... entah lah!"

"...." Hendi memutar bola matanya, bosan.

"Eh, jalan-jalan yuk Al ... Udah lama kita gak nge-date." Aku dan Hendi dulu memang sering hang out berdua, ke bioskop berdua, makan berdua, shopping berdua, olahraga berdua dan kita hobi nge-prank orang waktu ide jail muncul. Meski begitu status kita hanya teman, TTM, Teman Tapi Mainstream. Anehnya kenapa Aris yang saat itu masih menjadi pacarku, tidaklah cemburu.

"Nge-date apaan, kaki gue!" Aku mengangkat kakiku ke arahnya.

"Ish,  lagian kamu lebay banget pake acara masuk lubang segala." katanya.

"Musibah tau, musibah!"

"Setidaknya lukamu itu ada faedahnya,"

"Hah?!"

"Ya, karena luka itu kamu bisa digendong Papah Dimas." lanjutnya, menyeringai usil.

"Asal kamu tau, kejadian itu melukai harga diri aku, HARGA DIRI!"

"Hn, malu-malu kucing. Besok kamu bisa masuk kerja?"

"Bisa, ini hanya luka kecil."

"Hari sabtu nanti, Bu Hera mengudang semua karyawan kerumahnya." info Hendi.

"Ada apa emang?" tanyaku, aku bahkan belum pernah kerumah boss-ku itu.

"Kamu ingat saat kita semobil dengan Bu Hera?"

"Iya, bu Hera mengundang Dimas kerumahnya itu kan?!" ingatku, tiba-tiba jadi kesal, "acara apa emang?"

"Bu Hera dan Dimas akan tunangan." katanya singkat.

"HAH!!" teriakku, membuat Hendi menutup telinganya, berdengung.

"Kamu gak tau?"

"Gak mungkin!" seruku, "mereka baru kenal." logika men.

"Huh, padahal tadi kamu terkejut." keluhnya, "kalau misalnya benar terjadi bagaimana?!"

"Bagaimana apanya?" aku balik bertanya, "kami tak memiliki hubungan apapun, dengan siapa pun dia ... terserah," lanjutku, pelan.

"Hei, kenapa kita berhenti?" tanyaku, saat mobil Hendi berhenti di tepi jalan yang agak sepi. Bukannya aku berfikiran negative, aku percaya Hendi bukan cowok Jahat, hanya saja aku sudah tidak tahan dengan baju kotorku(ulah si kembar), ingin ganti baju.

Antara Duren dan Durjana©[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang