Ch 21: Misi Berlanjut

6.5K 593 36
                                    


"Ayo turun kita sudah sampai." info Hendi.

Aku melihat sekeliling pasar malam, "Lumayan rame yah."

Dalam pasar malam terhimpun berbagai gerai yang biasanya menjual barang dan makanan, seperti aneka jajanan dan makanan ringan, hidangan favorit lokal, buah-buahan, pakaian, sepatu, mainan, balon, jam tangan dan jam alarm, pernak-pernik dan ornamen...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam pasar malam terhimpun berbagai gerai yang biasanya menjual barang dan makanan, seperti aneka jajanan dan makanan ringan, hidangan favorit lokal, buah-buahan, pakaian, sepatu, mainan, balon, jam tangan dan jam alarm, pernak-pernik dan ornamen dengan harga yang relatif murah. (Sumber: Wikipedia) #piece

Pasar yang dibuka hanya akhir pekan ini juga diramaikan dengan aneka sarana permainan khusus anak-anak, mulai dari kereta api mini, biang lala mini, odong-odong dan sebagainya. Selain itu terdapat stand permainan uji ketangkasan berhadiah, seperti membidik target tertentu dengan bola, gelang atau anak panah mini.

"Kak uangnya mana?" tanya Gilang saat kita sudah keluar mobil.

"Sebentar," aku merogoh tas kecilku, "jangan sampai hilang." ingatku, memberi beberapa lembar uang pada Gilang.

"Asikk."

"Dan ini, titipan dari Papah kalian," aku memberikan uang pada Andre dan Andrea, "hati-hati, gunakan dengan bijak."

"..." mereka mengangguk paham.

"Aku mau kesana.." Andrea langsung nyelonong pergi.

"Eh eh, jangan sendiri-sendiri. Nanti tersesat loh." aku menghentikan Andrea.

"Andrea sama Om Hendi,"

"Kamu sama Om!" Hendi menggandeng anak perempuan enam tahun itu, akrab.

"Gilang sama Andre,"

"Kita berdua Bro.." Gilang merangkul bahu Andre.

"Yo i.." Andre mengadukan tintunya pada Gilang, tos.

"Kamu sama Tante." aku menoel hidung Alvin. Bocah itu terkikik senang.

"Ayo kita Go!" seru Gilang.

Aku menahan pundaknya, "Satu jam lagi kita kumpul di komedi putar, yah!"

"Dua jam dong Tante." pinta Andrea.

"Satu jam sepuluh menit."

"Apaan cuma nambah sepuluh menit doang." keluh Andrea.

Misi pun dimulai. Mengintrogasi masing-masing objek, ralat, maksudnya anak Dimas. Selagi masing-masing dari kita bermain, kita akan mencari tahu dimana letak pasti permasalahnya. Setelah data terkumpul kita akan mencari solusi terbaik untuk mencapai kata mufakat, eh, maksudnya meluruskan permasalah diantara mereka.

«««AD»»»

"Alvin mau main apa?" tanyaku pada anak tengah Dimas.

"Yang itu!" tunjuknya pada kereta api mini.

"Ayo!" aku menggandengnya menghampiri Abang penjaga Kereta api itu.

Antara Duren dan Durjana©[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang