#15 in Humor (07/05/2018)
#20 in Humor (04/05/2018)
#23 in Humor (02/05/2018)
Orang bilang Cinta Pertama itu sulit untuk dilupakan, terlalu Spesial. Hal tersebut juga dialami Alia, seorang gadis manis yang sulit move on dari Sang Cinta Pertama dan s...
"Alia, kamu mau gak Umi kenalin sama seseorang?" tanya umi setengah berbisik.
Alia menatap ibunya, "Calon suami maksudnya?" tanya Alia ragu, karena ini belum sebulan dari waktu yang di tetapkan umi. Ah, mungkin karena Alia tidak beranjak kemanapun untuk mencari calon sendiri. Makanya orang tuanya berniat mempercepat saja. Begitu pikir Alia.
"Ya tergantung, keputusan kamu ..."
Alia kembali menatap keluar jendela kamarnya, "Terserah Umi saja ... kalau perlu Alia ingin menikah hari ini ..."
"...."
"... Aliabosen tidur sendiri."
"...." Umi hanya bisa mengedipkan kedua matanya berkali-kali, tidak percaya. Tingkah anak sulungnya yang mulai di luar batas kebiasaan.
"Mau jelek, mau ganteng ... tinggi atau pendek ... atau tua sekalipun ... Alia udah gak peduli lagi." tambahnya.
Terdiam sejenak, akhirnya Umi membelai rambut anaknya. "Mandi dan berdandan yang sopan ... InsyaAllah tiga jam lagi mereka kesini."
"Hmm." Alia mengangguk, tapi tak berniat untuk beranjak kemanapun.
Sebelum Umi menutup pintu kamar putrinya, ia bertanya lagi. "Kamu yakin ingin langsung menikah?"
Alia menatap ibunya, "Iya ... kalau boleh, saat dia datang, Alia akan langsung memeluk dan menciumnya ..." jawabnya—sangat—datar, meski mengandung makna nakal.
Astagfirullahanakgue. Batin Umi, miris.
"..."
"Benar juga...!" Muncul suatu ide dalam otak berkarat milik Alia.
"Umi tunggu!" Alia menahan pintu kamarnya yang hampir tertutup.
"...."
"Langsung saja ijab kabul ... Alia akan menunggu di kamar."
"???"
«««ADDD»»»
Alia duduk sendiri di kamarnya. Menatap pantulan dirinya di sebuah cermin besar. Cermin yang sengaja dia beli untuk memenuhi hasrat ngartisnya. Dengan make up sederhana, Alia menonjolkan wajah cantik alami khas orang Indonesia.
Berbeda dengan penampilan sehari-hari. Alia mengenakan pakaian yang hanya di pakai setahun dua kali, yaitu idul fitri dan idul adha. Sebuah baju terusan berwarna coklat panjang hingga menutupi kaki. Dipadu padankan dengan kerudung lebar berwarna senada. Orang biasa menyebutnya, hijab syar'i. Sesuai perkataan Umi, berdandan yang sopan. Dan hanya baju model tersebut yang terlintas di benaknya.
"Selfie dulu lah," gumamnya, mulai mengidupkan kamera depan ponsel pintarnya.
Crekcrekk
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua puluh menit berlalu, puluhan gambar dangan berbagai pose telah berhasil tersimpan di ponselnya. Melihat-lihat hasilnya dan menghapus foto yang jelek. Setelah itu, Alia duduk termenung lagi. Ponsel yang selalu menjadi benda membunuh kebosanan, sekarang tidaklah bisa mengatasi badmood-nya.
"Haduh, bagaimana ini ..." Alia memijat pelipisnya yang tiba-tiba pusing.
Meski ia mengatakan dengan santainya, bahwa ia ingin langsung di nikahkan saja. Terbesit perasaan tidak rela dalam hati kecilnya. Bagaimanapun berumah tangga bukanlah hal yang hanya dijalani dalam sehari. Lain cerita jika salah satunya berumur pendek(abaikan!).
Tadi malam dia berstatus sebagai jones akut. Dan beberapa menit lagi dia akan menjadi istri ... ISTRI.
Sayangnya ... nasi sudah menjadi bubur. Kata yang terlanjur terucapkan olehnya. Telah mendapat persetujuan orang tua-nya dan pihak keluarga besan.
Dikarenakan mendadak, kedua belah pihak setuju akan menikahkan anaknya secara sirih. Acara resepsi akan dibicarakan lain hari. Yangpentingijabkabul, seperti keinginan 'otak berkarat' Alia.
Di luar sana, samar-samar Alia mendengar bahwa keluarga besan sudah datang. Entah berapa orang yang mengiringi kedatangan calon suaminya. Yang jelas mereka terdengar akrab, bahkan ia bisa bisa mendengar Abi tertawa. Hah ... mengingat kata 'suami', semakin resah lah hatinya.
Ia berjalan mendekati jendela kamarnya. Bimbang.
Tidak ada perkenalan sebelumnya ... tidak juga ada foto. Seperti apa calonnya itu, pendek kah, hitam kah, bau kah ... semakin memikirkannya, hati Alia semakin menciut.
"Rasanya aku ingin kabur [lagi]." ujarnya duduk di pinggir jendela.
Toktoktok
Seseorang memasuki kamar Alia. Lengkap dengan kebaya merah muda tertutup ala muslimah.
"Alia...!" Panggil orang tersebut. Tak lain ia adalah Dina, yang datang sejak satu jam lalu. Sepuluh menit setelah mendapat pesan darinya, lengkap dengan dandanan menor ala Syahrini. Sungguh ... Dina TheFlash.
"...." Alia menatap temannya, datar.
"Cieee, nikah...!" goda Dina.
"...." Alia tetap tak merespon.
"Betewe, kenapa kaki kamu satunya udah ada di luar jendela??" . . . . . . .