Ku terus memaksaku menyadari, bahwa kau telah sadari keberadaanku.
- SM
"Pak Lee, benar-benar sudah kau urus kan?" tanyaku memastikan pada pria paruh baya yang duduk di sebelahku, ikut mengantarkanku ke bandara.
"Iya nona. Tenang saja."
"Baguslah. Aku harap kau tidak membuat kesalahan yang sama seperti beberapa bulan yang lalu," ucapku masih sibuk mengutak-atik kameraku.
Pak Lee menyunggingkan senyumnya, teringat akan kesalahnnya beberapa bulan lalu saat konser EXO di Thailand.
Saat itu, aku terburu-buru sekali ke bandara karena jadwal terbang yang tiba-tiba berubah. Padahal aku sudah mendapatkan notifikasinya dari malam hari. Tapi karena sibuk, aku baru melihatnya dua jam sebelum jadwal keberangkatan baru tersebut.
Pak Lee bahkan belum sempat memberikanku sebuah kartu izin khusus padaku. Aku dengan cepat menelponnya dan mendesaknya agar segera menjemputku.
Pak Lee yang biasanya tenang juga ikut gelabakan. Gelagatnya itu terlihat saat ia sudah sampai di rumah. Ia langsung menyerahkan sebuah amplop coklat kecil yang kuyakin isinya adalah kartu izin khusus itu.
Karena aku terlalu sibuk, aku baru sempat membuka amplop coklat itu saat akan memasuki venue. Dan kalian tahu? Ternyata isinya adalah kartu kredit papa yang sepertinya memang baru di buat.
PAK LEE SALAH MEMBERIKAN AMPLOP!
Saat itu aku benar-benar kewalahan, berkali-kali aku mencoba meyakinkan para pengawal pintu masuk untuk membiarkanku masuk membawa kameraku.
Namun nihil, mereka tetap menahanku, tak membiarkanku masuk.
Aku juga sadar sebenarnya yang kulakukan tadi adalah hal percuma. Dengan kesal akhirnya aku menelpon Pak Lee, dan untungnya dia tidak mensilent handphonenya!
Ya, kupastikan saat itu atmosfir tubuhku sedang naik drastis, benar-benar kesal sampai tak sadar telah membentak Pak Lee. Entalah, mungkin saat itu dia sakit hati padaku, tapi setelah pulang aku segera meminta maaf padanya. Aku anak yang baik bukan?
Kembali lagi ke ceritaku, Pak Lee sepertinya langsung menghubungi koneksinya, terbukti dengan aku yang langsung di perbolehkan masuk membawa tas besar kameraku, atau dengan kata lain adalah nyawaku.
Oh ya. Perlu kalian tahu, kebanyakan event-event yang menghadirkan artis-artis tidak di perbolehkan membawa masuk kamera, bahkan pada saat konser sekalipun. Tentu saja aku harus membereskan hal itu. Kalau tidak? Apa artinya aku sebagai sebuah fansite bukan? Dan itulah pekerjaan Pak Lee.
Dia semua yang mengurus segala perizinan khusus untukku agar dapat membawa masuk kameraku. Ya, kamera adalah benda yang termasuk dalam list terlarang untuk di bawa masuk pada saat event atau konser. Apalagi kamera profesional milikku, itu sangat-sangat di larang karena di anggap dapat membuat video bajakan sebelum video resmi keluar.
Ia biasanya sudah mengatur itu dengan penyelenggara acara, dengan kata lain, Pak Lee lah yang mencari koneksi untukku agar di berikan izin masuk membawa kameraku. Tentu hal itu tidak mudah, tapi semuanya selalu berjalan lancar di tangan Pak Lee, aku sendiri tidak tahu bagaimana jelasnya. Tapi tentu saja itu juga tak terlepas dari bantuan ayahku, salah satu penerus perusahaan brand pakaian yang paling terkenal di Korea Selatan. Dan kalian harus percaya, kalau aku mengatakan bahwa Byun Baekhyun adalah salah satu modelnya.
Tapi kalian juga harus percaya hal kedua, yaitu aku tidak meminta ayahku untuk menggunakan Byun sebagai modelnya. Hanya saja papaku ingin membuatku senang akan hal itu, dan aku tidak tahu sama sekali. Dan itu saja beliau lakukan ketika sudah hampir enam bulan lebih aku menjadi masternim dari fansite seorang pria tampan itu, Baby Byun Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae Masternim!❌Byun Baekhyun
FanfictionJika mencintaimu adalah kesalahan, maka selamanya aku enggan menjadi benar. - Byun Baekhyun. ... Ini adalah peristiwa yang terjadi padaku beberapa tahun lalu. Tepatnya saat aku memutuskan untuk membuat fansite dari seorang idol Korea Selatan yang be...