Kenapa kau meluluhkanku?
- SM
"Whoa whoa whoa—YAK!!"
Bugh!
"Argh noona! Kenapa kau selalu memukulku?!" seru Chanyeol tak terima. Wajahnya lantas mengerucut kesal, sambil mengusap-usap puncak kepalanya yang aku pukul dengan stik game.
"Yak! Aku kesal tau! Kenapa kau selalu menang?! Sudah, aku tak mau bermain ini lagi!" seruku, setelahnya melangkah menuju dapur, meninggalkan Chanyeol yang masih menggumam kesal.
"Mwoya?! Kenapa isi kulkas apartemenmu kosong?!" seruku, menatap dari atas sampai ke bawah isi kulkas apartemen milik Chanyeol, yang ada di sana hanya beberapa botol susu berbagai merk, dan permen jelly.
Astaga, dia anak kecil atau apa?!
"Buat apa aku membeli bahan makanan kalau tidak ada yang memasakkanku noona," jawabnya datar.
"Astaga! Kau hanya ingin hidup dengan makan ramyeon dan makanan cepat saji lainnya? Pantas saja, setelah mengenalmu seperti ini, kau aslinya memang seperti orang bodoh."
"YAK NOONA!" seru Chanyeol tak terima, "aku pintar tahu!"
Aku mendengus, laki-laki satu ini selalu saja membanggakan dirinya sendiri.
"Yayaya... Terserah apa katamu saja, Park Loey yang tampan dan pintar," ucapku sambil menutup kulkas dan duduk di kursi pantry yang berhadapan dengannya.
Mataku tiba-tiba mendelik, "Mwo?! Apakah wajahmu memerah karena pujianku barusan, Chanyeol-ssi?" tanyaku sarkastik demi melihat wajahnya yang terlihat bersemu merah, membuatku menahan tawa yang tiba-tiba saja entah kenapa hendak meledak dari mulutku.
"Yak! Aku tidak!" sergahnya cepat, "aku sudah sering dipuji, ya! Jadi untuk apa aku memerah hanya karena pujian sarkastik mu itu!" elaknya, yang langsung kuhadiahi tertawaan keras.
Chanyeol berdecak. "Noona-ya. Kau ini suka sekali memukulku, sekarang menertawakanku," ucapnya dengan nada sendu yang seperti di buat-buat.
Lantas aku meredakan tawaku dengan akhir kekehan pelan. Tersenyum lebar, aku lalu mencondongkan tubuhku, mendekatkan wajahku ke wajahnya.
Aku menarik dan memainkan cuping telinga lebarnya. "Aigooo... Park Loey yang tampan ternyata sangat mudah mengambek, hm?" Aku langsung tertawa setelah mengucapkannya.
Sial! Dia lucu sekali.
"Yak! Noona, berhenti menggodaku!" seru Chanyeol tapi tak berusaha melepaskan tanganku dari telinganya, dia membiarkannya, hanya mulutnya saja yang marah-marah.
Lantas aku langsung melepaskan pegangan tanganku di cuping telinganya demi melihat wajahnya yang memerah padam. Masih dengan sisa tawa, aku duduk lagi.
"Kau lapar kan? Ayo kita beli bahan makanan," ujarku tak memperdulikan esensi kesal di wajahnya.
"Hmm..." Chanyeol hanya bergumam, lantas langsung berdiri meninggalkanku begitu saja menuju gantungan jaket, mengambil jaket dan memakainya.
Aku malah terkekeh melihat itu.
Aigoo... Kenapa Chanyeol sangat lucu? Hahaha...
"YAK!" Aku lagi-lagi memukul kepalanya.
"NOOONAAAAAA! Berhenti memukulku!" Chanyeol menjerit sangat kencang kali ini, memutar tubuhnya ke arahku yang berada di belakangnya.
"Ck! Pakai ini, baboya!" ujarku, tak memperdulikan jeritannya. Aku langsung saja berjinjit, berusaha menggapai telinganya, dan memakaikan masker di sana. "Kau ini, benar-benar keras kepala sekali," gerutuku, setelahnya melangkahkan kaki mendahuluinya menuju pintu.
Tapi, tiba-tiba aku menghentikan langkahku tepat di depan pintu, lalu berputar menghadap Chanyeol.
Terlihat, kini laki-laki jelmaan tiang itu mengernyitkan dahinya, bertanya.
"Tak akan ada paparazzi kan? Ini tidak berbahaya kan?"
Chanyeol menghela napasnya pelan, "Sudah malam noona. Aku yakin, para paparazzi kurang kerjaan itu sedang istirahat," ucap Chanyeol sambil melanjutkan beberapa langkahnya, mempersempit jarak di antara kami.
Aku malah tertegun.
Chanyeol sedikit menunduk setelah tubuhnya benar-benar berada di depanku, mensejajarkan wajahnya dengan wajahku.
SHIT! APA YANG AKAN CHANYEOL LAKUKAN?
"Noona, harus pakai kacamata ini," ucapnya lalu memakaikan kacamat bundar besar di telingaku yang entah di dapat dari mana. Ia tersenyum lebar, menampilkan cacat lubang di pipinya yang malah terlihat menambah volume menggemaskannya.
Aku mengerjapkan mataku.
Argh! Lagi-lagi sial! Dia tampan!
Noona, itu kacamata kesayanganku. Hehe... - Chanyeol
...
"Kau sedang naik daun Baekhyun. Setidaknya kau harus lebih berhati-hati."
Aku berdecak. Sedari tadi rasanya aku ingin mengoyak saja mulut PD-nim di depanku ini yang seolah tak mendengarkan penjelasanku sama sekali hingga dia terus mengulang-ulang kalimat menyebalkan itu. Sedangkan Taeyeon noona di sampingku hanya menunduk tak menjawab.
Ya, aku menyuruhnya diam. Tentu saja aku tak mau Taeyeon noona merasa terbebani, walau bagaimanapun juga, adalah ideku mengajaknya ke rumah sakit, dan lagi mana mungkin aku seorang laki-laki tak bisa melindungi perempuan, kan?
"Taeyeon-ah. Bagaimana dengan penjelasanmu? Aku ingin mendengarnya," ujar PD-nim, mengalihkan atensinya dariku.
Dengusan kasar langsung saja keluar dari mulutku.
"Mianhamnida PD-nim. Tapi aku tadi sudah benar-benar menjelaskan apa yang terjadi kemarin. Taeyeon noona sakit, dan tidak ada siapa-siapa di dormnya. Jadi, apakah sesama teman seagensi aku tidak boleh menolongnya yang sedang kesakitan?" ucapku sesopan mungkin, berusaha menahan gejolak amarah yang rasanya ingin aku muntahkan saja di wajah menyebalkan PD ini.
Lantas terdengar helaan kasar dari PD-nim. "Baiklah baiklah. Aku akan mengurus berita klarifikasinya. Untung saja, itu hanya berita yang masih di kategorikan biasa. Lain kali kau harus berhati-hati, Baekhyun, Taeyeon."
"Ne. Gamsahamnida. Lain kali aku akan sangat berhati-hati. Kalau begitu aku permisi." Aku langsung berdiri yang di susul oleh Taeyeon noona.
"Sebentar," ujar PD-nim, menghentikan gerakanku, "aku tidak tahu apa hubungan kalian, tapi aku harap jangan dulu menjalin hubungan, para fans apalagi fansmu Baekhyun, mereka sangat sensitif tentang masalah dating."
Aku menundukkan tubuhku setelahnya, menyatakan aku paham apa yang di peringatkan PD-nim padaku.
"Mianhe, Baekhyun-ah," ucap Taeyeon, setelah kami keluar dari ruangan.
Aku menghela napas pelan lalu memeluknya, mengusap kepalanya. "Ne. Gwaenchana. Kau tidak salah apa-apa. Aku yang salah noona."
Kurasakan, Taeyeon semakin megeratkan pelukannya. Sepertinya dia memang takut, walau pada kenyataannya akulah yang sebenarnya paling trauma tentang permasalahan yang seperti ini.
Ting!
Bunyi pesan masuk di handphoneku mengalihkan atensiku dari Taeyeon noona.
Aku mengurai pelukan itu, lalu merogoh saku jaketku, mencari-cari benda pipih itu di sana.
Entah karena apa, aku menyuruh seseorang untuk mengikuti Chanyeol yang menemui Adara karena suruhanku. Dan apa yang aku dapatkan barusan dari pesanku adalah foto-foto Chanyeol yang mengajak Adara ke apartemennya, lalu ke minimarket malam, dan sekarang di sebuah taman yang sepi.
Persetan! Chanyeol benar-benar tak bisa di percaya!
...
"Noona-ya."
"Hm?"
"Kau pernah mendengar istilah jatuh cinta pada pandangan pertama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae Masternim!❌Byun Baekhyun
FanfictionJika mencintaimu adalah kesalahan, maka selamanya aku enggan menjadi benar. - Byun Baekhyun. ... Ini adalah peristiwa yang terjadi padaku beberapa tahun lalu. Tepatnya saat aku memutuskan untuk membuat fansite dari seorang idol Korea Selatan yang be...