14 ~ Problem Comes Out

465 56 6
                                    

I think, this is blablabla at the first sight, huh? Hehe...

- SM

"Di dormnya katamu? Hah! Baehyun, kau pintar sekali!" seru Chanyeol sarkastik. Senyum mencemooh juga tergantung jelas di bibirnya.

Aku hanya menghela napas kasar mendengarnya, alih-alih menjawab, aku lebih memilih memperhatikan laman berita di handphoneku, yang menampilkan artikel bergambar yang memang sebenarnya adalah aku dan Taeyeon noona.

Sial! Entah bagaimana mereka bisa mendapatkannya.

Baekhyun : Adara, kuharap kau tidak membukanya. Dan walaupun akhirnya kau tak sengaja melihatnya di internet atau televisi, kau jangan langsung percaya. Hanya tetap percaya padaku, bisa?
Aku merindukanmu.

Usai mengirim pesan itu, aku langsung menyenderkan kepalaku ke kursi, memejamkan mata sambil mengetuk-ngetukkan handphone itu di kepalaku.

"Jawab, jawab, jawab," gumamku pelan, terus berharap layar handphoneku menampilkan gelembung chatting balasan dari Adara.

Entah kenapa pikiranku sekarang hanya tertuju padanya. Mengingat Chanyeol yang memberinya hadiah saja rasanya membuatku ingin meneriaki laki-laki caplang di sebelahku ini, apalagi di tambah mengingat Han Bin yang benar-benar tidur di kamar Adara semakin membuat volume kemarahanku naik drastis.

Aku kembali menurunkan handphoneku. Belum di read sama sekali.

"Berhentilah memainkan handphonemu," ujar Chanyeol yang ada di sebelahku dan langsung menarik handphone yang ku pegang. "Sekarang kuharap kau tidak membuang-buang waktumu. Akan lebih baik kau menyiapkan alasan yang masuk akal pada PD-nim nanti," ujarnya tanpa menatapku.

Aku lantas mendesah kasar. "Chanyeol-ah. Berhenti membuatku merasa ingin memukuli sesuatu sampai hancur," tandasku.

"Ck! Kau harus berusyukur hanya inisialmu saja yang di sebutkan, walaupun pada akhirnya netizen masih tertuju padamu. Jadi sekarang berhentilah dulu mencari masalah lain," tukas Chanyeol dengan wajah seolah tak peduli.

Helaan kasar lagi-lagi keluar dari mulutku. "Setidaknya kembalikan saja handphoneku," ucapku dengan nada rendah.

"Tidak akan kuberikan jika kau masih sempat-sempatnya ingin menghubungi sunbaemu it—"

"Ck! Aku ingin menghubungi Adara. Cepatlah. Sebelum aku berubah pikiran untuk menarik kedua telingamu sampai kau menjerit kesakitan," potongku mematahkan ucapan sok tahunya.

Terdengar helaan napas kasar dari mulut Chanyeol, yang setelahnya langsung menyerahkan handphoneku kembali.

"Dara-ya. Jawablah," ucapku sambil mengutipnya untuk kutuliskan di kolom pesan untuk Adara.

Tetap saja, sudah hampir sepuluh menit, tak ada jawaban sama sekali.

Aku memutuskan meneleponnya dan—

Tidak aktif.

Aku memejamkan mataku setelahnya, memijat dahiku.

"Chanyeol," panggilku yang sekarang tertunduk lesu, "terkadang di saat seperti ini aku merasa menyesal memilih jalan hidup menjadi seorang public figure. Aku bahkan terlalu takut untuk membaca komentar mereka. Terkadang aku terlalu takut hanya untuk sekedar mencari berita tentangku di internet. Terkadang juga kau tahu sendiri bagaimana aku saat tidur. Kau serius aku telah bahagia dengan keadaan seperti ini?"

Aku lagi-lagi menghela napasku, sesak. "Jawab aku, Chanyeol-ah," lanjutku, menolehkan kepalaku yang masih tertunduk pada Chanyeol di sebelahku.

"Jangan menyalahkan keadaan. Kau, kita, sedang di uji."

Saranghae Masternim!❌Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang