Bahagiaku sederhana, hanya tentang kamu, kamu, dan kamu.
- SM
"HYA! DARA-YA! BUKA PINTUNYA! AKU HARUS MEMINTA PENJELASANMU!" pekiknya berulang-ulang di depan pintu studioku tadi malam.
Tentu saja, setelah dia tahu bahwa Baekhyun meneleponku, Han Bin bodoh ini langsung mencecarku dengan berbagai pertanyaan yang membuatku tambah pusing saja. Akhirnya, aku menyeretnya dan mendorongnya hingga keluar studio, dan dengan cepat langsung menguncinya.
"Ck! Baboya!" umpatanku lolos saat membuka pintu studio, bermaksud untuk keluar. Karena di sini, tepat di depan pintu, Han Bin tertidur meringkuk di lantai dengan kantong tidurnya.
Masih menggunakan piyama tidur, aku mengucek mata dan mengeluarkan sisa kantukku dengan menguap lebar, karena hari ini mungkin masih pukul tujuh pagi, aku langsung melangkahi Han Bin setelah terlebih dahulu menyelimutinya asal.
Hhh! Yah, aku tidak setega itu membiarkan cowok kurang ajar ini kedinginan.
Aku mulai berjalan malas menuruni tangga, menenteng handphoneku yang sekarang telah menjadi benda yang tak akan kulepas dari tanganku, menunggu Baekhyun menghubungiku.
Namun, ketika menginjak tiga tangga terakhir, mataku seketika membelalak sempurna, bahkan mulutku menganga lebar tak percaya pada apa yang ada di depanku sekarang.
"Selamat pagi, Adara-ssi," sapa Paman Lee yang keluar dari dapur, dengan senyuman lebarnya.
Aku mendekat, masih tak percaya. "Apa ini Paman Lee?" tanyaku tanpa melihat ke arahnya, masih dengan keterkejutanku.
"Hadiah ulang tahunmu," jawab Paman Lee sambil terkekeh pelan.
Lihatlah! Kini gambar Byun Baekhyun terpampang sangat besar memenuhi dinding belakang tivi di ruang keluarga. Sangat-sangat besar, yang mungkin bisa di perkirakan ukurannya mencapai 4x10 meter. Entahlah! Pokoknya itu benar-benar besar dan memenuhi bagian dinding.
"Kau benar-benar melakukan ini?" tanyaku lagi, masih tak percaya.
"Ne, Adara-ssi. Sesuai permintaanmu, kan?" Lagi-lagi Paman Lee terkekeh pelan.
"Tapi di sana kan ada foto pernikahan eomma dan appa. Kau memberitahunya dulu kan sebelum menggantinya?" tanyaku.
"Tidak. Aku malas bertanya. Pasti appamu tidak membolehkan. Yasudah, aku ganti saja sendiri," jawab Paman Lee dengan santainya, membuatku hendak terpekik saat itu juga.
"DARA—" pekikan yang bersumber dari tangga di barengi dengan langkah kaki berdebam itu tiba-tiba berhenti.
"Wah! Aku sangat tampan di sana. Bukankah begitu, Adara-ssi?"
Ucapan itu sontak membuat tubuhku mematung, bukannya memutar melihat ke sumber suara yang sebenarnya sudah sangat ku kenal itu.
Tak mungkin kan ini suara Baekhyun?
"---BYUN BAEKHYUN?!" suara pekikan Han Bin spontan membuat tubuh mematungku berbalik.
"Baekhy—"
"Oppa," potongnya cepat lalu tersenyum, ia mengusak kepalaku, membuatku mematung lagi. "Dara-ya, annyeong. Kita bertemu lagi."
"K-kau? Kau benar-benar BYUN BAEKHYUN?" pekik Han Bin yang kini sudah berdiri di sampingku, dan tiba-tiba saja menangkup wajah Baekhyun, menatap wajah cowok itu tak percaya, dengan bola mata seperti hendak keluar saja.
Baekhyun mengernyitkan dahinya. "Siapa dia, Adara-ya?" tanya Baekhyun padaku, tapi sambil menatap Han Bin yang masih sibuk mengamati wajahnya.
Argh!! Entahlah, tiba-tiba mulutku serasa bungkam untuk menjawab pertanyaannya, namun kini tatapanku teralih pada Paman Lee yang hanya menonton drama kami bertiga. Tapi entah kenapa aku merasa yakin, wajah Paman Lee juga seperti menyiratkan keterkejutan walaupun berusaha tak menampakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae Masternim!❌Byun Baekhyun
FanfictionJika mencintaimu adalah kesalahan, maka selamanya aku enggan menjadi benar. - Byun Baekhyun. ... Ini adalah peristiwa yang terjadi padaku beberapa tahun lalu. Tepatnya saat aku memutuskan untuk membuat fansite dari seorang idol Korea Selatan yang be...