SINAR matahari yang terpancar di pagi hari ini, memberikan semangat tambahan pada seorang cewek yang tengah berjalan di koridor SMA Citra Bangsa. Pagi ini--lebih tepatnya sehabis bangun tidur--cewek itu menemukan sesuatu dalam ponselnya yang membuat ia menjerit tertahan. Kalian pasti tidak akan percaya dengan apa yang didapat oleh cewek itu.
Agatha melihat kedua sahabatnya yang tengah merumpi di bangku mereka masing-masing. Kebiasaan setiap pagi yang tidak pernah dilewatkan oleh mereka bertiga.
Dengan langkah riang, Agatha mendekati dua sahabatnya itu. Ia tidak sabar ingin memberitahu apa yang ia dapati pagi ini kepada dua cewek yang sekarang melihatnya dengan alis yang bergelombang.
"Pagi kaliaan," ujar Agatha dengan riang.
"Kenapa lo, Ta? Mukanya kayak seneng banget."
"Iya, ngga biasanya lo seneng begini. Biasanya kan, pagi-pagi gini muka lo udah di tekuk aja karena dijailin sama cowok lo ... Ricky."
Dinda mengangguk setuju dengan ucapan Tiara. Biasanya pagi seperti ini, pertengkaran 'tom and jerry' sudah terjadi di depan koridor kelas mereka. Siapa lagi kalau pelakunya bukan Agatha dan Ricky. Mereka selalu saja berdebat, dengan Ricky yang mulai menganggu Agatha dengan tingkahnya atau apapun itu.
"Please deh ya kawan-kawanku tercintah, jangan buat mood aku rusak deh karena denger nama dia," ujar Agatha malas, membuat kedua sahabatnya terkekeh geli.
"Ya terus karena apa? Jangan bilang karena doi lo mulai notice lo deh. Bosen gue dengernya ngomongin doi mulu," ujar Tiara.
"Ih bukan, dia mah udah kelaut, nyesel aku pernah suka sama dia waktu kelas sebelas," Agatha mendengus.
"Ya teruuss?" Dinda mulai penasaran dan jengah.
Agatha terkikik geli sebelum menyuruh Tiara dan Dinda untuk mendekatkan telinga mereka ke bibirnya yang tipis tapi manis. Mata Dinda maupun Tiara membulat mendengar apa yang Agatha sampaikan. Mereka tidak percaya, dan mengatakan bahwa Agatha hanya mengada-ngada. Tapi, Agatha langsung memberikan bukti bahwa ucapannya itu bener.
"Serius lo, beneran dinotice sama suami gue? Gilaaa. Gue aja, istri sahnya belum pernah diDM." Dinda mengambil ponsel Agatha dan terus memperhatikan isi dm dari satu aplikasi Instagram dengan mata yang belum percaya.
"Serius, aku aja sampe ngga percaya kalau Shawn DM aku. Ini kayak mimpi, tapi bukan mimpi. Duh, melting tau ngga sih aku pas baca pesan dari dia itu."
"FIX! Lo buat gue iri. Lo pake susuk apa? Kasih tau guee, mau gue pake juga, siapa tahu nih yaaa, Jengkol ngenotice gue juga."
"Jengkol?" beo Agatha.
"Iya Jefri Nichol. Panggilan kesayangan gue buat diaaa."
"Sarap lo, nama bagus gitu malah diubah-ubah," ujar Dinda yang kemudian melihat sahabatnya yang tengah beruntung itu, "Terus kenapa gue ngga liat lo bales DM doi?"
"Malu, takut aja buat dia ilfeel," jawab Agatha yang membuat dahi kedua sahabatnya berkerut.
"Please deh, dia aja ngga bakal bales lagi kali. Lo tuh ibaratnya, hanya pakaian yang satu kali dia pakai."
Perumpamaan yang Dinda berikan begitu memohok Agatha, membuat harapan yang ia pupuk langsung hancur begitu saja. Bibirnya ia majukan 1 cm, bertanda jika ia kesal dengan Dinda.
"Jahat banget--"
"Siapa yang jahat?" tanya seorang cowok dengan suara beratnya dibelakang. Tiba-tiba saja, seperti jalangkung yang datang tak diundang, pulang tak diantar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HSR (1): Ricky & Agatha
TienerfictieAmazing cover by @itsmeyeremia Bukannya kata orang jaman sekarang, cinta itu tumbuh karena terbiasa? Ricky & Agatha © Copyright 2018 by Raggazi