20. Terkuaknya sebuah perasaan

146 18 1
                                    

AGATHA mencari Gevan di seluruh sudut sekolah. Hal pertama yang cewek itu lakukan setelah keluar dari laboratorium biologi. Agatha sudah bertekad ingin mengetahui hal apa yang membuat Ricky menjauh dan bertindak sedikit perhatian pada dirinya.

Mata Agatha mencari-cari tubuh Gevan di kelas 12 Ipa 1. Dia tidak melihat Gevan dari kaca luar, padahal di kelas tersebut sedang dalam keadaan yang tidak ribut karena ada guru yang mengajar. Tapi, tetap saja mata Agatha tidak menemukan Gevan di sana.

Agatha kemudian kembali ke kelas dalam keadaan tangan yang kosong. Tapi, siapa yang bisa menduga jika Tuhan sudah merencanakan pertemuan Agatha dan Gevan di depan koridor kelas dua belas. Gevan ternyata habis dari toilet cowok. Pandangan Gevan dan Agatha bertabrakan, membuat bisu datang sesaat memenuhi ruangan sekitar mereka berdua.

"Van, syukur aku ketemu kamu di sini," ujar Agatha yang mendapatkan wajah bingung milik Gevan.

Cowok yang seragamnya keluar itu terlihat menaikan satu alis miliknya.

"Lo nyariin gue Ta? Ada apaan memang?" tanya Gevan. Dia mulai melangkah mendekati Agatha.

"Ini tentang Ricky. Aku mau nanya sama kamu tentang suatu hal Van. Kenapa sikap dia akhir-akhir ini aneh banget? Apa aku membuat satu kesalahan?"

Gevan tersenyum kecut. Seperti yang dia duga, cepat atau lambat Agatha pasti akan menanyakan soal ini kepada dirinya. Karena Agatha tahu, dia adalah sahabat dekat dari cowok yang sudah menjauhi cewek itu.

"Sebenarnya Ta, gue ngga terlalu tahu pasti dia kenapa jauhin lo, tapi lo tenang aja, mungkin ngga beberapa lama lagi Ricky bakal balik kayak biasanya."

Jawaban yang Gevan berikan tidak sama sekali membuat rasa penasaran Agatha terpuaskan.

"Tapi yang gue bingungin Ta, kenapa lo sebegitu pusingnya mikirin hal yang gue yakin, ini ngga termasuk hal penting bagi lo, karena gue tahu serpak terjang antara lo dan Ricky. Selama ini hubungan kalian ngga terlalu baik, 'kan?."

Agatha bergeming di tempatnya berdiri. Apa dia harus jujur soal perasaannya kepada Ricky di depan Gevan? Toh, Gevan ini sahabatnya Ricky, siapa tahu cowok itu bisa membantu dirinya untuk mencari tahu apa yang sudah terjadi pada Ricky.

Gevan mendekat dan mendesak Agatha untuk segera cepat menjawab, hingga Agatha berjalan mundur membentur ke dinding kelas.

Ricky yang baru saja kembali dari koperasi sekolah, tidak sengaja melihat Agatha dan Gevan tengah berbicara di koridor. Dia langsung berjalan mendekati kedua orang itu.

Sebelum Agatha menjawab, tangannya sudah ditarik oleh Ricky. Gevan yang melihat itu tersenyum penuh arti, dia sudah memprediksi jika Ricky akan membawa Agatha pergi karena melihat cowok itu berdiri tidak jauh dari dirinya tadi. Gevan kemudian kembali lagi ke kelas dengan kedua tangan yang dimasukan ke dalam saku celana sekolah.

Ricky terus menarik Agatha membawa cewek itu ke tempat yang hanya akan ada mereka berdua. Jadi ini maksud Gevan kemarin, soal jika ada kesempatan dia akan mendekati Agatha. Cih, kalau begitu mulai dari sekarang tidak akan Ricky biarkan.

Yang ditarik hanya diam dan mengikuti langkah yang menarik dirinya. Agatha masih belum tahu kemana Ricky membawanya dan kenapa cowok itu tiba-tiba seperti ini. Sungguh, sikap Ricky yang sekarang seperti bunglon. Gampang berubah dan susah ditebak.

Sampai di taman belakang sekolah, Ricky melepaskan Agatha. Salah satu tangannya memijat kening kepala. "Kamu tuh kenapa sih Ta, selalu mau di deketin Gevan. Seharusnya kamu pukul dia atau terserah, biar dia ngga deketin kamu lagi."

Kening Agatha berkerut mendengar setiap rentetan kata yang keluar dari mulut Ricky.

"Oh aku tahu, jangan-jangan kamu suka sama Gevan, iya?" Ricky tersenyum getir melihat Agatha yang masih diam, belum mau menjawab pertanyaan dari dirinya.

HSR (1): Ricky & AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang