SUDAH satu bulan setengah Ricky tidak melihat Gevan di sekolah. Tapi, hari ini ia melihat teman satu ekstrakurikulernya itu masuk dengan jalan yang masih tertatih. Ricky memberikan ucapan selamat datang kembali dengan berhigh five dengan Gevan.
Dengan tidak sopan, Ricky duduk di atas meja Gevan. Sedangkan, Adit menarik kursi di sebelah Gevan untuk dipakai olehnya. Teman sebangku Gevan belum hadir, karena batang hidungnya memang belum terlihat.
Ada banyak hal yang mereka bertiga bicarakan. Hingga saat tawa mereka pecah, seluruh isi yang ada di kelas 12 Ipa 1 menatap mereka dengan berbagai tatapan. Terlebih lagi seorang cewek yang mengintip dengan malu-malu dari pojokan sana.
"So, apa aja yang gue lewatin selama kaga masuk? Gue denger temen kita yang satu ini lagi deket sama cewek yang inisialnya Agatha," kekeh Gevan, matanya naik turun menggoda.
"Tah, pasti si lemes yang ngomong," decak Ricky, tatapan matanya sengit pada Adit. Cowok itu pura-pura mengerut ditatap sengit oleh Ricky.
"Lagian apa yang mau lo tau? Gue sama dia masih kayak dulu, kayak anjing sama kucing," lanjut Ricky. Gevan beserta Adit hanya memberikan tawa yang ditahan.
"Dan lo anjingnya, haha," ledek Adit.
Gevan mengangguk setuju, ia seraya meledek Ricky dan menimpali Adit, dengan mengatakan, "Guk-guk dong ah, haha."
"Poop lo berdua," kesal Ricky.
Kenapa setiap pertemuan antara mereka bertiga, hampir 80%-nya ia selalu dibully dengan membawa Agatha. Cowok itu menggerutu, kedua temannya itu tertawa puas melihat wajah yang ia tekuk.
"Tawa aja terus, sampai mampus lo pada," sembur Ricky yang langsung membuat Gevan dan Adit berhenti tertawa sebentar.
"Ambekan lo, kayak cewek aja. Gimana Agatha mau suka coba, haha."
"Perlu lo catet ya dalam kepala lo, Agatha tuh udah suka sama gue."
"Alah, suka karena dare aja bangga lo," kikik Adit geli. Ia bergerak-gerak di kursi, mencari posisi enak untuk duduk.
Ricky terdiam, bingung ingin membalas apa ucapan Adit. Matanya mengelilingi isi kelas 12 Ipa 1, tidak sengaja Ricky menangkap sesosok cewek yang membuat ia menderita beberapa hari lalu.
Gara gara Ria, ia dan Juleha harus dipisah, dan uang jajannya ikut dipotong. Ricky heran, kenapa Fani lebih sayang Ria daripada dirinya. Padahal jelas, dia anak kandung Fani. Ria memberikan seulas senyum yang dibalas kebisuan oleh Ricky. Cowok itu mengalihkan lagi wajahnya dari Ria.
Di tempat duduknya, Ria mengepalkan tangan hingga kuku yang baru saja mendapatkan perawatan, rusak olehnya. Sedari Ricky masuk ke dalam kelasnya, matanya tidak pernah lepas melihat Ricky, walau sesekali harus di alihkan dengan pura-pura membaca buku agar tidak terlalu ketahuan sedang mengintip.
"Liat aja Rick, aku akan dapetin kamu," desis Ria tertahan. Suaranya pelan, bahkan terdengar seperti berbisik.
*****
Suasana perpustakaan selalu saja sunyi, harum dari aroma buku tidak pernah menghilang dari tempat itu. Agatha berjalan di antara rak buku biologi dan kimia, ia ingin menambah risetnya lagi soal tugas tentang mikroba.
Agatha mengambil beberapa buku biologi, ia membacanya langsung di tempat. Iris coklat itu menelusuri tiap kata yang tertulis di kertas putih sana, ia mendapatkan lagi pengetahuan tentang mikroba dan tahu harus berbuat apa saat melakukan saat praktek.
"Biologi, eh?" celetuk seseorang yang tiba-tiba saja berdiri di samping Agatha.
Cewek itu mengelus dadanya sebab kaget, ia menatap tajam pada orang di sebelahnya. Tangannya yang ringan, menepuk asal bahu orang itu. Gevan mengelus bahu dan meringis sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
HSR (1): Ricky & Agatha
Teen FictionAmazing cover by @itsmeyeremia Bukannya kata orang jaman sekarang, cinta itu tumbuh karena terbiasa? Ricky & Agatha © Copyright 2018 by Raggazi