BERITA tentang Ricky dan Agatha yang berpacaran, merambat cepat ke seluruh penjuru sekolah. Ada yang senang, biasa saja, bahkan tidak menyukai berita itu. Salah satunya Ria. Cewek itu yang paling tidak menyukai hubungan Ricky dan Agatha yang baru berjalan ini. Di saat kedua sahabat Agatha memberikan selamat, Ria malah diam dan mendumel dalam hati.
Ria berjalan mendekati Agatha, tersenyum kecut, lalu mengulurkan tangan. Bagaimana pun juga, dia tidak boleh memperlihatkan raut yang tidak senang. Bisa-bisa, rencana yang sudah dia susun menjadi hancur. Sabar. Karena Ria yakin, orang yang sabar akan selalu menang.
"Selamat ya, gue ngga sangka kalian jadian, padahal kemarin-kemarin, lo kelihatan benci banget sama Ricky," ujar Ria menyindir. Dia mengeratkan jabatan tangannya saat Agatha sudah mengenggam tangan miliknya.
Agatha menahan untuk tidak meringis. Entah kenapa, dia sekarang melihat Ria seperti sosok yang lain. Mungkin ini hanya perasaannya saja, tapi sungguh dia tidak nyaman. Bahkan dari awal mereka bertemu.
"Haha, namanya juga benci jadi cinta, Ri," balas Dinda, cewek itu terkekeh di samping Tiara.
Ria melepaskan jabatan tangannya, ia ikut tertawa kecil walau dipaksakan. Sabar, Ri. Kata-kata itu terus Ria , rasanya ia ingin berteriak jika dia ada di depan langkah Agatha.
"Perasaan ya Ta, waktu itu lo kayaknya ngga mau banget deh gue sebut pacar Ricky, tapi sekarang malah jadian."
"Maklum aja Ri, waktu itu masih gengsi kali bilang suka, padahal mah dalam hati udah suka banget," ledek Dinda.
Tiara yang menyelami perkataan Ria, menatap penuh tanda tanya pada cewek itu. Sama halnya dengan Agatha, ia merasa ada sesuatu yang cewek itu sembunyikan. Apalagi nada suaranya, seperti sedang menyindir Agatha.
"Kayaknya lo ngga suka banget ya Tata sama Ricky pacaran?"
Pertanyaan Tiara yang tiba-tiba, membuat suasana menjadi hening, walaupun suara di belakang punggung mereka masih saling menyahuti. Maklum, kantin tidak pernah sepi selama jam istirahat.
"Eng-ngga, kata siapa gue ngga suka. Gue seneng banget kali. Pertanyaan lo apaan banget si, Ra." Ria berusaha untuk terlihat biasa saja.
"Tau Ra, yakali si Ria ngga suka sama hubungan Tata sama Ricky," ujar Dinda membela Ria.
"Terserah deh." Tiara sudah tidak peduli. Ia sekarang fokus dengan makanan yang tadi dipesannya.
Agatha yang sedari tadi diam, belum menunjukan akan bersuara. Padahal, hari ini dia adalah ratu yang sedang diperbincangkan oleh Dinda dan Ria.
Selang beberapa menit, Ricky datang bersama Gevan dan juga Adit. Peluh mereka bercucuran dari atas kepala. Ketiga cowok itu habis bertanding futsal di lapangan, padahal Ricky berharap jika Agatha akan memberi semangat. Tapi sayang, ia harus menelan harapannya dalam-dalam ketika kedua sahabat pacarnya itu menarik Agatha untuk ikut bersama mereka.
Layaknya pacar pada umumnya, Ricky langsung duduk di samping Agatha, memberikan senyum terbaik yang ia punya. Rasanya, ia masih bermimpi jika sekarang Agatha menjadi pacarnya.
Agatha bergerak menjauhi Ricky. Sudah kah ia beritahu, jika dia tidak menyukai orang yang berkeringat di dekatnya. Tidak seperti cewek lainnya yang suka melihat cowok berkeringat, Agatha malah memilih menjauh. Karena menurutnya, itu jorok sekali.
"Kamu jorok ih, sana jaga jarak," ujar Agatha sebelum melihat Ricky protes.
Bibir Ricky mengerucut sebal, dia mencium ketiaknya. Sebelah kanan dan kiri. Dia tidak menemukan bau yang asem, tapi kenapa Agatha malah menghindar dari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HSR (1): Ricky & Agatha
Teen FictionAmazing cover by @itsmeyeremia Bukannya kata orang jaman sekarang, cinta itu tumbuh karena terbiasa? Ricky & Agatha © Copyright 2018 by Raggazi