09. Tsundere

129K 16K 4.6K
                                    



Yena menopang dagu, melamun diam di meja kafe sore itu. Sementara Yuta, Yogi, Jeka, Jeje, dan kali ini ada Erin, sudah tertawa-tawa riang bahkan Jeje memukul-mukul Yuta sangking ngakaknya. Semuanya adalah murid kelas 11 IPS 1. Yena tak terusik sama sekali, justru hanyut dalam dunianya sendiri di tengah keributan itu.


"Gue chat lo karena pengen tahu keadaan lo. Gue chat karena pengen tahu lo dimana. Lo lagi apa. Lo udah makan atau belum."


Yena merutuk kecil, merasa tertohok mengingat kalimat tersebut. Gadis itu memejamkan rapat mata sejenak, lalu menghembuskan nafas sambil membukanya. Menyesali apa yang selama ini ia rasakan.

Memang, harusnya sejak awal Yena tak pakai hati. Kenapa juga hanya karena vlog Yena jadi terlalu kepikiran... hingga jadi jauh begini. Cemburu kecil yang nyatanya justru membawa-bawa hatinya dan perasaannya seperti ini.

Bukankah Yena dan Eno bersahabat? Kenapa jadi menjauh begini?

Dulu di awal-awal semester, Yena lebih sering bersama Eno, Theo, dan Jaebi. Ketiga cowok anteng itu memang tak banyak gaya seperti yang lain.

Tapi memang sejak kelas punya grupchat, Yena yang awalnya sider lama-lama jadi anggota aktif, justru seakan 'terjangkit' virus receh mereka. Tanpa sadar sudah bergabung dengan Haylie, Rosie, Miya, Jesya, Jane, dan juga Hanna untuk menggoda si anak olimpiade itu. Eno yang hanya tersenyum tipis tak banyak bicara memang membuat siapapun jadi gemas.

Rasanya jadi rindu dengan saat-saat itu. Sekarang bagaimana? Ada hal aneh yang terjadi antara Eno dan Yena. Walau tak pernah frontal, Yena sadar ada sesuatu yang terjadi.

Dan sekarang, cowok tampan itu sudah memain-mainkan perasaannya. Padahal dulu, Yena yang kerap kali main-main untuk menggodanya.

Apa ini balas dendam?


Seseorang duduk dan menempel ke lengannya membuat Yena terkejut dan refleks menoleh.

"Napa lo?" tanya Jeka di sampingnya. Yena jadi mendesah pelan mengalihkan wajah kembali. "Gue sampai datang ke kelas lo buat liat yang mana orangnya. Lah ketemu di tangga," kata Jeka membahas hal tadi. "Terus kenapa lo pergi sih, njir? Kesannya gue kek orang ketiga yang rusak suasana."

Gadis mungil itu menipiskan bibir, "justru kedatangan lo nyelamatin gue," katanya lirih membuat Jeka mengernyit. "Gue nggak mau lama-lama sama dia."

Jeka jadi mendelik, "tadi pagi lo kesurupan seneng."

Yena tertawa sinis, "itu gue lagi bego."

Jeka mengangkat alis, lalu mengangguk-anggukkan kepala seakan mengerti. "Berarti dia nyepik elo tuh cuma becanda?" ucapnya mengingat pertanyaan Yena saat berlari ke kelasnya.

"Ya kali," jawab Yena acuh tak acuh.

"Eh, Na. Itu si anak olimpiade, kan?" tanya Jeka lagi, mengingat wajah Eno. "Gue pernah liat tuh di vlognya si Deya."

BRAK

Jeka terkejut setengah mati. Bahkan Jeje yang tertawa keras mendadak diam dan menoleh kaget bersama dengan yang lain. Ketika Yena memukul meja keras secara tiba-tiba.

"Bahas aja terus! Ingetin gue terus!" marah Yena membuat Jeka melebarkan mata dan menarik diri takut.

"N-Na... K-kan gue cuma... cuma nanya..." jawab Jeka tergagap tak mengerti melihat wajah sangar gadis mungil itu.

2A3: 4 Menit 9 Detik ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang