Haylie berbisik-bisik heboh, menggoyang-goyangkan lengan Jane di sampingnya. Bukan cuma Jane, tapi Jesya, Miya, Hanna, Yena, dan Rosi yang ada di dekatnya jadi menolehkan kepala. Mereka langsung mengerti. Melihat sosok tampan Eno sedang berjalan bersama seorang gadis cantik di koridor sekolah. Ia tertawa, membuat matanya menyipit dan gigi putihnya terlihat jelas.
"Eno sama gue nggak pernah seceria itu," kata si mungil Haylie bersungut.
"Dih. Gue liat Eno ketawa lepas gitu aja nggak pernah," sahut Hanna menatap selidik pada dua orang tersebut.
Miya mengerling, "yuk dah hambur sekarang," katanya dengan semangat empat lima.
"Gue yang nyetopin, kalian yang hadang kanan kiri ya," kata Jane dengan kilatan mata tajam.
"Ck. Ngapain sih?!"
Mereka jadi tersentak, lalu menoleh pada nada tinggi tak terima itu.
Yena memasang wajah keruh, lalu mengalihkan wajah memerhatikan orang-orang di lapangan depan kelasnya. "Alay lo semua," umpatnya pedas, membuat Miya dan yang lain makin terkejut. "Biarin aja dia pacaran. Ngapain diurusin."
"Dih, apasih lo, Na," kata Haylie bersua dari sebelumnya tercengang kaget. "Becanda aja keleusss. Ya kali kita bener labrak pacarnya Eno."
Rosi segera mengangguk setuju, "lagian sisa Eno aja kan yang bisa kita cabein. Emang mau siapa lagi? Ezra? Jeka? Hambar mah."
"Atau sekarang kita pindah haluan ke kakak kelas aja? Ada Kak Benji kan katanya baru jomblo!" celetuk Hanna mencoba mencairkan suasana.
Yena menghela nafas panjang. "Dah, ah. Gue hilang mood," kata gadis itu tanpa semangat, langsung berbalik dan beranjak pergi dari depan kelas tempat mereka berkumpul.
"Ih mau kemana?" tahan Jane membuat Yena menoleh sesaat.
"Ke kelas Jeje," jawab Yena malas-malasan, kembali melangkah berniat menemui sahabat ceweknya di kelas IPS itu.
"Salamin buat cowok gue ya!" pekik Rosi yang memang kekasihnya satu kelas dengan Jeje. "Bilangin, gue lagi pengen Biskuat!"
Yena mengangguk saja, berjalan pergi. Walau hal itu membuatnya berpapasan dengan Eno yang sudah berpisah dari Deya dan siap kembali ke kelas. Eno menoleh, memandang gadis berambut pendek itu. Yang berjalan tenang melewatinya tanpa menoleh ataupun melirik.
Eno mengernyit, tanpa sadar jadi memandangi Yena sampai gadis itu melangkah pergi dan menjauh.
***
"He, tutup panci. Batre lo abis?" celetuk Jeka yang melompat ke depan kursi kosong di depan Yena sedang menidurkan kepala.
"Ck. Gue lagi nggak pengen berantem ya," sahut Yena lemas, masih menempelkan pipi ke meja di samping Jeje yang asyik bermain Sims di hapenya.
Cowok bernama asli Jeirandi Kahendra itu mengangkat sebelah alis, jadi mengubah posisi duduk menghadap Yena. "Bikin vlog lagi kuy!" ajaknya mengetuk kepala Yena membuat Yena dengan kesal menepis tangannya.
"Males."
"Dih. Lo napa sih?"
Yena menarik nafas dan menghembuskannya berat sebelum menjawab, "abis kena efek..."
"Efek apa?"
"Efek.... Empat menit sembilan detik..."
Jeka jadi mengerutkan kedua alis, "lah durasi video kemaren? Emang elo kena efek apaan? Emang kalau abis nonton vlog itu ada efek sampingnya, Na?" racaunya tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: 4 Menit 9 Detik ✔ ✔
Roman pour AdolescentsKalau anak olimpiade berantem sama anak hits gara gara masalah vlog doang.... bakal baper nggak sih? - Yena awalnya termasuk para cewek yang sering menggoda Alveno, si cokiber -cowok kita bersama. Tapi karena Eno yang muncul di vlog adik kelas, Yena...