Yena berjalan keluar sekolah setelah tadi harus menemani Theo membantu Mr Simon dengan berkas-berkasnya. Gadis berambut pendek itu memajukan bibir bulatnya, merasa kesal sekolah sudah sepi. Theo tadi diberhentikan oleh pacarnya dan membuat Yena sekarang sendirian.
Punya pacar enak ya. Seenggaknya nggak sendirian gini.
Yena melengos sendiri. Saat ingin melewati parkiran, matanya melebar melihat sosok familiar di dekat sana. Gadis itu mengernyit dan mendekat.
"Eno? Kok belum pulang?"
Pemuda berwajah kalem tersebut menoleh. "Ah, gue tadi nunggu soal dari Bu Ida," katanya mengacungkan map yang ia pegang, lalu sibuk kembali memasukkan ke dalam ransel.
"Oh..." Yena mengangguk-angguk kecil, "duluan ya," pamitnya yang dibalas Eno dengan gumaman tanpa menoleh.
Yena merapatkan bibir, kemudian melangkah melewati Eno. Sambil melangkah menjauh, ia memain-mainkan bibir berpikir. Gadis itu berhenti, diam sejenak. Kemudian membalikkan tubuh.
Yena agak tersentak Eno sedang memandanginya dengan alis terangkat.
"Kenapa, Na?" tanya Eno melihat gadis itu nampak ragu pergi.
Yena bergumam kecil sebelum memutar tubuh kembali menghadap Eno. "Elo mau langsung pulang?"
Eno mengangkat alis, lalu mengangguk membenarkan.
"Eum..." Tangan Yena memain-mainkan kecil tali ranselnya. "Anu, mau temenin gue nggak?"
Pemuda tampan itu jadi mengernyit, "kemana?"
"Tadi kan gue harus bantuin Mr Simon, jadi belum sempet makan. Magh gue kayaknya kambuh," kata Yena merenggut kecil memegangi perut. "Mau temenin ke Mixme nggak? Deket di depan tuh daripada gue makan sendirian."
Eno mengerjap, tak langsung menjawab.
Yena memandangi ekspresi itu. Lalu tak lama menghela nafas kecewa.
"Yaudah nggak papa kalau lo nggak mau. Gue sendirian aja," kata Yena meringis pahit. Ia kemudian berbalik. Ekspresi wajahnya langsung mengendor, mengerucutkan bibir manyun.
"Na."
Langkah Yena yang baru mau beranjak terhenti. Ia menoleh.
"Mau jalan kaki aja? Nggak naik motor gue?"
Yena langsung memutar tubuh berbalik, "Eh?"
Eno tersenyum samar, "tunggu situ. Gue keluarin motor dulu," katanya sebelum beranjak pergi membuat Yena jadi melongo di tempat.
Yena mengerjap-ngerjapkan mata dengan bibir terbuka. Sampai gadis itu mengulum bibirnya, kemudian menarik bibir ke dalam berusaha untuk tidak tersenyum lebar saat ini juga.
***
Eno mengangkat alis, melirik gadis itu yang memain-mainkan sumpit kayunya di kotak kertas berisi mie di depannya. Nampak memikirkan sesuatu dengan kening berkerut samar.
"Na," panggil Eno membuat Yena terlonjak kecil dan mengangkat wajah. "Kok nggak makan? Katanya laper? Nanti magh lo kambuh," tegurnya mendorong pelan makanan Yena lebih dekat.
"Eh, oh, ya," kata Yena agak salah tingkah. Ia memainkan sumpit ke bawang goreng di atas mie. Lalu tak lama mengangkat wajah lagi, "Eno," panggilnya membuat pemuda itu berdehem menjawab. "Eung... lo... kok bisa muncul di vlognya Deya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: 4 Menit 9 Detik ✔ ✔
Teen FictionKalau anak olimpiade berantem sama anak hits gara gara masalah vlog doang.... bakal baper nggak sih? - Yena awalnya termasuk para cewek yang sering menggoda Alveno, si cokiber -cowok kita bersama. Tapi karena Eno yang muncul di vlog adik kelas, Yena...