17. Laporan

103K 14.1K 1.6K
                                    



Eno menidurkan diri di atas ranjangnya. Dengan kedua tangan teracung ke depan wajah menonton video dari layar smartphonenya. Ia tak hentinya tersenyum. Berkali-kali –entah sudah keberapa ribu kalinya- terus saja memutar ulang video dari akun youtube Yena. Mencermati ekspresi gadis itu jika di dekatnya.

Yena terlihat berbeda hari itu, terasa lebih lepas dan bebas. Ada dimana mereka sedang berada di mobil berdua dan Yena mengajak Eno bernyanyi bersama, menyanyikan lagu-lagu dari album teman sekelas mereka sendiri, Haylie. Eno malah tertawa-tawa melihat Yena yang berkali-kali mencoba mengambil nada tinggi dari suara Haylie.

Atau juga ketika Yena ogah-ogahan disuruh Eno melakukan hal kesukaannya: memakan kentang McD dengan es krim. Juga beberapa kali Yena berlari kecil dengan riang, meminta Eno berpoto di berbagai tempat.

Eno merasa tersipu sendiri. Cowok itu merasa sudah menemukan titik nyamannya bersama gadis ini.

Komentar dan viewers membludak. Semua memberi sambutan dan respon antusias. Sekarangpun, sosial media Eno tiba-tiba seperti dapat lampu sorotan.

Dulu, ia masuk deretan bintang sekolah yang tampan dan jadi tipe ideal para adik kelas karena postur tubuh tinggi dan wajah kalemnya. Kini, setelah video tersebut dipost Yena, mereka seakan melihat sisi lain Eno. Pemuda itu lebih ramah dan hangat. Membuat para adik kelas (sampai kakak kelas bahkan cewek luar sekolah sebenarnya) jadi lebih agresif. Kolom komentar instagramnya kini penuh puja puji.


Eno jadi mengubah posisi jadi duduk, membuka aplikasi chatnya ingin menghubungi gadis mungil tersebut. Rasanya gemas, seperti rindu. Padahal tadi mereka sudah bertemu di sekolah.

Eno benar-benar merasa mabuk. Hatinya menari, menyadari kini sudah mendapatkan 'irama' yang dimaksud Jevon saat itu. Semuanya sekarang terasa lebih menyenangkan.

Ah, jatuh cinta itu seindah ini ya?

Eno masih tersenyum-senyum sendiri. Namun ia jadi tersentak, baru melihat ada chat masuk yang tadi tak ia pedulikan karena keasikan menonton vlognya bersama Yena. Garis wajahnya menurun. Keningnya jadi berkerut.



Faili: Kak Eno

Faili: ada yang mau aku omongin


**


Eno melepaskan helm, menaruh di atas motornya. Cowok itu memperbaiki ransel dan segera berlari kecil ke arah pintu utama sekolah. Eno mempercepat langkah menyusuri koridor sekolah pagi itu. Bukannya ke arah kanan menuju deretan kelas sebelas, ia justru melangkah terus.

Pemuda berkulit putih tersebut langsung berhenti di depan pintu X-3 yang terbuka. Ia memandangi sekitar kelas yang masih sepi, hanya ada beberapa orang. Membuat salah satu siswi di dekatnya jadi melangkah mendekat melihat kakel ganteng itu datang.

"Kak Eno cari siapa?" tanya gadis itu, Arin namanya.

"Deya mana?"

Arin melebarkan mata, agak kaget. "Eung... kayaknya sih ke koperasi atau perpustakaan, kak. Tadi dia udah datang-"

"Oh, oke. Makasih ya," potong Eno segera, lalu berbalik dan berjalan cepat menuju tempat yang disebutkan Arin.

Eno merasa makin gelisah. Ia bahkan menaiki dua anak tangga sekaligus menuju lantai dua. Cowok itu langsung memasuki perpustakaan. Ia menaruh asal ransel di salah satu rak yang tersedia. Tanpa menulis kehadiran di perpustakaan, cowok itu mempercepat langkah melihat sosok yang ia cari.

Deya yang sedang menunduk mencatat sesuatu terkejut tiba-tiba ada yang duduk di depannya. Ia mendongak, makin kaget melihat sosok tampan Eno.

Eno mendesah pelan, "Hai..."




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













2A3: 4 Menit 9 Detik ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang