Creadit Cover By: graphicarea, thx sudah meluangkan waktu untuk ini :)
Sebetulnya tak penting memakai pakain semacam apa, asalkan ia tidak telanjang ataupun sekedar memakai bikini meski mereka bertemu di pantai. Tetapi entah mengapa gadis itu terlihat ribet memilih baju yang bertumpuk di almari. Seolah-olah pertemuan ini resmi seperti para pejabat menteri yang mengharuskan memakai pakaian tertentu. Pakaian yang digantungpun nyaris lepas semua dari hanger.
Rasa penasaran ini membuatnya seolah terlihat amat antusias. Pertama kalinya ia akan bertemu sahabat penanya setelah bertemu hanya lewat sebatas kertas. Kira-kira seperti apa bentuk wajahnya? Standart, di atas standart atau di bawah standart?
Yuju mengibaskan wajahnya. Memandangi wajahnya di depan cermin. Tak penting seperti apa bentuk wajah seseorang yang telah tahu banyak sepenggal kehidupannya. Yang ia tahu ia merasa nyaman ketika berinteraski dengannya meski sebatas lewat sebuah surat dalam botol.
Detik jam di kamar Yuju masih terus berputar dan berbunyi. Terdengar keras karena kamarnya sepi tak ada suara apa-apa. Gadis itu menunggu jarum jam itu bertengger diangka sekitar 4 dan 5. Baru setelah itu ia akan pergi.
Ada banyak sesuatu yang ingin ia bicarakan nanti ketika mereka benar-benar kopi darat. Yuju juga sudah menyiapkan beberapa pertanyaan padanya tentang komik itu. Konyolnya, tiba-tiba mendadak ia merasa menjadi wartawan yang hendak mengintoregasi seseorang dengan rentetean pertanyaan.
Ponselnya berdering dan bergetar di atas meja. Yuju meraihnya dan membuka satu pesan Voice Note baru dari Whatsup chat. Senyumnya terbit dari bibir, saat tahu Yang Yoseob lah pengirim pesan suara itu.
'Maafkan aku'
Sejenak, Yuju tertegun. Berusaha mencerna kata yang semestinya amat mudah ia mengerti. Tetapi hal yang tak dimengerti adalah alasannya. Kata maaf itu untuk seseorang yang telah berbuat salah, tetapi memangnya apa yang sudah Yoseob lakukan padanya?
"Oppa, kau salah minum obat ya?" Balasnya pada ponsel itu, gadis itu mencibir seolah ponsel itu adalah Yoseob. Ia tersenyum ketika pesan itu terkirim. Kadang ia merasa Yoseob itu penuh kejutan. Paling bisa membuat pipinya menghangat dan merona meskipun hal yang dilakukan begitu sederhana.
'Tapi, aku juga minta maaf' ucapnya kemudian. Mendadak merasa bersalah karena menolak ajakanYoseob pergi ke Jinan dan membohonginya.
Mungkin nanti, ada banyak waktu untuk mereka ngobrol dan ia akan jujur. Untuk sekali saja ia membohongi Yoseob, meski kenyataanya ia juga amat sangat benci dibohongi.
****
Suara deburan ombak memecah ditelinga saat kaki Yuju berjalan menapaki pasir pantai. Sore ini beberapa hilir mudik anak-anak berlarian di tepi pantai dan berenang di laut, ada pula yang sibuk membuat istana istana dari pasir.Sementara tabir surya di ujung pandangannya masih begitu elok membiaskan cahaya jingga yang bersinar menyemburat bagaikan kilauan emas. Pohon kelapa nampak tinggi dan sedikit membungkuk. Burung-burung terbang dan bersiap pulang ke sangkar pohon.
Sedikit lagi langkah itu sampai pada tempat pertemuan. Tempat di mana mereka beritual memendam ke dalam pasir selembar surat dalam botol. Tempat di mana gadis itu mencurahkan sepenggal kehidupannya dengan begitu ringan pada seseorang yang tak dikenalinya, tanpa ia sadari bahwa semua itu suatu saat akan menyakiti hatinya. Membunuh rasa kepercayaan hati pada seseorang, dan mungkin inilah permulaan dari kesakitan itu.
Dari kejauhan, ditempat yang sudah tak asing untuknya, lebih dari Seratus langkah tempat Yuju berpijak, nampaklah bidang punggung seorang pria yang kini menatap gulungan ombak putih dan berbusa. Berdiri terpaku bagaikan miniatur patung manusia yang diletakkan begitu saja di bibir laut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Think I Love You (✔️)
AléatoireStatus: Done √ Yang Yoseob X Choi Yuna {Yuju} 하이라이트 X 여자 친구 Yuju merasakan Harinya sial saat pertama kali bertemu Yang Yoseob, si murid baru yang angkuh dan menyebalkan. Kesialan itu semakin bertingkat saat fakta mengungkapkan bahwa Pria itu adala...