BAB 21

124 24 8
                                        

*Sekarang giliran Author yang ambil alih :)

"Choi Yuna... aku sangat sangat sangat menyukaimu!"

Sontak banyak puluhan mata pengunjung menatap heran ketika mendengar teriakan kekanakan dan tak tahu malu seorang pria. Mereka lantas penasaran mencari-cari nama seseorang yang baru saja disebutnya. Yoseob sama sekali tidak peduli, memang  ini yang ingin ia lakukan. Karena mungkin Besok dan entah sampai kapan ia tak akan pernah bisa menikmati kebahagiaan ini bersama Yuju. Yoseob sudah memprediksi apa yang akan terjadi, ia akan mengakui semua dan siap untuk menerima konsekuensi. Yoseob lelah dengan rasa bersalah yang seolah terus menerus membelenggu jiwa.

Wajah Yuju memerah dan merekah. Bak ada tomat masak menggantung pada pipi chuby nya. Ia tak bisa menahan senyum antara malu dan bahagia. Pasti semua ini membuatnya kikuk dan salah tingkah.

Seorang gadis akan merasa diistimewakan saat seseorang yang disukainya memberikan kejutan yang tak disangkanya. Itulah yang ada di benak Yoseob. Sekalipun Yang Yoseob mempermalukan dirinya sendiri di depan umum, tetapi melihat wajah merona Yuju dengan alasan atas apa yang ia lakukan, dia sudah lebih dari senang.

Pria itu merentangkan tangan. Menyambut dan menunggu gadis itu untuk berhambur dipelukan. Gadis itu berusaha  menghampiri Yoseob, meluncur dengan sepatu roda itu dengan pelan karena takut tergelincir.

Semanis mungkin Yoseob tersenyum ketika Yuju sudah sampai di depan Yoseob, ia menatap Yoseob dengan tajam seolah hendak melakukan sesuatu.

Yoseob tidak tahu apa yang akan gadis itu lakukan. Mungkin dia akan memeluk, atau bahkan mencium pria itu? Atau kejutan lainnya yang tak terduga. Yoseob tak tahu, ia penasaran, tak sabar dan ia masih menunggu.

"Idiot! Konyol! Kekanakan! Memalukan!" Ucap Yuju dengan mata melotot. "Kau pikir kau ini masih bocah? Tanpa kau berteriak di depan umum aku sudah tau." Gadis itu menarik syal jingga yang ada pada leher Yoseob. Menarik tubuhnya dengan kasar keluar dari Area selancar.

Yuju habis-habisan mengomeli Yoseob. Ia bilang ia malu dilihat banyak orang saat ini. Yoseob tak menyangka apa yang ia lakukan ternyata bukan untuk membuat Yuju tersanjung. Dan benar saja, orang-orang menertawakan Yoseob yang kini diseret seperti bocah.

"Aku menyesal, lepaskan aku! Kau mau membunuhku, ya?" Teriak Yoseob tak tahan. Pacarnya sekarang mungkin dalam keadaan kesurupan. Dan ia benar-benar tak mengerti.

Yuju tak peduli. Terus saja menyeret Yoseob tanpa ampun, persis seperti orang yang sedang menyeret seekor sapi. Dengan susah payah langkah Yoseob tersuruk-suruk mengikuti Yuju. Terlihat begitu Egois dan tak berperasaan.

"Hey! Haruskah kau semarah itu?"

"Haruskah kau membuatku malu di depan umum seperti tadi?"

"Baiklah baiklah! Aku yang salah, Aku minta maaf."

"Mendapat maaf tentu saja ada syaratnya."

"Apa lagi, Tuan Putri?"

Yuju berpikir. "Belikan aku Es krim rasa Blueberry. Dan kau harus membawanya cepat-cepat dan jangan sampai mencair ketika sampai ke tanganku!"

"Hanya itu? Kau yakin?" Yoseob menerima tantangan yang ia pikir begitu mudah.

Segera mungkin ia mengambil langkah seribu, mencari-cari penjual es krim dan membeli rasa yang diminta Yuju.

Sepeninggal Yoseob, Yuju meloncat-loncat kegirangan. Senang karena bisa mengerjai pacarnya itu. Sebenarnya memang benar, Yuju begitu tersanjung atas apa yang telah Yoseob lalukan. Entah mengapa ia begitu senang ketika melihat Yoseob dengan Gentlenya berteriak tanpa malu seperti baru saja. Bahkan rona merah mudah yang ada di wajahnya hampir tak bisa ia sembunyikan. Hatinya begitu bahagia tak terkira, seperti ada bunga-bunga bermekaran memenuhi hatinya.

I Think I Love You (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang