BAB 03

273 43 4
                                        

Pekan ini  camping di alam terbuka akan diselenggarakan khusus untuk kelas 2 sekolah Hanyong. Sebuah hutan terdekat di ibu kota Seoul menjadi tempat refrensi sekolah tersebut. Wali kelas yang mengadakan acara tersebut, anggap saja ia mengajak para muridnya bersenang-senang menjelang libur panjang musim panas.

"Sisir, sabun, sikat gigi, pasta gigi ...." Yuju  menghitung ulang barang-barang yang akan dibawanya pergi. Ia kembali menumpahkan isi tasnya, takut jika barang-barang pentingnya bisa tertinggal .

"Berapa hari kau meninggalkan Ayah sendiri di Rumah?" Tanya Ayah Yuju kini yang sedang berdiri di depan daun pintu.

"Mmm, entahlah. Mungkin dua atau tiga  hari." Jawab Yuju sembari menimang-nimang tasnya, terlihat sangat ringan untuk tas yang berukuran cukup besar. Yuju pikir harus diisi dengan sesuatu .

"Hey! lihatlah! kau nampak senang meninggalkan Ayah sendiri di Rumah." Tuan Choi bersedekap dan melototi putrinya tersebut .

"Ayah, Ayolah ...ini hanya tiga hari, lagipula kegiatan ini diselenggarakan pihak sekolah." Yuju merayu Sang Ayah, sebelum Ayahnya berubah pikiran untuk tak mengizinkan Yuju  ikut camping bersama teman di sekolahnya. Ayah Yuju sedikit sulit memberi izin jika putrinya keluar Rumah dan jauh dari pengawasanya sendiri , tetapi dengan segala cara dan rayuan gombal yang dibuat oleh Yuju, Pada Akhirnya pria itu mengijinkan. Dengan syarat Yuju pulang dengan selamat .

****
Setelah semua telah dipersiapkan di dalam tas, kini Yuju keluar rumahnya. Bersama dengan itu tak ia bertemu dengan Yoseob yang kini sedang  bersama Ibunya di depan pintu rumah mereka. Ibu Yoseob itu terlihat antusias membekali putranya itu dengan snack dan bermacam-macam camilan. Terlihat jelas dari isi tasnya yang terus didesak desak meski tas itu sudah penuh .

"Ibu... sudahlah ini sudah terlalu banyak." Protes Yoseob kepada Ibunya.

"Sudahlah. Ibu tak mau kau kelaparan di tempat lain." Kata Ibu Yoseob yang terlihat perhatian, namun perhatianya itu membuat Yoseob begitu risih. Tentu saja, ia merasa diperlakukan seperti bocah SD. Teman-temanya pasti akan menertawakanya jika tau hal ini .

"Ibu... kau jangan berlebihan!" Yoseob  merasa malu, terlebih ketika Yuju mungkin sudah sedari tadi menonton ia dan Ibunya yang berdebat gara-gara snack.

Yuju terbelalak , tawanya tertahan. Dalam hati ia tertawa terpingkal-pingkal  ketika tahu bahwa Yang Yoseob diperlakukan oleh Ibunya seperti bocah. Jika ia berada di dunia anime, pastilah ia sudah gulung-gulung tak karuan.

"Apa kabar,Bibi?" Yuju menyapa Ramah Ibu Yoseob

"Apa kabar? Kau Putri Tuan Choi ya? Ternyata kau begitu manis." Nyonya Yang memuji Yuju, dan itu membuat Yoseob membuang mukanya serta menjulurkan lidah.

"Terimakasih Bibi, Anda begitu manis dan perhatian, tetapi kenapa tak menurun kepada Putra anda?" Yuju melirik sinis pada Yoseob.

"Kenapa dengan dia? Apa menurutmu dia bukan pria yang ramah? Dia memang seperti itu, sombong dan angkuh" Nyonya Yang mencibir putranya,  menjawab sejujur mungkin. Yoseob begitu kesal dengan sikap Ibunya yang tidak bisa mengontrol diri untuk membicarakan sifat buruk anaknya di depan orang lain.

"Ibu, aku mau berangkat." Yoseob  langsung neloyor pergi, sementara Yuju mengikutinya dari belakang. Pipi Yuju menggembung besar. Tawa gadis itu tertahan sedari tadi.

"Kau menertawakanku?" Ucap Yoseob dengan nada yang amat ketus .

Yuju diam tak menjawab. Tetapi setelah Yoseob jauh beberapa meter darinya, gadis itu langsung terpingkal memegangi perutnya sembari berjalan menyusul pria itu

"Kau mengikutiku?"

"Siapa yang mengikitimu? jelas-jelas tujuan kita sama."

"Alasan, jangan dekat-dekat denganku! Menjauhlah! aku bisa tertimpa sial." Yoseob  mempercepat langkahnya, seolah ia tak mau berjalan beriringan bersama Yuju

I Think I Love You (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang