Sudah terlalu siang jika aku berangkat sekolah hari ini. Jarum jam sudah hampir bertengger di angka tujuh. Bel sekolah Hanyong tentu saja sudah berkumandang sekarang. Aku memutuskan membolos untuk hari ini. Begitu juga Yuju yang tadi sama sekali belum mempersiapkan diri. Lagipula besok juga ada libur. Pihak sekolah memundurkan libur sabtu ke dua menjadi sabtu pertama di bulan ini. Aku berencana untuk mengajak Yuju bersenang-senang, mumpung dia sedang dibebaskan untuk sementara ini.
Aku melepas Jas hitam sekolahku dan menyampirkannya di kursi. Berjalan ke arah almari pakaian dan memilih pakaian layak yang tergantung di sana. Hari ini, sebagai hadiah ulang tahun, aku meminta ditemani jalan-jalan kemanapun aku mau, dan bonusnya adalah ia memberikan aku waktu yang tak terbatas. Kami benar-benar berkencan hari ini.
Aku antusias untuk berpenampilan sepantas mungkin di depan Yuju. Tanganku memilah-milah beberapa pakain.
"Brakk!!"
Aktifitas mengutak-atik almari membuatku tak sengaja aku menjatuhkan sebuah benda. Sebuah kotak kardus kecil dan juga lipatan kertas-kertas yang berserakan di lantai.
Kumpulan surat-surat itu kini membuat aku berlutut untuk memungutnya. Aku menghela napas frustasi. Mendadak merasa berdosa pada Yuju. Dosa besar yang mungkin tak termaafkan.
Aku menjerit frustasi dalam hatiku. Haruskah aku mengakui semua sekarang juga? Ini pilihan yang sulit. Pikiranku sudah berpikir dan memprediksi macam-macam tentang akibat pengakuan ini. Yuju pasti akan marah dan kecewa karena telah aku bohongi selama ini. Tetapi aku lelah, terus-terusan berbong dan dihantui rasa bersalah yang amat besar.
Pilihan ini membuatku sungguh dilema. Bak memakan buah simalakama yang akibatnya aku dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Yang pilihan itu sama-sama merugikan untukkku.
Kalian pasti akan bertanya-tanya. Tentang kebohongan apa yang telah aku ciptakan pada gadis yang aku cintai. Baiklah, ini saatnya mungkin aku akan mengaku dan menceritakan pada kalian.
Akulah sahabat pena Yuju, teman surat menyurat yang berinteraksi di sebuah pantai dengan selembar kertas kuletakkan dalam botol kaca transparan.
Iya, aku adalah Mr.Whylove itu, atau kalian bisa menulisnya Mr.YLove yang berarti Yoseob Love. Seseorang yang sering diceritakan oleh Yuju. Bagaimana awalnya ini bisa terjadi?cerita Ini seolah mengalir begitu saja tanpa sengaja. Dan aku sungguh tak bermaksud menyembunyikan sekecilpun sebuah kebohongan darinya.
*****
2014 Year
Ketika itu aku masih bocah pelajar kelas 2 JHS (Junior High School). Tempat tinggalku dulu di salah satu distrik di Seoul yang bangunan rumahnya dekat dengan pantai. Jaraknya mungkin hanya beberapa meter saja, yang semakin terlihat jelas gulungan ombak itu ketika aku berdiri di balkon lantai tiga maupun dua.
Tak ada tetangga di sana, hanya ada satu bangunan tinggi menjulang dengan pondasi kokoh terdiri tiga lantai. Kalaupun ada, itu adalah rumah-rumah mungil yang sangat jauh beberapa kilometer di sana. Dan mereka adalah beberapa Pekerja nelayan yang mencari mata pencaharian di lautan menjaring ikan ikan.
Jauh dari tetangga bukan berarti aku tidak memiliki teman di sekolah. Aku memang bukan tipe orang yang sembarang memilih teman. Dan aku adalah seorang yang paling suka menyendiri di antara teman-temanku. Wajar jika pertama aku pindah di sekolah Hanyoung banyak yang menganggapku sombong dan angkuh.
Aku memiliki alasan yang kuat untuk tidak menyukai sekolah baruku saat itu. Tentu saja, sekolahku di Ansan (SHS) lebih elit. Dan aku sudah nyaman karena sudah banyak berada di sekolah Ansan. Dan wajah sombong dan angkuhku saat itu adalah bentuk pelampiasan dan protes terpendam karena keputusan sepihak Ibuku yang memindahkanku begitu saja. Begitu saja memindahkan aku sekolah dan mengajak aku pindah dari rumah yang sangat aman nan damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Think I Love You (✔️)
AcakStatus: Done √ Yang Yoseob X Choi Yuna {Yuju} 하이라이트 X 여자 친구 Yuju merasakan Harinya sial saat pertama kali bertemu Yang Yoseob, si murid baru yang angkuh dan menyebalkan. Kesialan itu semakin bertingkat saat fakta mengungkapkan bahwa Pria itu adala...
