😍EPILOGE😍

279 37 2
                                    

Berbulan-bulan lamanya....

Yang Yoseob berlari menembus Hujan saat mobilnya sudah terparkir rapi di halaman rumah. Pria itu hanya mengenakan jasnya sebagai payung untuk melindungi diri dari hujan. Dia ceroboh karena tak menyediakan payung di mobil, padahal ia tahu saat ini sedang musim hujan.

"Oppa, kau sudah pulang?" Sambut Yuju yang tahu kedatangan Yoseob. Ia lantas menghampiri Yoseob yang sedang mengibaskan pakaiannya.

Jika bukan hari Minggu mungkin Yuju sudah berada di butik tempat ia menjual berbagai pakaian dan aksesoris. Aksesoris hasil desain dari tangan cantiknya. Ada juga bahan-bahan rajutan berupa sweater, Syal, tas dan lain-lain. Dan tentu saja itu adalah hasil rajutan Yuju bersama dua karyawannya. Sudah sejak tiga bulan yang lalu ia memulai bisnis kecil-kecilan dari hasil tabungannya ketika ia berada di Sanghai.

"Ayah tadi datang, dia membawakan banyak makanan dari lestoran seafood." Ucapnya sembari membantu melepas jas Yoseob. "Jadi aku tidak akan memasak malam ini."

"Hmmm... " Yoseob mengangguk tersenyum. "Lagipula kasihan Ayah sudah menyempatkan datang kemari hanya untuk mengantarkan makanan untuk kita." Ujar Yoseob

"Apa kau sudah lapar? Aku hangatkan makanannya dulu, ya?" Tawarnya.

"Hmm... boleh, tapi aku mandi dulu,ya?"

Yuju mengangguk mengangkat kedua ibu jarinya. Yoseob bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan melemaskan otot-otot yang ia bawa kerja seharian ini.

"Oh iya, Chagiya..  Buatkan aku kopi!" Yoseob kembali

"Oke!"

"Tanpa susu!" Yoseob kembali berjalan mundur mengingatkan.

"Bubuk kopi satu setengah sendok, gula dua sendok. Hanya itu,  kan? TANPA SUSU. Aku hafal mati racikan kopimu, Oppa!"

Yoseob terkekeh. "Sebegitu cinta kau denganku? Sampai hafal racikan minumanku?"

"Tentu saja, setiap hari hanya itu yang kau minum!"

****
Aroma makanan yang dihangatkan kini sudah tersaji dan menebarkan aroma gurih lezat. Berbagai menu makanan seafood begitu menggiurkan. Yang Yoseob sudah slesai mandi dan langsung menyeret kursi untuk duduk.

"Bagaimana dengan gallery lukisanmu, Oppa." Tanya Yuju sambil menyodorkan secangkir kopi pesanan Yoseob.

"Oh itu...  kau tau lukisan abstrak seri ke tiga yang aku buat satu bulan yang lalu?"

Yuju mengangguk "iya, aku tahu."

"Seseorang menawar dengan harga tinggi. Seratus juta Won."

"Kau hebat, Oppa!" Yuju memuji Yoseob dengan bangga. "Tapi kenapa lukisan yang ruwet seperti itu bisa semahal itu, ya?" Yuju mendadak polos.

"Meskpun ruwet abstrak dan amburadul, tapi jika seseorang mengerti maknanya, maka ia akan tahu betapa bernilainya sebuah karya seni. " Jelas Yoseob.

Yuju manggut-manggut. Sok faham. Padahal ia masih tak habis pikir.

"Ya sudah, Selamat makan... " Yuju mengangkat sumpit. Sup lobser sepertinya sudah di incar sejak tadi.

Mereka kemudian memulai memakan apa yang ada di meja. Yuju yang dari dulu paling antusias dengan makanan tapi tak gemuk-gemuk itu nampak lahap menikmati makananya.

"Pelan-pelan, Nyonya Yang!" Yoseob memperingatkan sambil lalu mengacak rambut Yuju. Ia selalu gemas dengan pola tingkah Yuju saat sedang makan. Seakan-akan tidak ada lagi makan untuk esok.

"Oh iya, Lusa kita ke Rumah sakit, Ya." Pinta Yuju

"Untuk apa?"

"Eunha akan melakukan operasi cesar. Aku ingin menemaninya."

I Think I Love You (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang