Moto

237 81 23
                                    

Dengan menenteng dua kantung plastik yang mudah di daur ulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan menenteng dua kantung plastik yang mudah di daur ulang. Aksa memasuki tempat nongkrongnya bersama raksa. Masih memakai baju seragam dan menggendong tas sekolahnya. Meskipun beberapa kaca di buka tetap saja asap rokok adalah hal pertama yang menyambut kedatangannya.

“Ck, sehari tanpa rokok enggak bisa apa.” Pertanyaan yang lebih ke pernyataan itu disambut tawa dua bersaudara yang menjadi dalangnya.

“Bawa apa lo, Sa?” tanya Agil menyambar salah satu kantung plastik yang Aksa simpan di atas meja. “Lex, susu lo, nih.”

Angga merapat. “Roti saya mana, Kas?” tanyanya sambil melihat apakah ada roti di dua kantung plastik besar itu. Saat tak menemukannya, Angga menatap Aksa.

Ditatap oleh Angga, Aksa nyengir. “Besok deh, ya.”

“Kalau sama saya aja, entar-entaran.” Meski begitu, tangan Angga mengambil si merah dan satu kotak susu kembali ke tempatnya.

“Punya gue itu, Ga!” seru Vino tak terima saat si merahnya dibawa.

“Minta satu.”

“Enggak! Balikin!”

Angga merenggut, dengan sebal Angga melempar si merah pada si maniak Vino yang langsung menangkapnya.

“Ini susu saya minta!” kata Angga tak ingin dibantah yang membuat si penyuka susu tertawa.

“Ambil dah, ambil,” kata Alex yang masih asyik merokok dengan kakaknya.

“Cepet mati kalian semua.” Suara menyebalkan khas Deon mengudara. Orangnya asyik selonjoran dan menatap malas teman-temannya.

“Mulutmu Yon,” peringat Brian yang mematikan rokoknya ke asbak.

“Lo duluan.” Tunjuk Deon pada Brian yang memutar bola matanya.

“Iyain aja gue, mah.” Setelah Brian mengatakan itu, Deon diam.

“Selesain deh, kegiatan kalian. Bentar lagi latihan,” kata Vino yang diangguki yang lain.

“Masih lama juga acaranya,” celetuk Alex sambil menekan puntung rokoknya ke asbak.

“Iya, tapi latihan itu penting,” balas Brian kepada adiknya.

Setelah selesai latihan, Aksa berbaring di sofa dengan ponsel di tangannya dan mulai asyik berbalasan pesan dengan Aira. Selain menjadi ojek suka rela Aira, Aksa kini menjadi orang yang meramaikan notifikasi di ponsel Aira. Mudah bagi Aksa untuk membuat perempuan terkesan, cukup ramaikan hidupnya, ramaikan notifikasi ponselnya, maka tak lama Aksa sukses meramaikan hatinya. Sebenarnya, kelakuan Aksa itu tidak salah, asal akhirnya jangan menghilang saja ... kalau pun mau pergi, setidaknya pamit dululah, biar sopan gitu kesannya.

AiRaksa ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang