Nomor Doi

404 118 35
                                    

Keesokan harinya, Aksa baru saja keluar dari kelas yang kebetulan satu lorong dengan kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, Aksa baru saja keluar dari kelas yang kebetulan satu lorong dengan kantin. Hari ini Aksa terpaksa keluyuran sendirian karena Deon dan Alex memilih bolos karena kesiangan. Padahal Aksa sangat yakin temannya itu kini tengah keluyuran di pinggir jalan, gembel emang! Aksa yang termasuk anak rajin, mana berani bolos sekolah coba. Kata Aksa, dirinya tidak level bolos sekolah, kalau bolos mata pelajaran ... bolehlah! Dasar Aksa.

“Sa, kantin?” Suara dari belakang membuat Aksa berbalik badan. Ternyata Arif dan Aldi, yang merupakan KM dan Wakil KM di kelasnya.

Aksa menganggukkan kepalanya. “Lo pada duluan aja, gue mau ke toilet.” Arif dan Aldi menjawabnya dengan acungan jempol sebelum berlalu meninggalkannya.

Aksa akan kembali berjalan ke arah toilet saat matanya tak sengaja menangkap sosok kakak kelasnya. Mata itu jelas sekali melihat ke arah Aksa, tetapi Aksa tidak buta untuk tidak melihat langkah terburu Aira yang langsung balik badan seolah baru saja ketahuan memperhatikan. Hanya orang-orang yang sering ke gap saja yang paham.

“Kaya lihat setan aja,” gumam Aksa yang tidak di sangkanya mendapat tanggapan.

“Lo setannya!” suara ketus dan menyebalkan itu, Aksa jelas mengenalnya.

Aksa menoleh. “Eh, Dede.” Aksa nyengir. “Sehat De?”

Dede mendengus dan berjalan melewatinya. “Dasar mata keranjang. Lihat cewek cantik dikit aja kaya lihat berlian jalan.”

“Jangan cemburu gitu dong, sayang.” Aksa tertawa dan menyamai langkahannya dengan Dede.

“Jijik gue, jauh-jauh sana!” Dede mendorong Aksa dan masuk kesalah satu bilik toilet, meninggalkan Aksa yang tergelak.

“MAU GUE TEMENIN ENGGAK, DE?” tanya Aksa berteriak.

“DIEM LO SETAN!”

Aksa tergelak, mengabaikan makian yang Dede lontarkan. Sebelum menuntaskan panggilan alam, Aksa menyempatkan diri mengirim pesan.

Ga, kirimin nomor sekelas lo. Jangan banyak tanya!

Setelah centang dua, Aksa tertawa. Aksa memang belum menyukai Aira, tetapi ada sesuatu yang entah apa ... membuat Aksa tertarik untuk mendapatkan nomornya.
“Ah, indahnya dunia!” seru Aksa dengan riangnya. Mengabaikan Dede yang lagi-lagi memakinya.


°°°
Enggak tau gimana ceritanya, yang jelas part-nya emang dikit. Jadi kalau mau baca, cepetan ya ... jangan sampai ketinggalan ;)

Tertanda, cerita ini milik D

Tertanda, cerita ini milik D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AiRaksa ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang