Aksa Senang

297 90 38
                                    

Aksa berjalan berdampingan dengan Alex dan Dion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aksa berjalan berdampingan dengan Alex dan Dion. Rencananya mereka akan makan di kantin, tetapi rencana tinggallah rencana karena Alex dan Dion dipanggil untuk menghadap guru mata pelajaran mereka.

“Gue sendirian, nih?” Aksa menatap Alex dan Dion seolah-olah jika dia ditinggal sendiri maka Aksa akan menjadi anak hilang. Padahal kalau hilang pun Alex dan Deon malah bersyukur kan, berkurang satu saingan mereka dalam hal menarik perhatian perempuan. Eh?

“Lo biasanya juga sendiri, Sa. Enggak usah rewel, deh,” ketus Deon saat meninggalkan Aksa dengan Alex yang Aksa tahan tangannya.

“Sa, gue lagi enggak mau bercanda, nih. Nilai gue terancam, njil! Lo jangan buat gue pusing!” Alex panik sendiri, bisa gawat kalau masalah pelajarannya terendus oleh papah dan mamanya.

Aksa cemberut. “Gue enggak mau ke kantin sendiri,” rengek Aska dengan muka sok melasnya padahal dalam hati Aksa tertawa puas. Paling jahat emang Aksa, tuh.

“Sa! Serius, deh! Mampus beneran nih, gue!” Alex tambah panik saat lagi-lagi namanya di panggil di pengeras suara.

Aksa masih kukuh menarik Alex ke kantin. Tidak Aksa pedulikan siswa-siswi yang melihat aksinya menahan Alex. Alex sendiri sudah ketar-ketir, bahkan dia bisa melihat Brian yang kini memelototinya. Untungnya selain melihat Brian, Alex pun melihat Aira yang berjalan bersama Mita.

“Sa, ada Aira, Sa! Samperin sana!” kata Alex tergesa. Kakinya bergerak ingin melarikan diri, apalagi melihat Brian yang menghampiri.

Mendengar nama Aira, Aksa langsung melepaskan tangan Alex begitu saja, dan mencari sosok Aira. Alex yang merasa terlepas, langsung saja menoyor Aksa, dan berlari tunggang-langgang menyongsong petuah penuh majas hiperbola dari gurunya.

Aksa tak memedulikan toyoran Alex di kepalanya, dia asyik cengengesan ke arah Aira dan Mita. Dengan semangat Aksa berjalan mendekati kedua kakak kelasnya. Menyisir rambutnya, Aksa tersenyum lebar ke arah Aira yang malah berniat berbalik arah.

“Mau ke mana sih, Kak?” tanya Aksa masih dengan senyum di wajahnya yang diberi tatapan sinis oleh Mita.

“Mita, gue ke kelas aja, ya. Lo ke kantin sendirian, enggak apa-apa?” Tanpa memedulikan kehadiran Aksa, Aira bertanya dengan sorot mata memohon pada Mita.

Mita menyingkirkan Aksa yang berdiri di depan Aira. “Lo kalau ke kelas malah bahaya, udah lo aman, sama gue aja.” 

Aksa berdecak. Tau sekali maksud bahaya apa yang dikatakan Mita. Mengabaikan perdebatan Mita, Aksa mengedarkan pandangannya. Setahunya, Angga harusnya ke kantin juga, tapi kok, enggak ada. Emang ya, orang kalau dibutuhkan itu suka hilang tiba-tiba, kenapa coba? Heran Aksa!

“Lagi ngapain kalian di tengah jalan?”

Aksa berbinar, dia langsung balik badan dan mengucapkan terima kasih secara isyarat pada Agil yang datang tidak sendirian.

AiRaksa ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang