Bohong Aja Suka

207 66 18
                                    

Di perpustakaan bukannya baca buku malah rebahan di lantai, kerjaan! Aksa emang beda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di perpustakaan bukannya baca buku malah rebahan di lantai, kerjaan! Aksa emang beda.

“Senyum-senyum buat novel, mubazir Kak. Coba senyumnya buat gue aja, lebih berguna.” Aksa berguling dari tempatnya dan mendekati kaki kursi yang tengah diduduki Aira.

Perpustakaan yang sepi membuat Aksa leluasa mengganggu Aira. Sedangkan Aira tidak merasa terganggu sama sekali. Sebenarnya, Aira tersenyum bukan karena apa yang dibacanya, tapi karena suara Aksa yang nyanyi balonku ... sungguh lucu sekali.

“Kak, gue laper,” ujar Aksa sambil menggoyang-goyangkan kursi yang diduduki Aira.

Aira menunduk. “Kalau laper makan, jangan laporan. Gue enggak akan kasihan.”

Aksa mengerucutkan bibirnya, sedari tadi Aksa mengajak Aira ke kantin, tapi tidak berhasil. Aira lebih memilih membaca buku daripada menemaninya. Tega!

Aksa bangkit, dengan lemas dia mendudukkan dirinya di samping Aira. “Paling tega Kakak tuh, untung gue suka.” Aksa memajukan kepalanya untuk melihat apa yang tengah di baca Aira.

“Kumpulan rumus matematika,” kata Aksa mengeja judul buku yang dibaca Aira. Menoleh, Aksa tidak sadar jika jarak mereka sangat dekat sampai Aira bisa merasakan embusan nafasnya.

“Wangi, ya,” gumam Aksa gagal fokus di depan muka Aira yang memerah karena kelakuannya. Nyengir Aksa mencubit pipi Aira. “Demam tiba-tiba, gara-gara gue ya, Kak,” ejek Aksa dengan jahilnya.

Gugup, Aira lantas berdiri dengan cepat, saat Aira hendak melangkah, Aksa menarik tangannya sehingga Aira tersentak ke pelukannya. “Kantin, ya,” ajak Aksa dengan cepat merangkul bahu Aira.

“Enggak laper, ketahuan guru,” racau Aira yang terpaksa mengikuti langkah Aksa.

Aksa lagi-lagi menolehkan kepalanya dengan jarak yang sangat dekat dengan Aira. “Enggak boleh bohong sama gue Kak, nanti gue suka.”

Aira membuang muka. “Gue jujur.”

“Ya bagus, gue lebih suka,” kata Aksa dengan tawanya.

“Semuanya aja lo, suka,” cela Aira menyembunyikan gugupnya.

Aksa tergelak. “Iya, apalagi sama Kakak,” balas Aksa yang membuat Aira memilih diam tak menanggapinya.

°°°
Siang menjelang sore semuanya.
Tertanda, cerita ini milik D

AiRaksa ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang