Chapter 5

1.2K 115 18
                                    


Gintoki membuka pintu rumah dan melihat Kagura sedang makan sukonbu sambil menonton televisi. Dia bersandar pada perut seorang lelaki yang sedang tiduran di belakangnya. Okita Sougo.

"Okaerinasai," kata Sougo sambil menatap Gintoki yang wajahnya sudah kesal.

"Heh, bocah! Kenapa kau seenaknya saja masuk ke rumahku?!" teriak Gintoki sambil memasuki ruang tamu diikuti Tsuki.

"Sudah pekerjaan polisi untuk melindungi warganya," Sougo menepuk-nepuk kepala Kagura yang matanya tetap tertuju pada televisi. "Kagura sendirian di rumah, Shinpachi tak pulang. Aku menjaganya."

"Manis sekali kamu, Sougo," kata Tsuki sambil melepaskan jaketnya dan ditaruh di gantungan baju. "Kagura, kamu tidak membuatkannya teh?"

"Sudah tadi, Tsuki," Kagura menatap Tsuki sambil mengemut sukonbu. "Aku lapar."

"Bantu aku masak, ya," pinta Tsuki sambil menggulung lengan baju bagian kirinya. "Sougo, kamu ikut makan, ya?"

"Oi, oi," Gintoki memandangi wajah Sougo dengan kesal.

"Oh, tentu saja. Terima kasih, Tsuki. Aku sudah lama tidak menikmati makan malam buatanmu," jawab Sougo sambil menatap Tsuki dengan senyuman.

"Ya..." Gintoki belum selesai bicara dan Tsuki mendekatkan wajahnya pada Gintoki.

"Kalian harus bicara berdua," bisik Tsuki. "Dewasalah sedikit."

Gintoki tidak menjawab. Ia mendengus dan berdecak. Tsuki dan Kagura pergi bersama ke dapur, meninggalkan Gintoki dan Sougo berdua.

"Danna, wajahmu lelah. Ada apa?" tanya Sougo sambil memberikan remote televisi. "Ini waktumu untuk melihat Ketsuno Ana."

Gintoki mengambil remote televisi dari tangan Sougo dan tiduran di samping Sougo yang duduk bersila. Gintoki mengganti channel televisi dan melihat Ketsuno Ana sedang menerangkan cuaca besok. Tapi, keinginannya untuk memandangi Ketsuno Ana tidak sebesar biasanya.

"Dia tidak menarik hari ini," ucap Gintoki dengan wajah datar. "Dia tidak terlihat bersemangat."

"Tsuki terlihat cantik hari ini," kata Sougo.

"Oi, jangan istriku."

"Aku selalu mengagumi Tsuki sejak dulu dan kau tahu itu, Danna."

"Aku juga selalu mengagumi Kagura sejak dulu dengan dada ratanya."

"Hatinya besar, mengalahkan dadanya."

Wajah Gintoki mendadak terlihat kesal.

Apakah bocah ini sudah menyentuhnya? Mungkinkah, sebelum aku dan Tsuki datang, mereka... Sudah colong start? Selengah itukah aku? Tapi mereka masih kecil. Kagura memang masih kecil, usianya baru 18 tahun. Tahun ini, dia akan berulang tahun yang ke-19. Dia akan tumbuh menjadi seorang perempuan dewasa, cantik, dan dadanya akan membesar. Apakah Sougo ingin menikahi Kagura karena dia ingin melihat perubahan itu? Dia juga masih anak kecil.

"Usiamu berapa tahun ini, Sougo?" tanya Gintoki.

"23 tahun bulan Juli nanti," jawab Sougo sambil memandangi Ketsuno Ana. "Kenapa?"

Shit. Di usianya yang masih 23 tahun, dia mau menikahi Kagura. Punya apa dia? Batang? Dua buah zakar? Sebesar apa?

"Hanya bertanya. Di mataku, kau masih anak-anak," jawab Gintoki datar.

"Setidaknya kadang aku lebih dewasa dari Hijikata-san," kata Sougo. "Aku lebih berani mengakui perasaanku pada Kagura, tidak seperti dia yang menggantungi perasaan kakakku selama bertahun-tahun."

Life After WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang