"Makanannya enak sekali, aneue! Terima kasih!" ujar Sougo dengan wajah berseri-seri.
"Ah, Sou-chan," Mitsuba tersenyum lebar. "Aku selalu senang melihat wajahmu yang puas dengan masakan buatanku."
"Masakanmu tiada duanya," kata Sougo. "Kagura harus banyak belajar padamu."
"Boleh! Bilang padanya, sering-sering datang ke sini untuk belajar masak denganku."
"Tentu saja, aneue."
Sougo menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 13.55.
"Kapan Hijikata akan kembali?" tanya Sougo.
"Toshi makan siang di luar dengan Sasaki, Sou-chan. Mungkin dia akan kembali sekitar pukul 15.00," jawab Mitsuba.
"Dia kan sudah ditugaskan untuk menjagamu dari penguntit. Kenapa dia malah pergi?"
"Jangan begitu, Sou-chan. Mungkin ada beberapa laporan yang ditanyakan Toshi pada Sasaki."
"Aneue, sejak kapan kau memanggilnya Toshi?"
"Ah... Sejak kita pulang dari restoran, Sou-chan. Yang kita makan bersama."
Sougo bergeming.
"Ada apa, Sou-chan?" tanya Mitsuba sambil merapikan piring-piring kotor.
"Apakah kau benar-benar mencintai Hijikata?"
Mitsuba berhenti membereskan piring-piring kotor dan melempar senyum lebar pada Sougo.
"Aku hanya ingin hidup bersamanya, Sou-chan. Di saat sedih, di saat bahagia."
***
"Satu, dua, ti..." Sasaki tiba di depan warung ramen sebelum Hijikata selesai berhitung. "Kau telat empat menit."
"Aku jalan kaki, Fukucho!" Sasaki terlihat ngos-ngosan. "Ini pesananmu."
"Terima kasih," Hijikata mengangguk dan langsung menaiki motornya. "Aku antar kau ke markas."
Sasaki terlihat lega saat dia dibonceng Hijikata. Hijikata memacu motornya lumayan cepat agar Sasaki bisa kembali bertugas di markas Shinsengumi.
"Oi, Sasaki," Hijikata membakar rokok seraya memacu motornya. "Jika ada yang bertanya kemana kau siang ini, bilang saja kau bertemu denganku untuk mendiskusikan laporan yang telah kutanda-tangani. Bilang saja kita makan siang bersama di warung ramen di belakang supermarket."
"Ba-baik, Fukucho!" jawab Sasaki. "Tapi, ada apa sampai kau melakukan hal ini?"
"Justru aku yang harus bertanya padamu kenapa Kondou-san meliburkan aku selama seminggu dan memintaku tinggal di rumah Mitsuba-san!? Kenapa kalian musti bohong padaku bahwa Mitsuba diikuti penguntit!?"
"It's classified, Hijikata-san," jawab Sasaki dengan santainya.
Mendadak, Hijikata menghentikan motornya, mengambil pistol dari kotak penyimpanan tersembunyi di motornya, dan mengacungkannya pada Sasaki.
"Ta-tanya pada Kondou-san! Aku hanya menjalankan perintah!" teriak Sasaki.
Hijikata menarik pelatuk pistol. Peluru bergerak cepat melewati Sasaki dan tertancap pada ban mobil yang diparkir di depan sebuah rumah di belakang mereka.
"Hubungi Yamazaki untuk menilang si pemilik mobil. Jelas-jelas, ada rambu-rambu yang mengatakan dilarang untuk parkir," kata Hijikata.
Hijikata kembali menyalakan mesin motornya dan pergi dari TKP bersama Sasaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After War
FanfictionUsai perang, kehidupan para pahlawan yang telah memberikan Edo kehidupan punya jalan mereka masing-masing. Hijikata dan Sougo, misalnya, yang akan menikahi orang yang mereka cintai.