Chapter 10

1K 100 19
                                        

Hijikata terbangun dan mendapati dirinya sudah bersandar pada sebuh bantal. Selimut tebal menutupi tubuhnya, dan matanya tertuju pada futon yang ditiduri Mitsuba.

Mitsuba tak ada di sana.

Hari itu hujan. Hijikata langsung berdiri dan mencari Mitsuba. Di atas meja makan, ada tiga buah onigiri dan sebuah kertas dengan tulisan, "Aku pergi ke supermarket. Aku akan segera kembali. Makanlah."

Hijikata mengambil satu onigiri dan berjalan cepat menuju pintu depan. Di samping rak sepatu, ada tiga buah payung.

"Cih..." Hijikata berdecak, mengambil dua buah payung, dan keluar rumah.

Hijikata berlari ke arah supermarket. Jaraknya lumayan jauh dari rumah Mitsuba, sekitar 15 menit jika berjalan kaki. Dia membawa dua payung, tapi dia tidak menggunakannya.

Hijikata tiba di depan supermarket dan melihat Mitsuba sedang berteduh di bawah canopy supermarket.

"Hijikata-san!" teriak Mitsuba.

Hijikata berhenti dan mengatur napas. Dia mendengus, lega Mitsuba masih di sana. Dia pun menghampiri Mitsuba dan memberinya payung.

"Ayo, pulang," ucapnya.

Hijikata berusaha membuka payungnya. Tapi, tidak berhasil.

"Payung yang itu rusak, Hijikata-san," kata Mitsuba sambil membuka payungnya. "Payung ini cukup lebar. Kita pakai berdua saja."

"Aku yang pegang," kata Hijikata sambil mengambil alih payung dari tangan Mitsuba. Hijikata membakar sebatang rokok. Keduanya pun berjalan meninggalkan supermarket menuju rumah.

Di sisi lain...

"Whoa, pergerakan mereka cepat sekali," kata Kagura sambil mengintip dari balik tiang listrik.

"Hijikata-san berubah. Padahal, baru satu malam," kata Shinpachi dari belakang Kagura.

"Ini bagus, ya kan, Gin-chan?" Kagura menoleh ke belakang.

Gintoki tersenyum. "Ya."

***

"Hijikata-san, kamu harus ganti baju," Mitsuba meletakkan payung basah di dekat pintu depan. "Kamu mandi air panas, ya?"

Mitsuba tiba-tiba terkejut. Hijikata sudah melepaskan kemeja putihnya dan memerasnya di dekat pintu depan. Sekarang, dia hanya mengenakan celana panjang saja.

"Oh," Hijikata ikut terkejut saat melihat wajah Mitsuba yang memerah. "Maaf. Biar lantainya tidak becek."

"Oh, iya..." Mitsuba berdeham. "Aku akan ambil handuk. Tunggu saja di kamar mandi."

Hijikata berjalan jinjit ke kamar mandi agar air yang merembes dari celananya tidak jatuh membasahi lantai. Tetap saja, Mitsuba harus mengepel lantai.

"Hijikata-san, ini handukmu. Pakaianmu taruh di luar ya, aku akan segera mencucinya," kata Mitsuba sambil memberikan handuk.

Hijikata menerima handuk dari Mitsuba dan mendekatkan wajahnya pada perempuan itu. "Kamu yakin?"

Mitsuba salah tingkah. "Ma-maksudnya?"

"Kamu benar-benar ingin mencuci bajuku?" tanya Hijikata pelan. Mitsuba mengangguk.

Hijikata menarik napas panjang. "Boxer-ku gambarnya mayonnaise, lho. Gemas, ya?"

***

Hijikata mengosokkan handuk ke kepalanya dengan kencang. Dia ingin rambutnya kering dengan cepat.

Life After WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang