Hijikata dan Mitsuba sudah duduk di meja dekat jendela. Keduanya duduk berhadapan.
"Makanan apa yang enak di sini?" tanya Mitsuba.
"Hijikata Special dengan Grilled Fish with Lemon Sauce," jawab Hijikata santai sambil menyemburkan asap rokoknya. "Prawn noodle-nya juga enak."
"Oke, aku pesan itu. Oh, aku juga mau salmon sushi," kata Mitsuba.
"Oke," Hijikata memanggil pelayan dan mengucapkan pesanannya dan Mitsuba.
"Di sini menyenangkan, ya? Berisik memang, tapi nyaman," kata Mitsuba sambil memangku kepalanya dengan tangan kanannya.
"Aku dan yang lain suka ke sini untuk mencari keramaian. Kami tidak membicarakan pekerjaan, kami hanya tertawa-tawa di sini sambil minum sake," kata Hijikata yang ikut bertopang dagu.
Mitsuba tidak menjawab. Matanya asyik memandangi pelayan yang mondar-mandir mengantarkan makanan.
Hijikata Toshirou, katakan padanya.
"Mitsuba-san," Hijikata berdeham. Tangan kanannya memainkan rokok yang masih terbakar. "Kamu cantik sekali hari ini."
"Eh?" Mitsuba tersipu. "Benarkah?"
"I-iya," Hijikata mengangguk pelan. "Aku lebih sering melihatmu mengenakan kimono. Aku lebih suka gayamu yang seperti ini."
"Wah," kedua mata Mitsuba berbinar. "Terima kasih, Hijikata-san! Aku akan terus bergaya santai seperti jika sedang bersamamu."
"Um... Oke," kata Hijikata sambil mengisap rokoknya. "Lebih baik begitu."
"Repot memang untuk mengenakan kimono. Yah, aku hanya menjaga kesopanan saja. Tapi, kalau Hijikata-san bilang begitu, aku akan menurutimu," kata Mitsuba.
Eh? Dia mau menuruti kemauanku? Sejak kapan aku melatihnya untuk duduk, berguling, menjabat tangan, dan pura-pura mati? Mitsuba-san bukan binatang, Toshi!
"Aku lega kamu bilang begitu, Hijikata-san," Mitsuba membuyarkan lamunan Hijikata. "Karena... Oh!"
Mitsuba melambaikan tangannya dengan wajah berseri-seri. Hijikata menoleh ke belakang. Sougo, Kagura, Kondou, Shinpachi, Tsuki, dan Gintoki berdiri di belakangnya.
Mulut Hijikata menganga. Mitsuba berdiri dan menunduk memberi hormat.
"Gabung saja!" kata Mitsuba. "Kagura, kamu duduk sebelahku!"
Kagura duduk di sebelah Mitsuba. Sougo duduk di sebelah Kagura. Kondou duduk di samping Sougo, diikuti Shinpachi di ujung meja dengan Tsuki di sebelah kirinya, dan Gintoki yang sedang menarik kursi di samping Hijikata.
"Maaf mengganggu kencanmu," Gintoki duduk dengan pelan sambil menepuk-nepuk bahu Hijikata. "Kencanku dengan Tsuki juga terganggu karena mereka."
Hijikata mengangguk dan mengisap rokoknya. Brengsek, aku dijebak.
***
"Wah! Sashimi enak! Dagingnya segar!" kata Kagura sambil mengunyah sashimi.
"Mau lagi?" tanya Sougo sambil menyelupkan sepotong kecil sashimi ke mangkuk kecap asin.
"Tentu saja mau!" jawab Kagura.
Sougo menatap kekasihnya dengan lembut. "Darin, makan kok, belepotan,"
Sougo membersihkan mulut Kagura yang sedang keasyikan menyelupkan sashimi ke mangkuk kecil berisi kecap asin.
"Hm," Gintoki menatap kesal Kagura dan Sougo. Ia pun menoleh pada Tsukuyo.
"Jangan coba-coba," Tsuki sudah tahu apa yang ada di pikiran Gintoki.
"Honey, kamu mau..." Gintoki meringis dan menunduk. Kakinya diinjak Tsuki.
"Kondou-san, kemana Otae-san?" tanya Tsuki sambil tersenyum lebar.
"Ah, aku tadi memang ingin mengajaknya. Tapi, aku pernah berjanji pada Shinpachi untuk mengajaknya makan di restoran. Jadi, dia tidak ikut. Lagipula, dia tidak akan mau pergi kalau mendadak," kata Kondou-san sambil menelan makanannya. "Nanti, akan aku bawakan sesuatu untuknya."
Kondou menatap Hijikata dan Mitsuba secara bergantian. "Toshi, bagaimana kehidupan rumah tanggamu dengan Mitsuba?"
"Oi, oi!" Hijikata salah tingkah.
"Kehidupan kami menyenangkan," Mitsuba menjawab, membuat semua orang tertegun. "Hijikata-san sudah menyelesaikan beberapa laporannya hari ini. Banyak yang harus direvisi katanya."
Hijikata menatap Mitsuba, tak percaya dengan apa yang ia katakan barusan. Mi-Mitsuba tahu?
"Ah, Toshi kami memang begitu. Dia orangnya cukup perfeksionis. Maaf kalau dia membosankan," kata Kondou.
"Ah, tidak, Kondou-san. Hijikata-san baik sekali padaku. Pagi ini, dia menjemputku di supermarket dan membawa payung. Tadi kan, hujan deras dan aku lupa membawa payung. Hijikata-san sampai kehujanan. Hijikata-san, mau mayonnaise lagi?"
"Perhatian sekali kau, Hijikata-san!" kata Shinpachi sambil menikmati Tempura Udon. Di saat yang sama, Hijikata menjawab Mitsuba dengan menggelengkan kepalanya.
"Oi, Toshi, bagaimana keadaan di kediaman Okita?" tanya Kondou.
"Yah, sampai saat ini tidak ada apa-apa, semua aman terkendali," kata Hijikata dengan terbata-bata. "Sebelum kami pergi tadi, aku memastikan bahwa aku sudah mengunci semua pintu dan mengecek benda-benda yang berhubungan dengan listrik."
"Wah, Hijikata-san adalah calon suami yang baik!" kata Tsuki sambil kembali menginjak kaki Gintoki. Gintoki hanya bisa menjerit tanpa suara.
"A-aku juga, Honey..." kata Gintoki lirih. "Aku selalu membersihkan kunai-kunai kesayanganmu setiap malam."
"Dan meletakkannya begitu saja di atas meja tanpa memasukkannya ke laci lemari," ujar Tsuki seraya menginjak kaki Gintoki semakin keras.
Sougo tidak menjawab. Dia hanya memperhatikan Hijikata dan Mitsuba secara silih berganti. Kagura sadar akan pandangan Sougo yang seperti itu.
"Darin, aku mau sashimi lagi," kata Kagura.
Sougo langsung berpaling dan mencari-cari pelayan yang berada di dekat meja mereka. Ia pun memesankan tiga porsi sashimi untuk Kagura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After War
FanfictionUsai perang, kehidupan para pahlawan yang telah memberikan Edo kehidupan punya jalan mereka masing-masing. Hijikata dan Sougo, misalnya, yang akan menikahi orang yang mereka cintai.