"Kamu mau pergi, Mitsuba-san?" tanya Hijikata sambil menatap Mitsuba dari balik laporan yang tengah dia baca.
Mitsuba menggeleng sambil mengunyah senbei pedas buatannya sendiri. "Tidak. Tapi aku ingin mencoba naik motor besarmu."
"Nanti kita jalan-jalan naik itu, ya," kata Hijikata.
Wajah Mitsuba terlihat berseri-seri. "Asyik!"
Tanpa sadar, Hijikata tersenyum lebar. "Kamu mau kemana?"
"Kemana saja asal sama Toshi."
Jantung Hijikata rasanya ingin meledak. "O-oke."
"Toshi-san, Sougo akan makan malam di rumah pada hari Minggu sekalian menjemputmu untuk kembali ke markas."
"Dia bilang padamu?"
"Iya, dia mengirimkanku pesan pagi ini."
"Baiklah."
Mitsuba mendengus. "Cepat, ya? Sudah hari Jumat saja."
Hijikata tidak menjawab. Dia hanya bisa memperhatikan Mitsuba dari balik laporannya tanpa suara.
Rambut Mitsuba sudah dikuncir sejak pagi. Hijikata suka sekali dengan rambut Mitsuba yang dikuncir. Selain itu, Mitsuba juga mengenakan kaus biru muda kebesaran dan celana pendek putih, membuat gula darah Hijikata naik dengan drastis.
"Kamu senang tinggal di sini, Toshi-san?" tanya Mitsuba.
"Senang sekali," jawab Hijikata sambil membakar rokok.
"Kamu masih ingin tinggal di sini?"
"Masih."
"Kenapa?"
"Biar bisa ketemu terus sama Mitsuba."
Si goblok, ngapain jujur banget jadi orang?
Mitsuba cengengesan. "Aku juga sama."
"Iya, aku tahu," suara Hijikata sedikit bergetar. "Kamu mau es krim?"
"Mau!" Mitsuba menatap Hijikata dengan wajah berseri-seri.
"Naik motor, ya?" kata Hijikata dan Mitsuba mengangguk. "Ayo."
Mitsuba bersenandung riang seraya mengikuti Hijikata menuju motor besarnya. Hijikata menyalakan motornya, membuat Mitsuba tertegun.
"Wah, ini keren sekali," ucap Mitsuba dengan penuh kekaguman.
Hijikata duduk di atas motor dan menoleh pada Mitsuba. "Ayo."
Mitsuba langsung duduk di kursi penumpang. Keduanya pun pergi menuju supermarket untuk membeli es krim.
Sesampainya di supermarket, Mitsuba dan Hijikata membeli enam buah es krim. Dua dimakan secara langsung, dan sisanya untuk disimpan di dalam lemari es di rumah Okita. Mereka pun kembali ke rumah dengan cepat.
"Wah, seru sekali! Aku jadi ingin belajar mengendarai motor besar!" ujar Mitsuba seraya masuk ke dalam rumah.
"Tidak boleh," kata Hijikata. "Kamu naik sepeda saja."
"Ih, kenapa?"
"Berbahaya. Motor besar kan berat."
"Jadi, kamu tidak mau mengajariku?"
"Mau. Tapi tidak sekarang."
"Tidak masalah."
Mitsuba berjalan menuju ruang keluarga diikuti Hijikata. Keduanya duduk di teras yang menghadap ke halaman rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After War
FanfictionUsai perang, kehidupan para pahlawan yang telah memberikan Edo kehidupan punya jalan mereka masing-masing. Hijikata dan Sougo, misalnya, yang akan menikahi orang yang mereka cintai.