Hijikata membuka matanya. Jam weker di kamarnya menunjukkan pukul 07.34. Hijikata bangun, menguap, dan meregangkan tubuhnya.
"Oh," Hijikata sadar bahwa dia belum bilang pada Mitsuba kalau dia akan pergi sebentar siang ini.
Hijikata meraih telepon genggamnya dan menelepon seseorang.
"Selamat pagi, Fukucho! Ada yang bisa kubantu?" Sasaki menjawab telepon Hijikata.
"Sasaki, antarkan motorku. Aku ada urusan keluar sebentar," ucap Hijikata.
"Sekarang?"
"Tahun depan setelah Kondou-san disunat. Nanti saja sekitar pukul 12.00."
"Segera menuju ke sana, Fukucho!" dan Hijikata mematikan telepon.
Hijikata bergegas keluar kamar menuju ruang keluarga. Mitsuba duduk di samping meja makan sambil menenggak segelas susu.
"Oh, selamat pagi, Toshi-san," Mitsuba menyapa Hijikata. "Sarapannya sebentar lagi siap, ya. Aku membuat bubur."
"Ah, iya, Mitsuba-san, terima kasih," Hijikata duduk di samping Mitsuba. "Um, aku mau minta izin."
"Eh? Minta izin apa?"
"Nanti siang, aku mau keluar sebentar. Aku mau bertemu seseorang," kata Hijikata. "Um... Aku mau bertemu Sasaki."
"Oh, silakan, Toshi-san. Kenapa harus minta izin?"
"Aku tinggal di rumahmu untuk sementara waktu. Tidak ada salahnya kalau aku minta izin padamu, kan?"
"Tidak apa-apa, Hijikata. Silakan saja."
"Terima kasih, Mitsuba-san."
Mitsuba tersenyum. "Mau susu?"
***
Hijikata menenggak susuk dengan rokok yang sudah terbakar di tangan kanannya. Seperti biasa, Hijikata mencampur susunya dengan mayonnaise.
"Kamu tidak jijik dengan susu campur mayonnaise, Mitsuba-san?" tanya Hijikata.
Mitsuba yang sejak tadi menonton televisi menggeleng seraya menatap Hijikata. "Tentu saja tidak. Itu kan makanan favoritmu."
Wajah Hijikata memerah. Sampai saat ini, hanya Mitsuba yang tidak jijik saat Hijikata mencampur makanannya dengan mayonnaise.
"Kamu mau kemana hari ini, Mitsuba-san?" tanya Hijikata.
"Tidak kemana-mana. Sou-chan kan, mau ke rumah."
"Dia makan siang di sini saja untuk menemanimu."
"Kelihatannya begitu. Sudah lama Sou-chan tidak makan di rumah."
"Nanti malam kan dia juga datang lagi bersama Kagura untuk makan malam di sini."
"Iya. Bagaimana kalau nanti malam kita makan shabu-shabu?"
"Ide bagus. Aku sudah lama tidak makan shabu-shabu."
"Aku boleh titip untuk dibelikan shitake? Aku lupa beli kemarin."
"Tentu saja, Mitsuba-san. Boleh."
"Terima kasih, Toshi-san."
Keduanya berbincang hingga tertawa-tawa sampai Mitsuba ingat dengan bubur yang sedang dia masak.
"Kamu mandi dulu, Toshi-san. Buburnya sudah matang," kata Mitsuba sambil beranjak.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After War
FanfictionUsai perang, kehidupan para pahlawan yang telah memberikan Edo kehidupan punya jalan mereka masing-masing. Hijikata dan Sougo, misalnya, yang akan menikahi orang yang mereka cintai.