0+5

2K 215 4
                                    

Dahyun mencuci piring dengan semangat. Ia berhasil membujuk abangnya untuk kerja part time. Ia merasa iba pada abangnya yang selalu menutupi utang orang tuanya tanpa Dahyun ketahui. Sekarang Dahyun bisa membantu abangnya.

"Dahyun, masih banyak piringnya?" Tanya seorang wanita muda dengan wajah yang luar biasa cantik.

"Oh! Sedikit lagi boss!" Jawab Dahyun.

"Yaudah, aku pulang ya? Jangan lupa kunci semuanya! Bye!"

Dahyun tersenyum sambil mengacungkannya jempolnya yang tertutup sarung tangan karet.

Setelah selesai berkerja, Dahyun berjalan melewati minimarket 24 jam. Ia membeli susu coklat hangat dan mie instan.

"Eh lu masih ngarepin Wonu, yeon?" Kata perempuan berambut panjang terlihat sangat feminim.

Mendengar nama pacarnya disebut membuatnya penasaran dengan percakapan tiga anak perempuan di depannya dengan seragam yang sama dengannya. Memang minimarket itu tidak berjarak terlalu jauh dari sekolah jadi wajar bila anak sekolahnya berkeliaran disana.

"Ya lah! Gue sayang banget sama dia! Tapi dia judes kuadrat sama gue!"

"Udahlah, nyerah aja..."Kata anak perempuan yang lain sambil menyeruput minuman merah.

"Ga bakalan! Tekad gue udah bulat! Gue, Im Nayeon, harus bisa dapet Wonu!" Kata cewek itu dengan semangat.

Nayeon? Bukannya itu nama yang disebut Dokyeom tempo hari? Dahyun semakin penasaran dan melihat kumpulan cewek itu.

Mereka sangat cantik.
Mungkin merekalah ulzzang yang dimaksud orang-orang. Wonunya didekati gadis-gadis cantik seperti ini?

"Ck!" Dahyun tanpa sengaja berdecak kesal yang terdengar salah satu dari mereka.

"Loh? Itu pacarnya Wonwoo kan?" Katanya menunjuk Dahyun yang tengah menatap mereka.

Deg!

Tiba-tiba yang bernama gadis yang bernama Im Nayeon itu menghampiri Dahyun.

"Oh ini... Kebetulan banget ya!

Ekhm!
Gini,

Gue cuma mau bilang kalo Wonwoo itu punya gue! Jadi mendingan lo mundur daripada lo harus keluar dari sekolah!" Kata Nayeon mendorong bahu Dahyun sedikit sambil tersenyum.

Dahyun merasa tidak terima langsung bangkit dan menatap Nayeon penuh amarah.

"Maaf ya. Lo siapa? Lo sama sekali ga berhak buat ngatur gue!" Tegas Dahyun.

"Wah sok banget ni anak! Hm, gini aja! Kita taruhan! Kita liat Wonwoo lebih milih siapa! Gimana?" Cetus Nayeon.

"Taruhan?"

"Ya! Kalo lo menang, gue ga akan ganggu lo sama Wonwoo. Tapi kalo gue menang, rapihin semua barang lo, lo keluar dari sekolah dan say bye to dear Wonwoo!" Jelas Nayeon sambil tersenyum licik.

Dahyun yang mendengar kalimat barusan merasa terbakar.

"Lo bilang sayang sama Wonwoo tapi lo sendiri perlakuin dia kayak barang?!"

"Hah?!" Pekik Nayeon terkaget.

"Lagipula kalau taruhan, kita berdua udah tau siapa yang Wonwoo pilih, yang jelas bukan tante-tante genit bau kembang tujuh rupa!" Tegas Dahyun tersenyum menang.

"Apa!?!" Nayeon mengepal tangannya kuat.

"Merasa, huh?" Ejek Dahyun.

Nayeon mulai mendidih lalu menjambak rambut Dahyun dengan brutal. Dahyun yang kaget berusaha melepaskan diri namun Nayeon terus menariknya ke bawah. Kedua teman Nayeon pun tidak tinggal diam, mereka menahan tangan Dahyun yang memberontak.

"Mending lo yang mundur! Lo ga pantes dapet Wonwoo! Lo cuma cewek miskin! Ngerti ga?!" Kata Nayeon masih menjambak Dahyun.

Dahyun merasakan amarahnya yang langsung berubah menjadi rasa sesak. Nayeon benar, dia cuma orang miskin. Ia berusaha dengan kuat untuk menahan tangisnya. Ia tidak boleh terlihat lemah di depan perempuan seperti Nayeon.

"Wah! Kayaknya saya harus lapor polisi nih!"

Ketiga perempuan itu dan Dahyun langsung menengok ke sumber suara.

"Siapa lu!?"

"Vernon?" Potong Dahyun.

Mereka hanya saling bertukar tatapan bingung.

"Melakukan tindak kekerasan di muka umum bersama-sama bisa dijerat pasal 170 KUHP, jadi masih mau jambak rambut temen saya?" Tegas Vernon mendekati Nayeon.

"Ck!" Nayeon melepas tangannya lalu memberi kode pada kedua temannya untuk pergi.

"Dasar basic bitch. Lu gapap-"

Grep!

"Makasih Vernon! Makasih!" Tangis Dahyun sambil memeluk Vernon. Pertahanannya runtuh, ia tidak bisa menahan rasa sedihnya.

Vernon masih kaget namun mencoba untuk paham. Dahyun diserang tiga orang sekaligus bukan? Pasti ia sangat kaget dan kesakitan. Vernon membalas pelukan Dahyun.y

"Ayo gua anter lo pulang."

•Mine•

Multimedia : Vernon Choi

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang