Dahyun datang pagi seperti biasanya. Yang berbeda adalah Chaeyoung yang biasanya membaca komiknya malah asik bermain dengan ponselnya.
"Ekhm! Bagus ya, temen dateng kalah sama handphone!"
Chaeyoung baru menyadari keberadaan Dahyun langsung mengalihkan pandangan dari ponselnya lalu tersenyum kikuk.
"Eh Day! Tau ga si?!" Pengalihan topik oleh Chaeyoung.
"Ga tau..." Kata Dahyun mengobrak-abrik tasnya.
Chaeyoung menepuk dahinya kesal.
"Kan gue belom ngomong kutil!"
"Yaudah, apaan dah?" Kata Dahyun sambil mengeluarkan buku dari tasnya.
"Vernon! Anak kelas 10-5 babak belur parah banget! Kasian deh!" Kata Chaeyoung sambil menunjukan foto Vernon terbujur kaku di rumah sakit.
Dahyun membelalakan matanya. Rasanya baru kemarin ia pulang bersama Vernon.
Tiba-tiba tubuh Dahyun menegang, apakah ini hal yang sama seperti waktu itu?
Dahyun langsung bangkit dan berlari keluar kelas.
"Woi bantet! Lu mau kemana?!" Teriak Chaeyoung tetapi Dahyun sudah jauh.
Dahyun masih berlari menyusuri lorong sekolah yang sangat ramai. Pikirannya sudah melayang-layang dan sangat kusut. Tentu saja karena lelakinya, Jeon Wonwoo.
Ia sudah sampai di depan kelas Wonwoo lalu masuk dengan nafas berburu. Belum sempat mengatur nafas, ia dari jauh sudah disuguhkan pemandangan Yeonwoo bersandar di bahu Wonwoo yang sedang main game.
Sesak. Kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan dirinya.
Ia tetap menahan air matanya dan mencoba menghampiri kekasihnya itu.
"Won..."
Si pemilik nama mendongak sedangkan Yeonwoo melemparkan tatapan tidak suka pada Dahyun.
"Kenapa lu kesini?" Kata Wonwoo menatap Dahyun dan masih membiarkan Yeonwoo tetap bersandar di bahunya seolah tidak terganggu.
"Vernon... itu karena lu kan?" Kata Dahyun mengepal tangannya berusaha menahan tangis.
Wonwoo langsung menatapnya remeh.
"Bravo! Ternyata lu beneran selingkuhkan sama bajingan itu!" Bentak Wonwoo masih dalam posisinya.
Dahyun benar-benar tidak mengerti. Siapa yang selingkuh? Ia tidak selingkuh! Justru Wonwoo yang menunjukan adegan perselingkuhan di depan matanya.
"Gue ga ngerti sama jalan pikiran lu Won." Lirih Dahyun lalu pergi meninggalkan Wonwoo.
Dahyun berlari menjauhi kelas Wonwoo. Ia benar-benar sudah lelah, air matanya sudah tidak terbendung lagi.
BRUK!
"Ups! Upik abunya jatoh deh..."
Seseorang menyelengkatnya. Dahyun terjatuh dengan keras. Selain itu, ia juga mengenali suara itu.
Im Nayeon.
"Kasian deh ya udah ditolak mentah-mentah masih aja kepedean!" Cibir gadis itu sambil memainkan rambutnya.
Tiba-tiba tangan kekar menarik bahu Nayeon lalu mendorongnya ke tembok.
"Akh- Eh Wo... Won... Wonu?" Kata Nayeon terbata ketika melihat Wonwoo menatapnya dengan tatapan membunuh.
"Barusan lu ngapain?"
Nayeon menenggak ludah, lututnya gemetar, ia takut melihat tatapan Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
FanfictionCinta bisa menjadi menyeramkan jika itu menjadi sebuah obsesi KDHxJWW was : #1 dahyun 170719