0+8 (Yeonwoo's thing)

2.1K 183 6
                                    

Kelas 12-3

Tidak ada guru yang hadir dalam kelas itu sehingga kelas menjadi sangat ramai.

"Guys! Aku bagiin kertas ulangan matematika ya!" Teriak Yeonwoo.

"Iya Princess!"

"Boleh sayang!"

"Ga sekalian bagiin perasaan kamu juga?"

"Najis bego lu!"

Yeonwoo hanya tersenyum meskipun sebenarnya ia selalu merinding dan jijik mendengar semua sanjungan dari teman lawan jenisnya.

"Chungha, 89. Woozi, 87. Jungpil 63." Ujar Yeonwoo sambil membagikan tiap lembarnya.

"Hoshi?"

"Gua!" Kata Hoshi yang duduk di samping Wonwoo.

"70!" Kata Yeonwoo langsung menggebrak meja Hoshi dengan hasil ulangan menjadi alasnya.

"Santai woy, dasar cacing pipih!" Umpat Hoshi yang dibalas tatapan elang oleh Yeonwoo.

Ketika ia melihat nama Wonwoo di kertas lembar itu Yeonwoo langsung tersenyum. Yeonwoo menghampiri   pemilik kertas itu.

Ia memeluk Wonwoo dari belakang lalu menunjukan nilainya.

"Wonu, 100... Wonuku emang jenius!" Kata Yeonwoo manja.

Wonwoo merasa risih dengan Yeonwoo mendorongnya pelan agar menjauh dan melepaskan pelukannya.

"Ck! Kamu kenapa sih Won! Kamu berubah tau ga?!" Kesal Yeonwoo sambil berkacak pinggang.

Wonwoo hanya menatap Yeonwoo tak acuh lalu fokus lagi pada video gamenya. Peduli apa dia dengan kalimat yang selalu ia dengar jika menolak kontak fisik dengan Yeonwoo.

"Ini pasti karena cewek baru puber yang sok cantik itu ya?! Sadar dong Won! Apa bagusnya coba dia?!" Bentak Yeonwoo pada Wonwoo karena masih tidak acuh padanya.

Wonwoo langsung bangkit lalu menatap Yeonwoo tajam. Yeonwoo membalas tatapan Wonwoo tak kalah tajamnya.

"Namanya Jeon Dahyun." Kata Wonwoo masih menatap tajam Yeonwoo lalu pergi.

Yeonwoo terbelalak dengan kalimat singkat Wonwoo. Ia sebenarnya tahu betul bahwa perempuan itu bermarga Kim.
Apakah Wonwoo benar-benar melupakannya?

Wonwoo berhenti sejenak.
"Satu lagi, jangan pernah berpikir kalau lu lebih baik." Ujarnya tanpa menoleh lalu berjalan keluar kelas.

"Satu-kosong, indahnya pertikaian..." Ujar Hoshi melihat kearah Yeonwoo dan punggung Wonwoo yang semakin jauh.

•Mine•

Slide and Play the song🎵

Yeonwoo berusaha berusaha menenangkan dirinya di atas ranjang besarnya. Ia resah, takut, pikirannya kalut. Ia menangis lagi mengingat kebodohannya di masa lalu.

Benar, penyesalan selalu berada diakhir. Menghantui pikiran, menggentayangi jiwa, menghancurkan hati, merusak raga, begitu cara kerjanya.

Memorinya dengan cinta pertamanya terus berputar berulang kali layaknya kaset rusak.

Ia meraih kotak berwarna merah muda diatas meja lampu tidurnya. Ia membuka kotak yang menjadi obat rindunya ketika mulai merasa kehilangan orang terkasihnya.

Terdapat banyak benda yang memiliki untaian cerita yang bisa membuat Yeonwoo tersenyum.

Ia mengambil sebuah plester luka yang sudah usang. Ia mengusapnya lalu tersenyum sendu.

"Won, kamu ingat hari pertama masuk playgroup? Aku jatuh dari sepeda, yang luka aku tapi malah kamu yang nangis sambil nempelin plester ini?" Cerita Yeonwoo seolah ada Wonwoo yang mendengarkan ceritanya.

Ia tersenyum masam melihat keadaannya. Ia mengamati beberapa foto polaroid di kotak itu.

Foto mereka tertawa lepas,
Foto Wonwoo merangkul Yeonwoo,
Foto mereka berlumuran tepung dan whipcream,
Foto mereka menggunakan kostum aneh,
Foto Wonwoo menatap Yeonwoo yang sedang tertawa,
Foto Yeonwoo memeluk Wonwoo,
dan masih banyak momen bahagia yang mereka lewati bersama.

Yang membuat Yeonwoo berusaha mengingat kapan terakhir kali Wonwoo tersenyum bersamanya.

Sudah lama sekali.

"Ini baru tahun lalu Won, sekarang kamu malah pergi sama cewek itu?" Mata Yeonwoo sudah berair lagi sambil mengusap polaroid itu.

"Hiks... Ga! Kamu gapernah pergi! Mau gimanapun juga ini tetap salahku kan Won? Aku yang jahatkan?" Isak Yeonwoo sambil memandangi tiap benda dalam kotak itu.

Ia merutuki dirinya sendiri, ia sangat bodoh dan marah pada dirinya pada masa itu. Meninggalkan Wonwoo dan beralih pada lelaki yang mencintai hartanya? Yeonwoo dulu pasti sangat gila dan buta.

Ia mematahkan hati Wonwoo dan lihat, saat ini dia mematahkan hatinya sendiri.

Sekarang Yeonwoo hanya bisa cemburu melihat betapa beruntungnya Dahyun memiliki pria seperti Wonwoo.

'Oh jadi kamu menyerah Yeonwoo?'

Yeonwoo meremas lengannya kuat. "Tidak, jangan sekarang!" Katanya memejamkan matanya lalu mendengus kasar.

'Kamu cinta pertama Wonwoo, bukan Dahyun!'

Suara itu terus menggema, memenuhi pikirannya membuatnya menggertakan rahangnya.

'Kamu membiarkan dirimu hancur sama saja membiarkan mereka bahagia! Sadarlah, mereka mengecapmu jahat!'

Yeonwoo terus mengumpat berharap suara iblis yang mengganggu kesepiannya pergi.

'Dahyun bukan siapa-siapa! Dia orang asing yang masuk ke hubungan kalian!'

"Berhenti sialan!" Bentak Yeonwoo menutupi telinganya.

'Kalau sudah terlanjur basah, sekalian saja menyelam.'

Yeonwoo pasrah suara diotaknya semakin masuk akal menurutnya. Ia menarik nafasnya, membuang segala rasa bersalahnya lewat hembusan berat.



"Baiklah, aku penjahatnya."



•Mine•

Multimedia : Lee Yeonwoo
Song: Does She Know - Astrid S

Multimedia : Lee YeonwooSong: Does She Know - Astrid S

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huwe Wifi hilang seharian is ga bagus u kno

🖤 Hyo

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang