Dahyun kaget melihat wanita itu begitu pula dengan Wonwoo.
"Ck! Mabok lagi?" Ujar Wonwoo sambil menahan perempuan itu.
"Ga! Masih sadar! Masih sadar seratus persen!" Bentak perempuan itu.
Wonwoo melepaskan diri dari pelukan perempuan itu. Melihat wajahnya yang yang sayu dan pucat membuat Wonwoo makin yakin jika perempuan ini mabuk berat.
"Jungsoo!" Panggil Wonwoo.
Seseorang lelaki berbadan besar datang ke arah mereka.
"Ada apa tuan muda?"
Wonwoo memberikan perempuan itu pada Jungsoo. "Bawa dia ke kamar, suruh Mirae gantiin bajunya."
Jungsoo mengangguk paham lalu menggendong perempuan itu.
Dahyun yang melihat semua itu hanya larut dalam pikirannya sendiri. Ia sudah lelah bertanya 'siapa perempuan itu?' pada dirinya sendiri.
"Ayo." Ajak Wonwoo sambil menarik tangan Dahyun.
"Kemana?"
Wonwoo tidak menjawab. Dahyun hanya pasrah mengikuti Wonwoo yang menariknya menyusuri lorong berbalut marmer. Ketika sampai pada sebuah pintu Wonwoo menempelkan jarinya pada sebuah layar yang Dahyun yakini untuk memindai sidik jari.
"Sini jari lu."
Dahyun memberikan tangannya, lalu Wonwoo menempelkan jarinya pada layar itu.
"Selesai, lu bisa masuk ke ruangan ini kapan aja."
Dahyun hanya mengangguk meskipun sebenarnya ia bingung.
Ting!
Setelah itu pintu geser itu terbuka dan terlihat ruang besar dengan banyak buku yang tidak akan habis dibaca di dalamnya. Dahyun lagi-lagi kagum dengan yang ia lihat.Wonwoo masuk terlebih dahulu lalu Dahyun membuntutinya.
Hening.
Wonwoo memilih mencari buku sedangkan Dahyun duduk di bantal kecil.
"Apa harus nanya siapa cewek tadi?" Batin Dahyun.
Ya, Dahyun masih penasaran dengan perempuan tadi. Dari caranya memeluk Wonwoo dan perhatian kecil yang Wonwoo berikan pasti mereka dekat sekali.
"Kenapa lu diem?" Tanya Wonwoo yang tiba-tiba duduk di samping Dahyun.
Dahyun hanya menggelengkan kepalanya yang membuat Wonwoo menghela nafasnya.
"Gua cuma mau lu jujur... Apa sesusah itu?" Kata Wonwoo mengusap kepala Dahyun yang merasa bersalah.
Dahyun masih bungkam, kenapa ia jadi sekeras ini ketika Wonwoo selembut ini?
"Oke, lu mau sendiri." Ketika Wonwoo beranjak pergi Dahyun menahan tangan lelaki itu.
"Gu-gue takut lo pergi..." Kata Dahyun terbata.
Wonwoo menatap tangan berbalut perban itu. "Gua gaakan pergi."
Dahyun menarik nafasnya.
"Kenapa harus gue Won? Dari semua cewek yang berusaha ngejar lo? Dari semua cewek sempurna yang suka sama lo?"Wonwoo masih diam berusaha menjadi pendengar yang baik.
"Kenapa bukan Yeonwoo? Kenapa bukan Nayeon? Kenapa bukan mereka yang jauh lebih cantik dari gue? Kenapa...
Hhh...
Apa gue pantas?" Kata Dahyun menghela nafasnya.
Wonwoo tersenyum melihat kekasihnya itu.
"Entah, gua juga gatau. Jangan tanya gua.""Ma-maksudnya?" Dahyun terbelalak kaget serta bingung.
Wonwoo kembali menatap Dahyun.
"Gatau kenapa lo yang diem disana bisa semenarik itu.Gatau kenapa lo yang ketawa lepas bisa seindah itu.
Gatau kenapa lo yang ngehantuin pikiran gua setiap malem sampai gua gabisa tidur.
Gua bener-bener ga tau Hyun!" Jawab Wonwoo yang terlihat bingung dengan tuturannya sendiri.
Dahyun tidak tahu harus berkata apa. Ia rasa jantungnya yang berdebar kencang menjadi jawabannya.
"Pantas?
Lo sempurna." Akhir Wonwoo.Dahyun memajukan badannya, ia memegang bahu Wonwoo sebagai tumpuan lalu menyatukan bibirnya dengan Wonwoo perlahan. Dahyun melepaskan bibirnya lalu menunduk malu dengan pipinya yang merah.
"Ma-maaf..."
Wonwoo benar-benar tidak bisa menahan senyumnya. Dahyun terlihat begitu manis di matanya. Dahyun yang menciumnya terlebih dahulu tapi dia juga yang malu-malu.
"Kenapa?" Tanya Wonwoo sambil merapihkan anak rambut Dahyun.
Dahyun menggeleng masih enggan menatap Wonwoo, ia menundukan kepalanya, tangannya tetap masih berada di bahu Wonwoo.
"Udah mulai berani ya." Goda Wonwoo.
Dahyun mengangkat kepalanya karena ingin menyangkal Wonwoo. Namun, Wonwoo malah menyumpal bibir Dahyun dengan bibirnya. Dahyun menerjapkan matanya berkali-kali. Wonwoo memagut bibir Dahyun lembut sehingga Dahyun ikut memejamkan matanya.
Ia mengeratkan pegangannya pada bahu Wonwoo, sedangkan Wonwoo menahan punggung dan pinggang gadis itu.
Ciuman itu semakin dalam sehingga ciuman turun ke leher, Dahyun memberikan akses untuk Wonwoo, sensasi menyengat mengalir keseluruh tubuhnya.
Wonwoo kembali keatas mereka saling bertatapan. Mereka saling merasakan sapuan nafas berat di wajah. Wonwoo kembali memanggut bibir Dahyun. Dahyun yang kesulitan mengimbanginya yang meremas jas Wonwoo.
"Hhh... Wonh..." Dahyun kehabisan nafas sehingga ia memukul dada Wonwoo pelan.
Wonwoo melepaskan ciumannya lalu menatap Dahyun yang memerah. Ia juga yakin hal itu terjadi padanya karena ia merasakan hawa panas di sekelilingnya.
"Impas."
"I-impas...?" Tanya Dahyun masih mengendalikan nafasnya.
Wonwoo mengangguk sambil terkekeh.
Ting!
"Kalian ngapain?"
•Mine•
Nulis apa si saya...
🖤Hyo
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
FanfictionCinta bisa menjadi menyeramkan jika itu menjadi sebuah obsesi KDHxJWW was : #1 dahyun 170719