Saat ini Yoongi tengah duduk di atas sofa sambil bersedekap. Menatap lelaki yang tengah duduk dibawah penuh selidik.
Ya, Jeon Wonwoo untuk pertama kali bersimpuh layaknya babu.
"Lo pacarnya Dahyun?" Tanya Yoongi dingin.
"Iya." Jawab Wonwoo tak kalah dingin.
Demi apapun, Dahyun benar-benar tidak asing dengan suasana ini. Abangnya yang galak dan dingin dan Wonwoo yang sarkastik dan dingin.
Dan keduanya sepertinya tidak mau mencair, jadi ujung dari masalah ini tidak jelas.
Dahyun jadi pusing.
"Tonjokan lu keras juga." Sambung Yoongi.
Wonwoo akhirnya berani mengadah, "Hah?"
"Lo gua restuin, jangan diapa-apain adek gua!" Ucap Yoongi final kemudian bangkit dari sofa.
Setelah Yoongi menghilang ke arah dapur Wonwoo menatap Dahyun yang mengepalkan tangan di udara menyemangati Wonwoo.
"Gimana?" Tanya Dahyun.
Wonwoo tidak menjawab apa-apa namun tiba-tiba ambruk ke lantai.
"Gila serem banget abang lu..."
Dahyun tidak mampu menahan tawanya, suara tawa Kim Dahyun langsung menggelegar seantero rumah.
"Tadi aja pas nonjok abang gue galak banget lo! Sekarang lembek kayak jeli!" Ledek Dahyun.
Wonwoo diam menerima celaan Dahyun. Sebenarnya kalau Yoongi bukan abangnya Dahyun, dia dipastikan akan habis tadi. Tetapi karena dia adalah keluarga Dahyun satu-satunya Wonwoo tidak akan melakukan itu.
"Sini Won, duduk di sofa! Masuk angin ntar kalo duduk di lantai!" Perintah Dahyun yang langsung dituruti lelaki Jeon itu.
Wonwoo sekarang duduk di samping Dahyun. Memperhatikan wajah kekasihnya, jujur saja, Wonwoo rindu.
"Hyun."
"Hm?"
Atensi Dahyun sekarang penuh pada Wonwoo, menunggu kalimat yang di gantung oleh lelaki tampan itu.
"Selamat keluar dari rumah sakit." Ujar Wonwoo.
Dahyun tersenyum senang, "Makasih, gue seneng kita udah bisa ngobrol kayak gini lagi." Katanya sambil menggenggam tangan Wonwoo.
Wonwoo itu tersenyum. Kalau saja ini bukan di rumah Dahyun, ia pasti sudah mencium gadis itu. Namun sialnya, ia harus menahan dirinya.
Dahyun tiba-tiba melepaskan genggamannya, lalu fokus pada lebam di dahi Wonwoo.
"Bogeman abang gue keras banget ya?" Tanya Dahyun.
Wonwoo mengangguk, "Lumayan."
"Ih! Bukan lumayan lagi ini mah kalo biru begini!" Pekik gadis itu sambil mengusap dahi Wonwoo.
Wonwoo menatap mata Dahyun. Gadis itu sadar bahwa Wonwoo menatapnya dalam, namun ia sudah biasa dan membiarkan hal itu.
Mereka terlarut dalam suasana hingga tak sadar jarak antara wajah mereka mulai menipis dan terus menipis.
"DAHYOOOOOOOOON!" Teriak Yoongi dari dapur.
Dahyun buru-buru bangkit dari sofa lalu menghampiri. Gadis itu terkekeh ketika mendengar decakan kesal dari Wonwoo.
"Kenapa bang?"
Yoongi memberi kode agar Dahyun mendekat, "Sini abang bisikin."
"Ya elah, kayak anak gadis aja ini orang tua!" Namun Dahyun tetap menurut sambil menghampiri abangnya.
"Cowok lu kuat banget! Mukul abang sampe bonyok! Kurang ajar tu bocah!"
Dahyun hendak tertawa namun dengan sigap Yoongi membekap mulutnya.
"Tapi cara dia ngejagain lu, abang suka."
Dahyun mengangguk bangga, tentu saja dia yang melatih singa menjadi kucing itu.
"Tapi kalo sekalinya dia bikin Dahyun nangis, jangan harap dia bisa jalan."
Dahyun kembali mengangguk, seram juga abangnya.
Ketika hendak membisikan Dahyun kalimat selanjutnya bel rumah mereka menginterupsi.
"Ada tamu ya bang?"
"Ga tau, ayo liat ke depan!"
Dahyun mengangguk sambil membuntuti abangnya. Wonwoo yang melihat keduanya berjalan ke arah pintu ikut bangkit, membuntuti Dahyun.
"Selamat pagi, cari siapa ya?" Tanya Yoongi.
Perempuan di hadapannya tersenyum manis, "Apa benar ini kediaman Kim Yoongin dan Kim Dahyun?"
"LO NGAPAIN DI SINI?!"
•Mine•
mau tamat nih bau baunya hehe!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
FanfictionCinta bisa menjadi menyeramkan jika itu menjadi sebuah obsesi KDHxJWW was : #1 dahyun 170719