Lelaki dengan surai keemasan itu berlari dengan gadis bertubuh mungil itu di tangannya. Ia menyusuri lorong beraroma obat-obatan itu dengan nafas menggebu. Darah yang keluar dari hidung gadis itu membuat lelaki itu enggan berhenti berlari.
"Nak! Tenang! Hei! Jangan tergesa-gesa!" Hadang perawat dengan pakaian putih.
Beberapa perawat itu langsung menghampiri Vernon lalu melihat Dahyun yang terlihat sangat pucat.
"Bawa dia ke ruang gawat darurat! Dia berdarah! Dia butuh pertolongan! Cepat!" Racau Vernon ketika perawat membawa Dahyun pergi.
"Baik, sekarang tenangkan dirimu nak!" Kata salah seorang perawat sambil menuntun Vernon duduk.
•Mine•
"Woi! Wonu!"
Pemilik nama langsung membalikan badannya. "Kenapa?"
Dokyeom dan Jihyo mengatur nafas mereka setelah berlari.
Dokyeom mencoba bicara namun terengah."Hah... Anuh... Ituh..."
"Apa?" Tanya Wonwoo sambil mengerutkan keningnya.
"Ituh... Sih... Dahyunh..."
"Kenapa Dahyun?!" Ujar Wonwoo sambil mencengkram bahu Dokyeom.
Dokyeom yang kaget bercampur takut, sulit melanjutkan kalimatnya.
"Kenapa dia?!" Kali ini cengkraman Wonwoo lebih kuat dari sebelumnya hingga Dokyeom sedikit meringis.
Jihyo menahan tangan Wonwoo sehingga sang empunya menatapnya.
"Dahyun masuk rumah sakit kak!"
Wonwoo melepaskan tangannya berbarengan dengan pukulan kuat di dadanya yang membuatnya sangat sesak. Ia hanya menunduk karena tiba-tiba seluruh kepalanya hanya berputar.
"Cewek lemah." Celetuk Yeonwoo yang sedari tadi hanya menonton.
Wonwoo langsung menatapnya dengan tatapan membunuh. Dan untuk yang pertama kalinya Yeonwoo tidak dapat membalas tatapan itu karena rasa takut yang menyelimuti dirinya.
Ketika Wonwoo hendak menghampiri Yeonwoo, Jihyo kembali menghentikan perbuatan yang pasti akan brutal dari Wonwoo.
"Lebih baik kita ke rumah sakit, daripada ngurusin cewek yang ga punya malu disini!" Sinis Jihyo.
"Couldn't agree more, sayang!" Timpal Dokyeom.
Setelah itu mereka bertiga pergi meninggalkan Yeonwoo yang masih melindungi kepalanya.
•Mine•
Wonwoo hanya menatap butiran air yang memantulkan cahaya dari lampung mobil dari balik kaca mobil Dokyeom. Apa ia gagal? Ia yang membuat janji pada dirinya sendiri akan menjaga Dahyun. Apa ia mengingkari janjinya?
"Masih lama ga sih?" Tanya Jihyo pada Dokyeom.
Dokyeom melihat layar ponselnya. "Lama banget, warnanya merah tua. Mending kamu tidur..." Kata Dokyeom sambil menepuk kepala Jihyo.
Jihyo pun hanya mengangguk lalu mencari posisi yang nyaman.
Suara seatbelt yang terbuka membuat Dokyeom menoleh kebelakang begitu pula dengan Jihyo yang terbangun lagi. Mereka mandapati Wonwoo yang sedang mengenakan hoodienya lalu memasang tudungnya.
"Mau ngapain lu?"
"Gua harus ketemu Dahyun secepatnya." Kata Wonwoo sambil membuka pintu mobil itu.
"Masih jauh banget Won! Terus juga hujan de-" Kalimat Dokyeom terpotong karena Jihyo menggenggam tangannya.
Jihyo memberikan tatapan yang meyakinkan Dokyeom bahwa itu adalah hal yang harus dilakukan. Dokyeom pun mengangguk paham.
Wonwoo berlari menerjang hujan yang sepertinya membencinya. Air hujan itu turun semakin banyak seolah memukuli Wonwoo karena perbuatan jahatnya.
Ini hal yang harusnya ia lakukan ketika ia dan Dahyun bertengkar saat itu. Berlari mengejar gadisnya yang terluka.
"Makasih..."
"Untuk apa?"
"Semuanya..."
Semua memorinya dengan gadis lugu itu terus terulang layaknya kaset rusak di pikirannya. Iya, hanya Dahyun yang memenuhi setiap inci otaknya.
Langit yang mulai menggelap serta hujan yang semakin deras tidak membuat Wonwoo berhenti berlari karena ia sudah melihat logo menyala dari rumah sakit yang dimaksud.
Ketika ia sudah memasuki gedung itu ia menstabilkan nafasnya yang benar-benar cepat. Ia melihat temannya dan teman gadisnya itu sedang duduk di salah satu bangku tunggu.
"Hoshi..." Panggil Wonwoo.
Bukan hanya Hoshi yang menoleh tetapi gadis kecil yang sedang terisak itu juga ikut mengadahkan kepalanya.
Chaeyoung menghapus airmatanya kasar lalu langsung menghampiri Wonwoo diikuti dengan Hoshi.
PLAK!
"Itu untuk Dahyun! Lo pantes dapet lebih parah dari itu kak! Ini semua salah lo!" Bentak Chaeyoung sambil menangis.
Wonwoo hanya memandangi Chaeyoung yang sedang meronta karena Hoshi berusaha menenangkannya. Ia mengabaikan pipi kanannya yang rasanya seperti tersetrum.
"Dahyun, dia di lantai 4 Won! Ruang 415" Kata Hoshi disela menahan amukan Chaeyoung.
Wonwoo menggukan kepalanya lalu bergegas menaiki tangga.
"Jangan biarin orang jahat itu ketemu Dahyun!" Teriak Chaeyoung yang terdengar sangat kuat Wonwoo meskipun ia sudah ada di lantai kedua.
Melihat sikap Chaeyoung membuatnya semakin khawatir dengan keadaan kekasihnya.
Wonwoo kembali menaiki tiap anak tangga dengan terburu-buru hingga akhirnya sampai ke lantai empat. Ia sudah ada di depan ruang 415 lalu ia masuk dengan perlahan ke ruangan itu.
Wonwoo mendapati gadis yang sangat ia rindukan berbaring lemas dengan mata yang tertutup.
•Mine•
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
FanfictionCinta bisa menjadi menyeramkan jika itu menjadi sebuah obsesi KDHxJWW was : #1 dahyun 170719